Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Joko Widodo, akan menerima penyerahan peta jalan menandai kenaikan status sebagai negara aksesi (accession country) keanggotaan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Penyerahan akan dilakukan oleh Sekjen OECD.
Menko Airlangga mengatakan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama dan negara Asia ketiga akan menerima Peta Jalan Aksesi Indonesia pada keanggotaan OECD setelah menjajaki sebagai mitra utama (key partner) OECD sejak 2007.
Baca Juga
"Proses awal aksesi berlangsung tergolong cepat sejak penyampaian surat minat sebagai anggota OECD pada Juli 2023, OECD sepakat membuka diskusi aksesi dengan Indonesia secara resmi pada Februari 2024 atau dalam waktu hanya tujuh bulan. Sekretariat OECD menyatakan sebagai momen bersejarah," kata Airlangga, di Paris, Kamis (2/5/2024).
Advertisement
Selama ini, kata Airlangga, OECD berperan sebagai narasumber sekaligus sumber studi bagi kebijakan-kebijakan strategis lembaga dunia. Peran lainnya sebagai pengamat resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Anggotakan 38 Negara
Sebagai informasi, OECD adalah organisasi yang beranggotakan 38 negara, didirikan sejak 1961, untuk mendorong kemajuan ekonomi dan perdagangan dunia menjadi forum bagi negara-negara yang berkomitmen terhadap pelaksanaan demokrasi dan ekonomi pasar, saling bertukar pengalaman kebijakan, membangun solusi masalah-masalah umum, dan me-ngembangkan praktik-praktik baik.
Mayoritas anggota OECD adalah negara berpenghasilan tinggi dengan peringkat "sangat tinggi" dalam Indeks Pembangunan Manusia, dan dianggap sebagai negara maju.
Populasi kolektif mereka adalah 1,38 miliar orang dengan harapan hidup rata-rata 80 tahun dan usia rata-rata saat ini adalah 40 tahun, dibandingkan dengan rata-rata global yaitu 30 tahun.
Â
Keunggulan Indonesia
"Indonesia sebagai negara berpenduduk muda (rata-rata 24 tahun) akan memiliki keunggulan," ujarnya.
OECD adalah label yang melekat sebagai klub negara berpenghasilan tinggi. Bahkan negara-negara anggota OECD secara kolektif menguasai 80 persen perdagangan dan investasi dunia.
"Untuk meraih cita-cita menjadi negara maju pada 2045 sudah saatnya Indonesia menguatkan pengaruhnya sebagai pembuat kebijakan dunia," pungkasnya.
Advertisement