Sukses

Sri Mulyani Blak-blakan Ancaman Konflik Iran dan Israel ke Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai kondisi geopolitik global yang tengah memanas. Dia khawatir kondisi tersebut akan turut mengganggu kinerja perekonomian Indonesia. Diketahui, kondisi geopolitik global memanas karena konflik Iran dan Israel beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai kondisi geopolitik global yang tengah memanas. Dia khawatir kondisi tersebut akan turut mengganggu kinerja perekonomian Indonesia.

Diketahui, kondisi geopolitik global memanas karena konflik Iran dan Israel beberapa waktu lalu. Hal ini langsung berimbas pada ekonomi, salah satunya adalah kenaikan harga minyak dunia.

Pada ekonomi domestik, Sri Mulyani melihat adanya tren yang cukup positif di Kuartal I-2024 ini. Namun, dia tetap mewaspadai dinamika kondisi geopolitik global.

"Kinerja akhir Maret itu berarti 1 triwulan atau seperempat dari perjalanan tahun ini, terlihat cukup positif meskipun kita juga tetap waspada karena 2024 ini masuk ke triwulan kedua banyak perubahan didalam geopolitik dan global economy yang akan berimbas pada perekonomian seluruh dunia, dan tentu Indonesia termasuk dan kemudkan juga terhadap APBN," urai Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Dia menyadari tensi geopolitik global memanas atas serangan Iran ke Israel sekitar sepekan lalu. Menurutnya, ada kecenderungan konflik akan semakin memanas. Artinya, disinyalir akan berdampak pada ekonomi lebih jauh.

"Kita melihat bahwa dunia secara geopolitik tensinya tidak menurun atau justru cenderung meningkat dan ini menciptakan risiko spill over ke perekonomian dunia," kata dia.

"Jadi geopolitik masih dan bahkan sekarang menjadi headline atau fokus dari para pimpinan dunia dan pembuat kebijakan ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi yang signifikan," imbuhnya.

 

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Naik

Bendahara Negara melihat, kecenderungan semakin memanasnya konflik Iran-Israel perlu diantisipasi. Apalagi, sudah terlihat adanya pergerakan harga minyak dunia imbas dari kondisi tersebut.

Misalnya, sejak adanya eskalasi konflik, harga minyak mentah Brent sempat naik ke USD 90 per barel. Meski saat ini sudah mulai kembali turun.

"Kita lihat dari sisi dampak dsri eskalasi tersebut terhadap pergerakan harga minyak sempat menembus angka USD 90 namun kemudian terkoreksi kembali di bawah 90 dolar untuk Brent harga minyak Brent yang selarang posisi terakhir adalah USD 88 (per barel)," jelasnya.

Menkeu mencatat, harga minyak dunia Brent ini naik 14,3 persen sejak awal tahun 2024 ini. Sama halnya dengan harga minyak WTI yang naik 17,4 persen secara year to date (ytd).

"Dan ini tidak bisa dipungkiri karena ada tekanan dari geopolitik atau ketegangan di Timur Tengah," tegas dia.

 

3 dari 3 halaman

Perlu Waspada

Kondisi kenaikan harga minyak ini, ditambah dengan tantangan perekonomian global kedepan, perlu diantisipasi lebih jauh lagi. Dia khawatir, kondisi tersebut akan berdampak tak cukup baik kepada kinerja keuangan negara.

"Kita maish perlu harus terus waspada terhadap kemungkinan futther disruption dari rantai pasok terutama untuk minyak dan gas karena memang kondisi di region tersebut masih sangat fluid," ucapnya.

"Dan kecenderungan harga minyak yang tinggi berarti akan mempengaruhi baik Ke APBN dan perekonomian kita dan kemudian menyebabkan tekanan terhadap inflasi," pungkasnya.