Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah membidik pengembangan sistem penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS). Kabarnya, Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair siap ikut membantu.
Hal ini diungkap oleh Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi. Dia mengatakan, Tony Blair Institute for Global Change (TBI) akan ikut terlibat dalam pengembangan potensi ini.
Baca Juga
"Pak Tony sebagai, Tony Blair Institute juga salah satu yang membantu kita melakukan offerage Juga ke offtaker-offtaker juga pengembangan investasi di sektor CCS ini," ujar Jodi saat ditemui di kantor Kemenko Marves, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Advertisement
Jodi mengatakan, pengembangan CCS ini bisa menjadi sumber perekonomian bagi Indonesia. Pada saat yang sama, konsep pendukung energi baru terbarukan (EBT) ini juga mendukung upaya dekarbonisasi.
Ada beberapa sektor utama yang dibidik. Jodi menyebut, beberapa sektornya adalah industri baja hingga kaca. Dia mengatakan ada upaya untuk melakukan pengembangan bisnis CCS antarnegara.
"Pak Tony Blair tentunya menyampaikan juga harapan supaya bisa terus ikut membantu Indonesia dan melalukan kerja sama dengan negara-negara lain terutama kerja sama cross border," jelasnya.
"Sekarang kan progresnya implementasinya on track dan appraisal drilling akan dilakukan tahun ini," sambungnya.
Pertemuan Jokowi-Tony Blair
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (18/4/2024). Keduanya membahas soal investasi energi baru terbarukan (EBT) hingga transformasi digital birokrasi.
"Pertama, (membahas) terkait investasi EBT, carbon storage, dan beberapa alur logistik yang baik khususnya di IKN (Ibu Kota Nusantara)," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia usai mendampingi Jokowi dalam pertemuan, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (19/4/2024).
Dia mengungkapkan Uni Emirate Arab berencana membangun solar panes di IKN, Kalimantan Timur. Selain itu, Jokowi dan Tony Blair juga membahas soal digitalisasi birokrasi di Indonesia.
Bentuk Tim
"Kami sepakati bentuk tim kecil untuk lakukan langkah-langkah agar lebih mengerucut dan penyelesaian cepat selesai," ujar Bahlil.
Menurut dia, Jokowi dan mantan PM Inggris Tony Blair membahas soal carbon storage yang skema pembagiannya 70 persen di dalam negeri dan 30 persen luar negeri. Bahlil menyebut hal ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi Indonesia.
"Ini diformulasikan agar supaya menjadi sumber pendapatan negara baru, dan kita bisa kelola untuk berikan insentif bagi industri yang masuk ke Indonesia," jelas Bahlil.
Advertisement