Sukses

IKN Contek New York soal Cara Kerja Polisi dan Mobil Terbang

New York City Police Department (NYPD) menerapkan standar layanan yang menjamin respons maksimal dalam waktu kurang dari 5 menit untuk kejadian darurat yang dihadapi masyarakat dan dalam waktu 15 untuk kejadian berkompleksitas tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melakukan eksplorasi ke New York, Amerika Serikat untuk belajar cara kerja pihak kepolisian setempat atau New York City Police Department (NYPD), dan pengembangan mobil terbang.

Delegasi Indonesia Smart City Reverse Trade Mission (RTM) yang dipimpin Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi melakukan kunjungan ke Joint Operation Center, Kepolisian New York yang merupakan command center untuk keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Pusat ini memanfaatkan teknologi komunikasi terpadu melalui integrasi sekitar 60.000 kamera yang tersebar di jalan, gedung, subway, dan berbagai lokasi lain di kota New York," ujar Ali Berawi, Jumat (26/4/2024).

Joint Operation Center ini merupakan pusat komando gabungan antar agensi yang beroperasi dalam kegiatan nasional dan situasi kegawatdaruratan skala besar. Fungsinya mencakup pemantauan kasus yang sedang ditangani, koordinasi dengan anggota kepolisian dan mobil patroli yang tersebar di New York, dan pemantauan tindak kriminal melalui media sosial serta kamera yang tersebar di berbagai lokasi di kota New York.

Adapun NYPD menerapkan standar layanan yang menjamin respons maksimal dalam waktu kurang dari 5 menit untuk kejadian darurat yang dihadapi masyarakat dan dalam waktu 15 untuk kejadian berkompleksitas tinggi.

Penanganan Lapangan 

Selanjutnya, penanganan yang telah dilakukan di lapangan akan dikoordinasikan dan dipantau langsung dari pusat komando. Ali Berawi menekankan, pengelolaan Nusantara harus menjamin keamanan dan ketertiban kota. Sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan aman kapan pun dan di mana pun.

"Kemampuan untuk merespons aduan masyarakat dan situasi darurat yang terjadi memerlukan respons cepat dan tindakan yang tepat dari semua pihak terkait dalam melakukan koordinasi dan kolaborasi penyelesaian situasi darurat di IKN," tutur dia.

"Respons cepat yang terintegrasi dengan menghubungkan berbagai instansi dan pelayanan publik seperti pihak kepolisian, pemadam kebakaran, ambulans, dan tim penanggulangan bencana, perlu dapat diwujudkan di IKN," tuturnya.

 

2 dari 4 halaman

Urban Air Mobility

Selanjutnya, delegasi Reverse Trade Mission (RTM) juga mengadakan pertemuan dengan Supernal, perusahaan dari Hyundai Motor Group di Amerika Serikat yang mengembangkan pesawat mobilitas udara perkotaan atau mobil terbang (urban air mobility).

Dalam pertemuan ini, dibahas pelaksanaan Proof of Concept (PoC) yang akan dilakukan di Bandara Samarinda pada Juli 2024. Selain itu, dibahas kerja sama Otorita IKN dan Supernal dalam mengembangkan perangkat kebijakan mobilitas udara yang memastikan aspek keamanan sesuai dengan standar dan regulasi internasional.

Senior Director of International, State, and Local Policy Supernal Nathan Trail, menjelaskan tentang rencana pengembangan mobilitas udara perkotaan yang saat ini sedang dalam tahap uji coba di IKN.

"Pengembangan ekosistem teknologi urban air mobility di IKN akan menjadi batu loncatan dalam penerapan transportasi baru yang ramah lingkungan di Indonesia dan Asia Tenggara," kata Nathan.

Untuk diketahui, Otorita IKN bersama Hyundai Motor Group telah memulai kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman pada 2022.

3 dari 4 halaman

Hyundai Siap Jadi Rekan dalam Pembangunan Smart City di Ibu Kota Baru Indonesia

Sebelumnya, Hyundai terus berupaya menciptakan smart city di masa depan. Ada tiga pilar utama yang dikedepankan, yakni human-centered, coexist with nature, dan embrace the future.

Dengan smart city, manusia bisa hidup berdampingan dengan alam, teknologi tinggi serta solusi mobilitas terbarukan.

"Kami mendobrak batasan di kota-kota besar untuk menghubungkan orang-orang dengan lebih terintegrasi. Untuk itu kami akan terus berinovasi dan menghadirkan solusi smart city yang lebih baik melalui tim R&D tingkat dunia untuk semakin berkontribusi terhadap kemajuan umat manusia," ucap Hyeyoung Kim, VP of the Smart City Innovation Group dalam sambutannya saat bertemu media dari Indonesia beberapa waktu lalu.

Kim mengungkapkan, Hyundai mengerti keinginan pemerintah Indonesia yang saat ini tengah merencanakan untuk membangun Ibu Kota baru. Hyundai sebagai perusahaan global siap menjadi rekan untuk menawarkan solusi pembangunan kota pintar yang ingin dimiliki Indonesia di masa depan.

"Kami sedang mendengar dan berusaha bekerja sama dengan pemerintah mengenai apa yang diinginkan dari Hyundai dalam pembangunan Ibu Kota baru. Termasuk untuk membuka kerjasama dengan berbagai perusahaan-perusahaan di Indonesia mengembangkan Smart City di kota lain. Salah satunya penawaran teknologi Advance Air Mobilityi (AAM)," jelas Kim.

Konsep Smart City Hyundai adalah memanfaatkan berbagai potensi lahan, baik di atas tanah maupun di dalam tanah. Selain itu penggunaan teknologi seperti hidrogen, mampu menghasilkan kota yang menghasilkan energi bersih dan bebas polusi.

 

4 dari 4 halaman

Butuh Infrastruktur Baru

Terkait mobilitas, penggunaan kendaraan listrik, hidrogen fuel cell, logistik terpadu, robot pintar serta urban air mobility jadi tawaran menarik.

Soal AAM atau mobil terbang, Indonesia juga beberapa kali diberitakan kepincut dengan tawaran mobilitas ini. Kim Hyong Jun, AAM Business Planning & Execution Team menjelaskan AAM merupakan revolusi transportasi untuk menjawab permasalahan seperti polusi udara, kemacetan, kebisingan hingga permasalahan lainnya.

Lewat AAM, masyarakat juga bisa merasakan jalan keluar yang lebih ramah kantong dan ramah lingkungan dibanding moda transportasi udara helikopter. AAM menawarkan harga yang jauh lebih murah dibanding harus menggunakan helikopter.

"Untuk memulai AAM, kita butuh infrastruktur yang benar-benar baru termasuk dalam mengembangkan ekosistem yang bisa menopang ide transportasi ini. Ada airport, operator, pengaturan ruang udara, serta regulasi. Ini yang tengah kita persiapkan," ucap Jun.

  

Video Terkini