Sukses

Jokowi Ternyata Tak Ingin Harga Beras dan Telur Terlalu Murah, Kenapa?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah berupaya menjaga keseimbangan harga komoditas pangan yang menguntungkan konsumen dan juga bagi para petani dan peternak.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah berupaya menjaga keseimbangan harga pangan yang menguntungkan konsumen dan juga bagi para petani dan peternak.

Presiden Jokowi saat meninjau Pasar Tradisional Seketeng Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, menyatakan telah mengecek harga-harga, baik dan cenderung turun, seperti bawang merah harga sudah Rp40 ribu, bawang putih juga Rp40 ribu, cabai rawit Rp50 ribu.

Presiden dalam sesi wawancara di Pasar Seketeng Sumbawa, diikuti dalam jaringan Sekretariat Presiden di Jakarta, menyebutkan selain komoditas bawang, juga meninjau fluktuasi harga telur, ayam potong, dan telur ayam yang juga mengalami tren penurunan harga di pasar setempat.

Hal serupa juga dialami harga beras yang dilaporkan oleh Presiden berada pada rata-rata harga wajar.

"Tapi jangan sampai semua juga turun, beras turun juga, kasihan petani juga, kasihan peternak. Ini yang kita jaga keseimbangan agar konsumen, masyarakat, juga senang, tapi petani peternak juga senang. Itu yang kita jaga," kata Jokowi pula.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam agenda peninjauan pasar tersebut, di antaranya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

2 dari 3 halaman

Bulog Serap Beras 30.000 Ton Gabah Petani di Musim Panen Raya

Sebelumnya, Perum Bulog mengklaim mampu menyerap beras setara 30.000 ton gabah kering petani (GKP) di momentum panen raya yang tengah berlangsung saat ini.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk melakukan penyerapan gabah dan beras dalam negeri secara optimal pada periode panen raya ini.

Baginya, pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) melalui penyerapan gabah dan beras dari dalam negeri pada masa panen raya ini merupakan prioritas pemerintah saat ini.

"Secara year on year di bulan April kemarin, penyerapan beras dalam negeri kita lebih tinggi selama 3 tahun terakhir, yakni mencapai 468rb ton setara gabah kering panen (GKP). Saat ini dengan berbagai upaya yang kami lakukan, Bulog dapat melakukan penyerapan sampai dengan 30.000 ton setara GKP setiap harinya, yang sebelumnya rata-rata dibawah 20.000 ton," terangnya, Kamis (2/5/2024).

Pemenuhan Stok Pangan

Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan, pihaknya senantiasa memantau kinerja Bulog di daerah terkait progres penyerapan hasil panen gabah dan beras dalam negeri.

Arief menekankan bahwa penyerapan yang tengah dilakukan oleh Bulog ini merupakan upaya memenuhi stok pangan nasional di masa kini dan masa mendatang.

"Momentum panen raya ini harus dijaga, karena panen raya pada semester pertama ini menyumbang hingga 70 persen dari total produksi nasional, utamanya di sentra-sentra padi seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur," ungkapnya.

"Ini juga menjadi atensi Bapak Presiden Jokowi bahwa pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah menggunakan produksi dari dalam negeri dan sedapat mungkin meminimalisir impor," tegas Arief.

 

3 dari 3 halaman

Strategi Bulog

Sementara Direktur Rantai Pasok dan Pelayanan Publik Perum Bulog Suyamto menambahkan, untuk tahun ini salah satu strategi dilakukan melalui Program Jemput Gabah Beras di setiap wilayah kerja surplus produksi guna, melakukan percepatan proses penyerapan hasil produksi.

"Di samping itu kami juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan kelompok tani, unit penggilingan dan mitra kerja pengadaan. Hal ini tentunya kami lakukan untuk mencapai hasil serapan yang maksimal pada momentum panen raya ini," imbuh Suyamto.