Liputan6.com, Jakarta Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengungkapkan, perbankan nasional masih menjadi tempat yang sangat aman untuk menyimpan uang. Baginya, perbankan adalah lembaga keuangan yang diawasi dengan ketat oleh regulator dan masyarakat tak perlu khawatir terhadap kinerja perbankan nasional.
"Menyimpan uang di bank sangat aman. Malah dibandingkan emas, simpanan di bank lebih likuid bisa digunakan untuk belanja dengan kartu debit. Bank adalah lembaga keuangan yang sangat ketat diawasi," ungkapnya.
Baca Juga
Cerita Agen Mitra UMi BRI di Merauke yang Membantu Keluarga Menuju Kesejahteraan
Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha Lokal Hadirkan Inovasi Kacang Nepo sebagai Camilan Khas yang Diminati
Cerita Sukses Pengusaha Lokal Mengolah Kacang Nepo hingga Jadi Camilan Khas yang Diminati Didukung Pemberdayaan BRI
Piter pun mengingatkan kepada nasabah untuk tetap berhati-hati dan memastikan bank sudah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang merupakan sebuah lembaga independen dengan tujuan meningkatkan kepercayaan nasabah atau masyarakat terhadap bank.
Advertisement
"Dengan begitu, keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional dapat dijaga oleh bank," ujar Piter.
Sebagai informasi, belum lama ini, beredar video hoaks dengan narasi kejadian nasabah BRI kehilangan uang karena pemilu yang membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos. Selain itu, pengunggah juga mengajak masyarakat untuk menarik uangnya yang ada di BRI dan menyimpannya sendiri.
Hal itu pun telah ditegaskan oleh BRI bahwa video “Uang Hilang di BRI adalah efek dari Pemilu Untuk Serangan Bansos” tersebut tidak benar dan tidak berdasar.
Tidak Termakan Informasi Sesat
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengimbau ke masyarakat agar dapat memanfaatkan sosial media secara positif dan tidak mudah termakan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
“BRI juga terus menghimbau dan memberikan edukasi kepada nasabah, serta masyarakat untuk dapat bertransaksi aman dan nyaman. Hal tersebut tak lepas dari masih adanya berbagai modus penipuan online atau social engineering,” ujarnya.
Hendy menyebut, salah satu yang marak adalah modus penipuan melalui permintaan untuk meng-klik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
"BRI mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi," sebutnya.
Hendy pun mengimbau nasabah untuk tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain dan pihak yang mengatasnamakan BRI, termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP, dsb.) melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(*)
Advertisement