Sukses

Jadi Pengolahan Tembaga Terbesar Dunia, Segini Pasokan Gas ke Smelter Freeport

Smelter PT Freeport Indonesia di Manyar Gresik mendapat pasokan gas sebesar 9.49 BBTUD. Proses pemenuhan energi bersih ini dilakukan Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk.

Liputan6.com, Jakarta Smelter PT Freeport Indonesia di Manyar Gresik mendapat pasokan gas sebesar 9.49 BBTUD. Proses pemenuhan energi bersih ini dilakukan Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk.

Penyaluran gas bumi ke PT Freeport Indonesia ini merupakan kontrak jangka panjang yang diikat dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, pihaknya berupaya mengoptimasi layanan gas bumi untuk mendukung program hilirisasi dengan menyalurkan gas bumi sampai dengan 9.49 BBTUD kepada PT Freeport Indonesia sektor smelter tembaga. Smelter ini diklaim merupakan salah satu tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia untuk saat ini.

"Subholding Gas pada prinsipnya selalu mendukung langkah Pemerintah guna mendukung kemajuan industri nasional. Kerja sama ini punya arti penting bagi kami karena PT Freeport Indonesia merupakan konsumen dengan penyerapan gas yang besar," kata Rosa, Senin (6/5/2024).

Menurut dia, PGN akan menjaga performa layanan dalam menyediakan infrastruktur gas yang memadai dan ketahanan pasokan yang terjaga agar nilai lebih dari gas bumi dapat diserap pelanggan secara optimal.

Ia meyakini pemanfaatan gas bumi akan terus meningkat, seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mulai beralih ke gas bumi sebagai energi transisi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini juga untuk mendukung komitmen Pemerintah yang mencanangkan Net Zero Emission pada 2060.

"Kami berterima kasih kepada PT Freeport Indonesia atas kepercayaan dan dukungan kepada PGN untuk memenuhi kebutuhan gas bumi. Nilai lebih gas bumi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, dapat mendukung PT Freeport Indonesia dalam menerapkan teknologi hemat energi serta wujud sinergi bersama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca," ungkapnya.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.Clayton Allen mengungkapkan, has bumi yang tersalur nanti akan diperuntukkan pada sektor smelter, acid plant dan PMR.

"Kita mengucapkan banyak terima kasih kepada PGN telah melaksanakan PJBG yang dilanjutkan dengan proses gas in. Kita mengharapkan PGN dapat menjaga sustainability dan kehandalan pasokan gas bumi untuk mendukung produksi dan program hilirisasi tambah pemerintah," kata Clayton.

2 dari 3 halaman

Bahlil Lahadalia: Freeport Bakal Beroperasi hingga 2061

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, buka suara soal perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTFI).

Bahlil menyebut, Freeport Indonesia akan mendapatkan perpanjangan IUPK selama 20 tahun yakni hingga 2061 setelah berakhirnya kontrak pada 2041 mendatang.

Oleh karena itu, untuk mempercepat penyelesaian perpanjangan IUPK PTFI, Pemerintah saat ini sedang menyelesaikan revisi Peraturan Pemerintah (PP) nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

"Oh sudah hampir final kok, tinggal tunggu PP-nya saja," kata Bahlil dalam konferensi pers paparan kinerja investasi Kuartal I-2024, di Kantor Kementerian BKPM, Senin (29/4/2024).Lebih lanjut Bahlil menyampaikan, perpanjangan kontrak IUPK PTFI dilakukan Pemerintah lantaran cadangan dan produksi mineral PTFI diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2035.

"Karena sekarang kan kita kelolanya underground, begitu 2035 tidak kita lakukan eksplorasi itu produksinya habis dan untuk eksplorasi butuh waktu 10-15 tahun. Jadi kalau kita tidak melakukan perpanjangan untuk mereka melakukan eksplorasi maka siap siap 2040 itu PTFI gak operasi jadi jangan diartikan ada apa," jelas Bahlil.

 

3 dari 3 halaman

Penambahan Saham Pemerintah

Selain itu, alasan lainnya yaitu terdapat penambahan saham pemerintah Indonesia di PTFI sebesar 10 persen. Maka dengan adanya tambahan tersebut, otomatis saham pemerintah di PTFI secara keseluruhan mencapai 61 persen.

"Dengan harga yang sangat murah sekali jadi ke depan PTFI itu kita Indonesia sudah memiliki 61 persen kalau sudah 61 persen mau apa lagi dan utang divestasi kemarin kalau berdasarkan pendapatan mereka mungkin 2024 sudah lunas," pungkas Bahlil Lahadalia.