Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) turun USD 1 pada hari Senin (Selasa waktu Jakarta) usai Menteri Luar Negeri AS melakukan dorongan diplomatik baru di Timur Tengah untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza dan mencegah serangan Israel terhadap Rafah.
Sebuah perjanjian gencatan senjata yang berhasil kemungkinan akan semakin mengurangi premi risiko geopolitik yang diperhitungkan dalam harga minyak di tengah kekhawatiran bahwa perang di Gaza dapat memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah yang mengganggu pasokan minyak mentah.
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, Selasa (30/4/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni berada di level USD 82,63 per barel, turun USD 1,22 atau 1,45%. Sampai saat ini, harga minyak AS telah naik 15,3%.
Advertisement
Sedangkan untuk harga minyak mentah Brent untuk kontrak Juni sebesar USD 88,40 per barel, turun USD 1,10 atau 1,23%. Sampai saat ini, patokan harga minyak dunia tersebut telah meningkat hampir 14,75%.
Sementara itu, RBOB Gasoline untuk kontrak Mei sebesar USD 2,75 per galon atau turun 0,41%. Sampai saat ini, harga bensin tersebut naik sekitar 31%. Dan harga gas alam untuk kontrak Mei sebesar USD 2,05 per seribu kaki kubik, naik 6,45%. Sampai saat ini, harga gas telah turun sekitar lebih dari 18%.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Arab di Arab Saudi pada hari Senin. Dia akan melakukan perjalanan ke Israel dan Yordania pada hari Selasa.
Proposal Gencatan Senjata
Israel sedang menunggu Hamas menanggapi proposal gencatan senjata yang meminta pembebasan 33 sandera sebagai ganti tahanan Palestina, kata seorang pejabat Israel kepada NBC News.
Delegasi Hamas diperkirakan berada di Kairo pada hari Senin untuk membahas proposal gencatan senjata.
“Dengan sedikit berita baru lainnya, kemungkinan pendinginan lingkungan Gaza menyebabkan harga minyak merosot,” tulis Analis Pialang Minyak PVM, John Evans.
Stok Minyak
Evans mengatakan minyak pemanas dan hasil sulingan juga membebani harga minyak mentah karena stok produk olahan meningkat dan permintaan menyusut. Gas alam juga menantang pasar, dengan Exxon dan Chevron melaporkan penurunan laba pada hari Jumat yang sebagian disebabkan oleh jatuhnya harga di tengah kelebihan pasokan.
Analis Pasar Senior di Price Futures Group Phil Flynn mengatakan sepertinya pasar minyak dan produk olahan “bersiap untuk potensi pergerakan besar.”
“Kami pikir risiko pergerakan ke atas lebih mungkin terjadi,” kata Flynn.
Advertisement
Usai Turun 2 Pekan Beruntun, Harga Minyak Dunia Kembali Melonjak
Sebelumnya, harga minyak naik pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta) untuk menghentikan penurunan dua minggu berturut-turutnya. Harga minyak dunia mendapat dukungan dari kekhawatiran mengenai ketegangan di Timur Tengah.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (27/4/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 28 sen atau 0,34%, menjadi USD 83,85 per barel. Sedangkan harga minyak Brent naik 49 sen, atau 0,55%, menjadi USD 89,50 per barel. Harga minyak mentah AS naik 0,85% untuk minggu ini.
Dalam 12 bulan hingga Maret, inflasi AS naik 2,7% setelah kenaikan 2,5% di bulan Februari. Kenaikan bulan lalu secara umum sejalan dengan ekspektasi para ekonom.
The Fed memiliki target inflasi sebesar 2%. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakannya minggu depan.
“Data ekonomi pagi ini cukup bagi pelaku pasar untuk menyimpulkan bahwa The Fed tidak akan segera melakukan penurunan suku bunga dalam waktu dekat," kata John Kilduff, Mitra Again Capital LLC.
“Kegelisahan geopolitik di pasar adalah hal yang membuat kita tetap bertahan. Kedua kekuatan yang bersaing itu harus menjaga kita tetap terkendali,” tambahnya.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa pertumbuhan PDB AS untuk kuartal pertama dapat direvisi lebih tinggi, dan inflasi akan mereda setelah sejumlah faktor “aneh” membuat perekonomian berada pada titik terlemahnya dalam hampir dua tahun.
Pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan lebih kuat dari yang ditunjukkan oleh data triwulanan yang lebih lemah, katanya. Harga minyak telah anjlok sejak komentarnya dan rilis data inflasi pada hari Jumat.
Sementara itu, dolar melonjak ke level tertinggi baru dalam 34 tahun terhadap yen pada hari Jumat, sebagian didukung oleh data inflasi AS. “Kekuatan dolar membantu memberikan tekanan negatif hari ini,” kata Kilduff.
Ketegangan di Timur Tengah
Kekhawatiran pasokan mendukung harga harga seiring berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan setiap keputusan Pengadilan Kriminal Internasional, yang menyelidiki serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dan serangan militer Israel di Gaza, tidak akan mempengaruhi tindakan Israel namun akan “menjadi preseden berbahaya.”
“Di bawah kepemimpinan saya, Israel tidak akan pernah menerima upaya apa pun yang dilakukan Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag untuk melemahkan hak dasar mereka untuk membela diri,” kata Netanyahu dalam pernyataan yang dibagikan melalui Telegram.
Advertisement