Sukses

Pakai Teknologi Ini Bisa Reduksi Emisi Karbon hingga 50%

Penerapan digital twin pada industri memberikan banyak peluang, seperti pada industri besi dan baja

Liputan6.com, Jakarta Saat ini, pengusaha dituntut bisa mewujudkan bisnis dengan prinsip berkelanjutan. Digital twin merupakan salah satu dari beberapa emerging technologies yang dinilai dapat menjadi alat dalam rangka mewujudkan hal itu.

Hal ini dilatarbelakangi kemampuannya untuk menjembatani kesenjangan antara dunia virtual dan fisik, dimana dalam implementasinya digital twin adalah platform untuk memvisualisasikan, merencanakan, dan mengeksekusi suatu tindakan melalui model atau simulasi.

Dengan teknologi ini, pengambilan keputusan yang lebih baik dan efisien dapat dilakukan menggunakan metode predictive analysis. Bahkan, dengan menggunakan teknologi digital twin, emisi karbon atau CO2 dapat direduksi hingga 50%.

Dalam rangka mengeksplorasi potensi teknologi digital twin, Energy Academy Indonesia (ECADIN) berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian bersama dukungan PT Pertamina (Persero) menyelenggarakan Business Forum bertema “How Digital Twins are Driving Sustainable Systems.

Acara ini berlangsung pada 22 April 2024 di acara Hannover Messe 2024. Ini merupakan salah satu pameran industri terbesar di dunia yang bertempat di Hannover, Jerman.

Bertindak sebagai moderator, Syarif Riyadi (Founder dan Chief Technology Officer (CTO) ECADIN) memandu forum yang dilaksanakan secara hybrid (online dan in-person), yang menghadirkan pembicara di bidang digital twin yakni Bayu Jayawardhana yang menjabat sebagai Pemimpin Program Digital Twin Perspectief sekaligus Direktur Teknik di Fakultas Sains dan Teknik Universitas Groningen dan Cyrille Fauvel yang merupakan Direktur Strategi Platform dan Ekosistem di Autodesk.

Bayu menekankan bahwa integrasi teknologi digital pada keseluruhan rantai nilai (full digitization) mampu mendorong transisi ke industri yang berkelanjutan dan sirkular yang memungkinkan produk masuk ke pasar menjadi lebih cepat.

Ini dikarenakan tingkat efisiensi tinggi yang dihasilkan melalui predictive analysis dari data historis dan pemodelan tiap proses dalam rantai nilainya dengan teknologi ini.

Penerapan digital twin pada industri memberikan banyak peluang, seperti pada industri besi dan baja yang telah dilakukan oleh Tata Steel.

2 dari 2 halaman

Tantangan

Ia mengatakan jika dengan menggunakan teknologi digital twin, emisi CO2 dapat direduksi hingga 50%. Namun, dalam implementasinya, tantangan yang dihadapi adalah dengan proses industri yang kompleks, yang mengharuskan algoritma berbasis modelnya menjadi semakin akurat.

Selain itu, tidak adanya jaminan aspek keamanan dan performa juga menjadi kelemahan untuk implementasinya.

“Pengembangan teknologi digital twin yang semakin akurat terus diupayakan, dimana tim kami juga sedang dalam tahap pengembangan untuk mengatasi permasalahan sinergi antara model-based engineering dan data-driven serta jaminan atas performa dan keamanan dari analisis data yang dihasilkan dari teknologi ini”, ujar Prof. Bayu.

Sejalan dengan hal tersebut, Cyrille Fauvel menyatakan bahwa pemanfaatan digital twin dapat memberikan insight yang lebih baik untuk mengoptimasi suatu proses yang selanjutnya juga dapat digunakan kembali sebagai input untuk perencanaan proses selanjutnya

“Data menjadi elemen kunci untuk membangun sebuah sistem analisis prediktif yang mampu memberikan hasil dengan tingkat akurasi tinggi. Meski begitu, keputusan akhir berdasarkan hasil analisis data tersebut pada akhirnya tetap akan dilakukan oleh manusia”, kata Cyrille.

Business forum ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama dan kolaborasi strategis antara ahli, industri, dan pemangku kepentingan dalam mendorong adaptasi dan implementasi teknologi digital twin pada industri di Indonesia dalam rangka mempercepat transformasi bisnis Indonesia menjadi lebih berkelanjutan.