Sukses

Ikut Arahan Erick Thohir, 7 BUMN Bakal Pakai Motor Trail hingga Bus Listrik

Direktur Utama IBC Toto Nugroho menyampaikan, new energy ecosystem ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir tengah menggejot upaya pengurangan emisi karbon di lingkungan operasional perusahaan pelat merah. Salah satunya, dengan penggunaan kendaraan listrik dan komponen yang ramah lingkungan.

Guna mewujukan hal tersebut, Indonesia Battery Corporation (IBC) menggandeng 7 BUMN lain untuk mulai melakukan langkah konkret. Caranya dengan menggunakan fasilitas berbasis listrik, baik di sektor perkebunan, telekomunikasi, pangan, petahanan, pariwisata, hingga transportasi.

"Kami sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan New Energy Ecosystem di berbagai sektor strategis BUMN karena hal tersebut adalah fondasi yang dapat memberikan inspirasi dan benchmark bagi pembangunan berkelanjutan," ujar Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari dalam keterangan resmi, Selasa (30/4/2024).

7 BUMN yang digandeng IBC di antaranya; PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pupuk Indonesia Utilitas, PT Len Industri (Persero), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT INKA (Persero), dan PT Prima Armada Raya. 

"Kami harapkan MoU ini dapat segera ditindaklanjuti melalui berbagai langkah nyata yang dapat mendukung pencapaian net zero emission di berbagai sektor. Kami juga mendorong agar BUMN lainnya, dapat turut berkolaborasi untuk mengakselerasi transisi energi di lingkungan BUMN," urainya.

Pemerintah mengusung tercapainya Net Zero Emission pada 2060 sehingga langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung kebijakan Pemerintah tersebut melalui berbagai inisiatif pembangunan diantaranya new energy ecosystem yang saat ini mulai dikembangkan oleh IBC. Sebelumnya, Kementerian BUMN telah menggalakkan adopsi kendaraan listrik untuk kegiatan operasional.

Direktur Utama IBC Toto Nugroho menyampaikan, new energy ecosystem ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir. Apalagi, jajaran pejabat Kementerian BUMN sudah lebih dulu menggunakan kendaraan listrik untuk keperluan dinas.

"Akselerasi dari implementasi new energy ecosystem ini sejalan dengan semangat dan mandat yang diberikan oleh Menteri BUMN kepada IBC untuk menjadi leading party dalam pengembangan regional EV and battery hub, yang tentunya berkesinambungan dengan pengembangan industri hilirisasi nikel terintegrasi yang saat ini dilakukan oleh IBC," kata Toto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penggunaan Motor Trail hingga Bus Listrik

Direktur Hubungan Kelembagaan dan Komersial IBC, Reynaldi Istanto menyebut langkah awal imolementasi kerja sama ini akan dimulai pada 2024. Yakni dengan menggunakan beragam perangkat berbasis listrik yang dipasok juga oleh IBC.

"Sebagai langkah awal, inisiasi new energy ecosystem di tahun 2024 yang direncanakan meliputi penggunaan motor trail listrik untuk area perkebunan, penggunaan baterai lithium ion untuk telco, implementasi fleet motor listrik dan bus listrik untuk area pariwisata, penggunaan battery cell IBC untuk industri pertahanan, dan implementasi battery energy storage untuk penggunaan di kereta api," urainya.

Dia menegaskan, cara ini, selain berpotensi untuk mereduksi emisi karbon, sekaligus menjadi market creation dari hilirisasi baterai nikel yang dilakukan oleh IBC. Serta membuka peluang industri domestik dan penyerapan tenaga kerja melalui lokalisasi industri ekosistem tersebut. 

"Dalam implementasinya, IBC bermitra dengan pemain global sehingga teknologi yang diadopsi memiliki performa yang baik. Kemitraan ini juga dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dan potensi alih teknologi,” kata Reynaldi.

"IBC mengajak seluruh pihak, baik BUMN, badan Pemerintah dan Swasta serta berbagai stakeholders lainnya untuk turut berkolaborasi dalam memperluas ekosistem baterai dan kendaraan listrik dengan tujuan mengimplementasikan new energy ecosystem demi masa depan yang berkelanjutan dan lebih hijau sehingga tercipta Clean & Sustainable Future untuk kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik," ia menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

MIND ID Sinergi dengan IBC Pasok Bahan Baku Baterai hingga Mobil Listrik

Sebelumnya, PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID menyatakan komitmennya untuk terus konsisten mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Melalui PT Indonesia Battery Corporation (IBC), holding BUMN pertambangan ini mendorong penguatan nilai tambah dari potensi kekayaan mineral khususnya pada sektor hilir berupa produksi baterai dan kendaraan listrik.

IBC merupakan konsorsium empat perusahaan BUMN. Dua di antaranya berasal dari anggota MIND ID yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

IBC diharapkan dapat menjadi pemimpin dalam pengembangan ekosistem baterai electric vehicle (EV) kelas dunia. Lewat perusahaan ini, Indonesia ditargetkan dapat menjadi produsen utama baterai dan EV Asia Tenggara.

Sejalan dengan itu, IBC telah melakukan sejumlah kolaborasi strategis baik dengan mitra lokal maupun pemain global dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Belum lama ini, IBC meneken nota kesepahaman (MoU) dengan PT Elnusa Tbk (ELSA) dalam mendukung terbentuknya ekosistem EV. Berkat dukungan konsorsium, Elnusa berencana membangun battery swapping system di Gedung Graha Elnusa.

Tak Hanya Nikel

Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan penyediaan bahan baku yang digarap anggota Grup MIND ID tidak sebatas nikel saja melainkan adanya penyediaan aluminium dan tembaga.

Heri mengatakan kerja sama yang dijalin MIND ID dengan berbagai pemangku kepentingan akan mempercepat pengembangan ekosistem EV.

"MIND ID sebagai holding industri pertambangan pastinya sangat mendukung terciptanya percepatan ekosistem EV di Tanah Air," ucap Heri.

4 dari 4 halaman

Keberhasilan IBC

Heri menuturkan keunggulan yang berhasil IBC ciptakan adalah lewat Energy Swap Technology yang menghapus kecemasan swap atau charging station, uang muka lebih rendah, meminimalkan investasi infrastruktur, lebih mudah pengoperasian dan perawatan, juga manajemen big data dan integrasi sistem pembayaran.

Selain itu, IBC juga bekerja sama dengan Konsorsium BUMN China (Fulcrum), BUMN Indonesia, dan beberapa perusahaan partikelir dalam membentuk Battery Asset Management Services (BAMS).

BAMS ini merupakan platform ekosistem motor listrik terbuka dan terpadu dalam penyediaan bateria, swapping and charging station, juga aplikasi yang bisa digunakan motor listrik dari berbagai merek termasuk motor listrik konversi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini