Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada perdagangan Kamis, 2 Mei 2024 setelah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) mengindikasikan masih pertimbangkan penurunan suku bunga. Selain itu, investor juga fokus beralih ke data non-farm payrolls AS.
Dikutip dari CNBC, ditulis Jumat (3/5/2024), harga emas naik 0,3 persen ke posisi USD 2.325,02 per ounce pada 02.18 waktu GMT, setelah naik lebih dari 1 persen sebelumnya. Harga emas berjangka Amerika Serikat naik 1 persen menjadi USD 2.334,40.
Baca Juga
Pada Kamis malam, harga emas melemah 0,5 persen di pasar spot USD 2.306,69. Harga emas berjangka untuk pengiriman Juni susut 0,1 persen menjadi USD 2.309,6.
Advertisement
The Fed mempertahankan suku bunga acuan pada 30 April 2024 seperti yang diharapkan. Pernyataan kebijakan terbarunya mempertahankan elemen-elemen penting dalam penilaian ekonomi dan pedoman kebijakannya tetap utuh, dan menyusun diskusi mengenai suku bunga berdasarkan kondisi yang memungkinkan penurunan biaya pinjaman.
Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, langkah selanjutnya akan bergantung pada data. Namun, kecil kemungkinan ada peningkatan.
Analis City Index, Matt Simpson menuturkan, pelaku pasar merasa lega karena Powell menutup kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut sehingga membantu harga emas dunia naik kembali di atas USD 2.300.
Setelah pertemuan the Fed, suku bunga berjangka jangka pendek Amerika Serikat naik seiring pelaku pasar menambah taruhan the Fed akan memangkas satu kali suku bunga pada 2024.
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Di sisi lain, pelaku pasar menanti laporan non-farm payrolls Amerika Serikat yang dirilis pada Jumat pekan ini. Simpson menuturkan, pelaku pasar saat ini ingin melihat angka nonfarm payrolls yang lebih lemah.
Prediksi Harga Emas hingga Akhir 2024
“Kita dengan cepat mendekati paruh kedua tahun ini, dan ketika bank sentral terus menumpuk emas fisik, saya menduga harga emas dapat bertahan di atas USD 2.000 hingga akhir tahun dan menembus di atas USD 2.500,” kata dia.
Di sisi lain, harga perak di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 26,75 per ounce. Harga platinum bertambah 1 persen menjadi USD 959,40 setelah mencapai level tertinggi dua minggu pada awal sesi perdagangan. Harga palladium naik 0,5 persen menjadi USD 953,30.
Analis MKS PAMP menyatakan, diskon platinum terhadap palladium berfluktuasi dari tahun ke tahun dari -USD 200 menjadi nol, menunjukkan minat investor yang lemah dan pandangan beragam seputar fundamental makro dan individual global.
Advertisement
Prediksi Harga Emas Dunia Pekan Ini
Sebelumnya, analis optimistis harga emas berpotensi menguat pada pekan ini. Hal ini berbeda dengan investor ritel yang kurang yakin harga emas naik.
Berdasarkan survei mingguan Kitco, dikutip Senin (29/4/2024), 10 analis turut berpartisipasi. Dari survei itu, tujuh analis atau mewakiliki 70 persen melihat harga emas akan naik pekan ini. Namun, dua analis yang wakili 20 persen melihat harga emas berpotensi sideways. Sedangkan satu analis atau mewakili 10 persen prediksi harga emas akan turun.
Sedangkan 155 investor yang ikuti polling online Kitco menunjukkan 74 pelaku pasar yang mempresentasikan 48 persen melihat harga emas dunia berpotensi naik. Namun, 46 pelaku pasar atau 30 persen prediksi harga emas akan turun. Sedangkan 35 responden atau 22 persen harga emas akan sideways.
Mengutip Kitco, sejumlah sentimen yang pengaruhi harga emas pekan ini antara lain keputusan kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada Rabu pekan ini.
Selain itu, laporan nonfarm payrolls pada Jumat pekan ini. Namun, pelaku pasar juga akan memperhatikan laporan keyakinan konsumen AS pada Selasa, kemudian laporan pekerjaan non pertanian ADP, PMI manufaktur ISM, lowongan pekerjaan JOLTS, dan klaim pengangguran pada Kamis pekan ini. Dilanjutkan rilis ISM Services PMI pada Jumat pekan ini.
Analis Senior Barchart.com, Darin Newsom percaya harga emas akan turun pada pekan ini. "Ada risiko di sini, tetapi jika kontrak berjangka pada Juni ditutup lebih tinggi pada Jumat dan Senin, itu akan menjadi tiga hari melawan tren penurunan jangka pendek yang dikonfirmasi dengan pergerakan ke level terendah baru dalam empat hari,” ujar dia.
Ia prediksi, dalam jangka pendek, harga emas di kisaran USD 2.268.
Dibayangi Sentimen The Fed
Sementara itu, Senior Market Strategis Forex.com, James Stanley menilai the Fed akan bawa beberapa sinyal dovish sehingga akan membantu harga emas.
"Saya pikir the Fed masih memiliki beberapa elemen yang cenderung dovish, dan saya pikir hal itu akan membuat harga emas tetap bertahan,” ujar dia.
Ia menuturkan, jika harga emas tidak dapat mempertahankan level 2.300 hingga akhir bulan, berpotensi harga menurun dalam jangka pendek lebih besar.
Di sisi lain, Direktur Walsh Trading, Sean Lusk menuturkan, harga emas berpotensi menguat didorong sentimen geopolitik dan inflasi.
Ia mengatakan tidak yakin situasi di Timur Tengah sudah benar-benar mereda. Ia perkirakan ada lebih banyak konflik dalam waktu dekat.
"Anda hanya mendapat sedikit jeda, tetapi menurut saya ini adalah ketenangan sebelum badai. Tindakan yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir di sana, hanya saling balas. Tidak ada konsekuensi tapi pasti ada konsekuensinya. Pada akhirnya eneri akan mendorong banyak hal ini,” kata dia.
Advertisement