Sukses

Kabar Gembira, Harga Pangan Dunia Mulai Turun di 2024

Lonjakan harga pangan di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai titik terendahnya tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Lonjakan harga pangan di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai titik terendahnya tahun ini.

Dikutip dari CNBC International, Selasa (23/4/2024) Oxford Economics dalam catatan terbarunya mengungkapkan, harga pangan global diperkirakan akan turun pada tahun 2024, sehingga memberikan sedikit kelegaan bagi pembeli.

“Perkiraan dasar kami adalah harga komoditas pangan dunia akan mencatat penurunan tahunan tahun ini, sehingga mengurangi tekanan pada harga eceran pangan di sektor hilir,” tulis Oxford Economics dalam catatannya.

Oxford Economics menjelaskan, faktor pendorong utama di balik penurunan harga komoditas pangan adalah persediaan yang melimpah untuk berbagai tanaman penting, terutama gandum dan jagung.

Panen besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir untuk kedua tanaman pokok tersebut menyebabkan penurunan harga secara terus-menerus.

Harga gandum global telah turun hampir 10% year-to-date, sementara jagung berjangka turun sekitar 6% dibandingkan periode yang sama, menurut data FactSet.

Para petani meningkatkan produksi gandum dan biji-bijian jagung menyusul kenaikan harga setelah Rusia memulai menginvasi Ukraina pada tahun 2022.

Peristiwa itu mendorong harga panen jagung global untuk tahun pemasaran yang berakhir pada bulan Agustus tahun ini kemungkinan akan mencapai rekor tertinggi, menurut analisis Oxford.

Panen gandum juga diperkirakan akan tinggi, meskipun sedikit lebih rendah dari rekor tertinggi pada tahun pemasaran 2022 hingga 2023.

 

2 dari 3 halaman

Harga Pangan Global Diramal Turun 5,6% di 2024

Harga pangan global mencatat penurunan sebesar 9% pada tahun 2023, menurut Bank Dunia.

“Kami memperkirakan harga akan turun 5,6% lagi pada tahun ini sebelum naik secara tahunan pada tahun depan,” kata Ahmed.

Meskipun demikian, Oxford Economics mencatat bahwa risiko terhadap perkiraan harga pangan masih sangat condong ke arah positif, dengan kemungkinan adanya kondisi cuaca buruk.

“Namun, kami pikir harga sekarang sudah mendekati titik terendah dan akan mulai naik secara bertahap hingga (paruh kedua) tahun 2024,” kata Oxford Economics.

“Oleh karena itu, meskipun perkiraan dasar kami adalah harga pangan akan tetap rendah pada tahun ini, risiko yang muncul adalah harga dapat meningkat lebih tajam dari yang diperkirakan. Hal ini dapat menjaga inflasi harga bahan pangan lebih tinggi dibandingkan kondisi dasar kita, sehingga tetap memberikan tekanan pada konsumen,” tutupnya.

 

3 dari 3 halaman

Tekanan dari Perang Rusia-Ukraina Mereda

Tekanan pasokan biji-bijian di Rusia dan Ukraina juga mereda.

Meskipun inisiatif Biji-bijian Laut Hitam gagal pada Juli 2023 lalu, ekspor pertanian Ukraina tetap bertahan dengan baik, ungkap Ekonom Utama Oxford Economics, Kiran Ahmed.

Ia menambahkan, ekspor gandum Rusia juga membanjiri pasar internasional sehingga menjaga harga tetap rendah.

Sebagai inforrmasi, gandum, jagung, dan beras, menyumbang lebih dari separuh asupan kalori global. Artinya, arah harga pangan akan sangat mempengaruhi anggaran pangan konsumen di seluruh dunia.

Meskipun harga gandum dan jagung mengalami penurunan yang signifikan, harga beras terus meningkat, seiring dengan terhambatnya pasokan global akibat pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh India, yang menyumbang sekitar 40% produksi beras dunia. Panen yang buruk di negara itu tahun lalu juga mendorong harga lebih tinggi.

Berbeda dengan penurunan harga pada gandum dan jagung, harga beras kasar berjangka telah naik lebih dari 8% tahun ini.