Sukses

Ekonomi Maluku-Papua Tumbuh Paling Tinggi 12,15%, Ini Penyebabnya

Pertumbuhan di Maluku-Papua ditopang oleh kegiatan pertambangan di Provinsi Papua. Sementara itu, Sulawesi ditopang oleh industri pengolahan dan pertambangan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan pulau mencatatkan hal positif. Ekonomi Maluku-Papua menjadi yang paling tinggi dengan 12,15 persen.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, secara spasial, pertumbuhan ekonomi wilayah Indonesia positif. Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku-Papua jadi tiga lokasi yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi diatas angka nasional 5,11 persen.

"Pertumbuhan ekonomi di pulau Kalimantan, Sulawesi serta Maluku dan Papua terlihat cukup tinggi dan seluruhnya mampu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Amalia dalam Konferensi Pers Rilis Berita Resmi Statistik, di Jakarta, dikutip Selasa (7/5/2024).

"Pertumbuhan tertinggi dicapai di pulau Maluku dan Papua yang mencapai double digit sebesar 12,15 persen," imbuhnya.

Capaian ini diikuti oleh Pulau Sulawesi yang tumbuh 6,34 persen. Lalu, Pulau Kalimantan yang tumbuh 6,17 persen. Sementara sisanya, ekonomi Pulau Jawa tumbuh 4,84 persen, Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 4,75 persen, serta Sumatera yang tumbuh 4,79 persen.

"Pertumbunan ekonomi di ketiga wilayah tersebut terutama didorong oleh kegiatan pertambangan, industri logam dan juga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)," urainya.

Pertumbuhan di Maluku-Papua ditopang oleh kegiatan pertambangan di Provinsi Papua. Sementara itu, Sulawesi ditopang oleh industri pengolahan dan pertambangan. Serta, Kalimantan ditopang pembangunan IKN dan aktivitas di Kalimantan Timur.

"Pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua, yang mencapai double digit didorong oleh aktivitas ekonomi di Provinsi Papua, dengan sumber pertumbuhan yang didorong oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian," ujarnya.

 

2 dari 4 halaman

Kontribusi PDB

Sementara itu, jika dilihat dari besaran kontribusi terhadap PDB, paling besar masih dicatatkan oleh Pulau Jawa sebesar 57,7 persen. Diikuti oleh Sumatera dengan 21,85 persen.

Sementara itu, Kalimantan berkontribusi 8,19 persen, Sulawesi berkontribusi 6,89 persen, Bali dan Nusa Tenggara berkontribusi 2,75 persen, serta Maluku dan Nusa Tenggara berkontribusi 2,62 persen.

"Kontribusi Pulau Jawa terhadap PDB adalah sebesar 57,70 persen diikuti Pulau Sumatera yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebssar 21,85 persen," kata Amalia.

 

3 dari 4 halaman

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia positif di kuartal I-2024 ini. Ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,11 persen pada Januari-Maret 2024 ini.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan pertumbuhan ini jika dibandingkan dengan kuartal I-2023 lalu.

"Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp 5.288,3 triliun, PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.112,9 triliun, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 bila dibandingkan dengan triwulan I 2023 atau secara year-on-year tumbuh sebesar 5,11 persen," kata Amalia dalam Rilis Berita Resmi Statistik, di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang positif ini ditopang oleh kinerja perekonomian domestik yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi 5,11 persen kali ini juga memperpanjang tren pertumbuhan stabil di kisaran 5 persen dalam beberapa waktu terakhir.

 

4 dari 4 halaman

Tertinggi Sejak 2019

Amalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 ini merupakan yang tertinggi sejak 2019 lalu untuk kategori pertumbuhan ekonomi kuartal pertama.

"Secara year on year, ekonomi triwulan I 2024 tumbuh 5,11 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya ini merupakan pertumbuham triwulan I tertinggi sepanjang periode 2019-2024," kata dia.

Sementara itu, jika dilihat dari pertumbuhan kuartalan, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 0,83 persen. Amalia menegaskan, hal ini masih masuk pada pola yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

"Bila dibandingkan triwulan IV 2023 atau secara Q-to-Q, ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 terkontraksi sebesar 0,83 persen," ucap Amalia.