Sukses

Menperin Bangga, Indonesia Libur Lebaran 10 Hari Tapi PMI manufaktur Masih Bisa di Atas Jepang hingga Korea

Sejumlah negara yang tidak menerapkan libur lebaran hingga 10 hari justru mencatatkan tren PMI di bawah 50 poin. Antara lain Thailand, Malaysia, Jepang hingga Korea.

Liputan6.com, Jakarta - Industri manufaktur Indonesia terus berada di zona eskpansi pada April 2024 meskipun dibulan tersebut terdapat banyak hari libur. Seperti diketahui, pada April kemarin terdapat Hari Raya idul Fitri yang jika ditotal maka hari libur pada bulan tersebut mencapai 10 hari.  

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, Purchasing Managers' Index (PMI) mencapai angka 52,9 poin pada April 2024.

"Saya akan menyampaikan informasi yang fresh from the oven, pada pagi hari ini PMI manufaktur Indonesia pada bulan April turun, tapi masih dalam angka yang sangat sehat, yaitu 52,9 poin," kata Agus dalam Business Matching IKM bersama Hippindo di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Menperin ngaku senang atas capaian PMI Indonesia masih berada di zona ekspansif. Mengingat, capaian ini diperoleh saat pemerintah menerapkan libur Lebaran selama 10 hari.

"Jadi, saya cukup gembira melihat rilis dari PMI yang tetap menyatakan bahwa PMI kita tinggi relatif sangat solid dan sehat, padahal ada libur 10 hari pada bulan April yang lalu," bebernya.

Padahal, sejumlah negara yang tidak menerapkan libur lebaran hingga 10 hari justru mencatatkan tren PMI di bawah 50 poin. Antara lain Thailand, Malaysia, Jepang hingga Korea.

"Kita lihat bahwa beberapa negara, dalam tanda petik kompetitor (PMI) masih mencatat kontraksi di bawah 50 poin. Seperti Thailand, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, padahal mereka tidak ada libur 10 hari," tegasnya.

Dengan capaian ini, PMI Indonesia berhasil mempertahankan di zona ekspansif selama 32 bulan berturut-turut. Di mana, hanya terdapat dua negara yang membukukan capaian tersebut yakni Indonesia dan India.

"Dan boleh PMI-nya (April) boleh saya sampaikan jauh di atas rata-rata ASEAN, di mana PMI ASEAN rata-ratanya 51,0 poin, Saya kira itu saja yang bisa saya sampaikan, sekali lagi terima kasih," pungkas Menperin.

2 dari 3 halaman

BI: Kinerja Industri Pengolahan Naik di Kuartal I-2024

Bank Indonesia mencatat kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan I 2024 meningkat dan berada pada fase ekspansi (indeks >50%).

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, mengatakan kenaikan Industri Pengolahan tersebut tecermin dari PMI-BI triwulan I 2024 sebesar 52,80%, lebih tinggi dari 51,20% pada triwulan sebelumnya.

"Berdasarkan komponen pembentuk PMI-BI, sebagian besar komponen meningkat dan melanjutkan fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Volume Persediaan Barang Jadi, diikuti Volume Total Pesanan dan Volume Produksi," ujar Erwin dalam keterangan Bank Indonesia, Senin (22/4/2024).

Sementara, berdasarkan Sublapangan Usaha (Sub-LU), mayoritas Sub-LU masih berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Pengolahan Tembakau, diikuti Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, serta Industri Logam Dasar.

"Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang juga berada pada fase ekspansi, dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,71%," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Perkiraan Kuartal II 2024

Adapun pada triwulan II 2024, kinerja LU Industri Pengolahan diprakirakan terus melanjutkan peningkatan tecermin dari PMI-BI yang tercatat sebesar 54,31%.

Berdasarkan komponen pembentuknya, seluruh komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi terjadi pada komponen Volume Persediaan Barang Jadi, Volume Produksi, dan Volume Total Pesanan. Seluruh Sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki, diikuti oleh Industri Pengolahan Tembakau, serta Industri Mesin dan Perlengkapan.