Sukses

Kisruh Pungutan Pariwisata Bakal Bikin Tiket Pesawat Mahal, Menko Luhut Buka Suara

Menko Luhut buka suara soal rencana pemerintah memungut iuran pariwisata melalui tiket pesawat yang menuai polemik di tengah masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, buka suara soal rencana pemerintah memungut iuran pariwisata melalui tiket pesawat yang menuai polemik di tengah masyarakat.

Lewat iuran pariwisata dari tiket pesawat itu, Luhut menyebut itu nantinya akan dijadikan sebagai dana abadi pariwisata atau endowment fund.

"Jadi seperti misalnya kemarin F1H2O (Danau Toba), kita enggak perlu minta ke mana-mana lagi. Dari situ aja, nanti interest-nya untuk itu," ujar Luhut di Kantornya, Jakarta, Jumat (26/4/2024).

"Kemudian kalau orang travelling, kasih USD 2-3, additional ke ticket-nya di mana-mana tuh orang-orang lakukan," dia menambahkan.

Tanggapan Sandiaga Uno

Adapun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sempat memberikan tanggapan terkait wacana iuran pariwisata yang berhubungan dengan tiket pesawat.

"Ini terpicu dari sebuah surat undangan yang disampaikan Kantor Kemenko Marves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) yang mengundang beberapa pihak berkaitan dengan pembahasan iuran pariwisata yang berhubungan dengan tiket pesawat," kata Sandiaga Uno dikutip dari Antara.

Menparekraf menjelaskan wacana itu perlu diklarifikasi oleh pemerintah, tentunya dengan menempatkan hal tersebut dalam posisi yang sangat esensial sebab harga tiket pesawat saat ini dinilai sangat mahal.

"Pemerintah tidak akan menambah beban untuk membuat tiket ini mahal," katanya lagi.

 

2 dari 2 halaman

Jangan Khawatir

Menparekraf meminta masyarakat untuk tidak perlu khawatir wacana iuran pariwisata via tiket pesawat itu, karena pemerintah tidak akan membebani masyarakat yang saat ini mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat.

Ia menjelaskan wacana tersebut perlu dikaji secara matang, sebab sektor pariwisata sebagai sektor penyumbang devisa tertinggi kedua bagi negara ini baru bertumbuh.

"Masih pembahasan di tahap sangat teknis, saya, Pak Luhut saja belum berbicara, apalagi Pak Presiden pasti tidak setuju jadi masih ada kajian-kajian kita tanggapi dengan penuh kehati-hatian," katanya pula.

Lebih lanjut, Sandiaga turut menjelaskan berkaitan dengan cara mengoleksi untuk menghadirkan dana kepariwisataan atau Indonesia Tourism Fund, masih memiliki banyak opsi.

"Bukan semata-mata diputuskan melalui tiket pesawat, tapi bisa juga dana pemerintah, melalui pemungutan yang berbasis digitalisasi dan lain sebagainya jadi jangan terpaku bahwa itu harus melalui tiket pesawat," pungkas dia.

 

Â