Liputan6.com, Semarang Saat ini giliran Jawa Tengah (Jateng) yang digelontori bantuan pompa air untuk 35 kabupaten/kota oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Bantuan yang merupakan bagian dari program Kementan itu akan diberikan sebanyak 4.000 unit, ditambah menjadi 10.000 unit.Â
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengaku bangga melihat kekompakan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan juga semua komponen yang terlibat dalam program Brigade Alsintan untuk Provinsi Jawa Tengah.Â
Baca Juga
"Terima kasih Jawa Tengah sudah luar biasa kompak. Sehingga bantuan kami berikan 100% secara langsung, tidak perlu bertahap," ujar Mentan Amran saat memberikan sambutan pada kegiatan Apel Siaga Brigade Alsintan di Lapangan Parade Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (23/4).Â
Advertisement
Mentan Amran mengatakan bahwa pompanisasi dapat mempercepat proses tanam sehingga produksi beras nasional pun bisa ikut terdongkrak. Dia juga optimistis program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat dan maksimal.Â
"Pompanisasi ini kami fokuskan di Pulau Jawa, semua kawasan sentra produksi dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat. Hari ini kita pompa airnya, langsung diolah lahannya dan lusa sudah bisa tanam," kata Amran.
Â
Saat ini, Kementan memfokuskan program pompanisasi di pulau Jawa karena rentang kendali yang dekat. Selain itu, 70% produksi beras nasional juga masih ditopang oleh Pulau Jawa.Â
Untuk dikeltahui pula bahwa pompanisasi dilakukan secara masif karena dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan. Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah yang diikuti tanam padi nya kemudian.
Diharapkan dengan gerakan pompanisasi dapat meningkatkan produksi beras nasional secara signifikan. Maka dari itu, Mentan Amran pun menargetkan pompanisasi bisa memberikan tambahan minimal 1,2 juta ton beras.
"Itu minimal. Semoga bisa sampai 1,5 juta ton. Dengan begitu, sebelum tiga tahun kita harapkan bisa swasembada lagi," ujar Mentan Amran.Â
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil mengatakan, selain meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari IP100 menjadi IP 200, diharapkan pompanisasi ini memberikan kontribusi produksi maksimal karena memang luas baku sawah kita secara Nasional, Jawa Tengah termasuk dalam peringkat 3 besar nasional.
Â
Ali Jamil mengungkapkan, potensi sawah tadah hujan Jateng sebesar minimal 267.720 hektare. Program pompanisasi ini dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman padi di sawah tadah hujan, termasuk untuk sawah tadah hujan. Dari catatan secara nasional, 7,4 juta hektare luas baku sawah di Indonesia, ada sekitar 36% merupakan sawah tadah hujan.Â
"Artinya ada sekitar 2,7 juta hektare sawah tadah hujan. Nah, dari total secara nasional itu kita intervensi berapa hektare yang memiliki sumber air permukaan khususnnya (seperti Sungai, embung, long storage, dll) dan dapat diairi sawah tadah hujannya menggunakan pompanisasi. Jadi kita bergerak di lahan tadah hujan secara umum," katanya.Â
Lebih lanjut Jamil mengatakan, targetnya pada 2024 hingga Oktober khusus lahan sawah tadah hujan akan dimaksimalkan mencapai satu juta hektare. Dia mengatakan, dengan pemberian bantuan pompa air lahan tadah hujan tersebut dapat ditingkatkan indeks pertanaman (IP) padi diatasnya.
"Target Pak Menteri 1 juta hektare. 500 ribu khusus di pulau jawa ini termasuk Jawa Tengah. Dengan adanya peningkatan produktivitas pertanaman juga akan terjadi peningkatan penghasilan maupun pendapatan masyarakat," ujar Ali Jamil.
Dalam acara Apel Siaga Alsintan melalui penyerahan secara simbolis bantuan alsintan berupa pompa air ini turut dihadiri PJ Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi termasuk Kapolda Jateng yang diwakili WaKaPolda Jateng dan juga Kajati Jateng.
Â
(*)