Sukses

Modal Asing Masuk Capai Rp 22,8 Triliun di Awal Mei 2024, Mayoritas ke SRBI

Kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan BI rate maupun kenaikan suku bunga SRBI berhasil menarik masuk aliran modal asing.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal asing masuk (inflow) di awal Mei 2024 sebesar Rp 22,84 triliun. Itu didapat dari sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan surat berharga negara (SBN), dikurangi aliran modal asing keluar (outflow) di pasar saham.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, aliran portofolio asing untuk SRBI pada pekan pertama dan kedua bulan ini terbukukan sebesar Rp 19,77 triliun.

"Data transaksi yang sudah terjadi, secara keseluruhan pada minggu satu dan dua Mei SRBI itu terjadi aliran masuk modal asing sebesar Rp 19,77 triliun totalnya. Yaitu, Rp 16,19 triliun di minggu satu, dan Rp 3,58 triliun di minggu kedua," terangnya, Rabu (8/5/2024).

Menurut dia, itu membuktikan bahwa respon kebijakan kenaikan BI rate maupun kenaikan suku bunga SRBI memang berhasil menarik masuk aliran modal asing.

"yang pada minggu-minggu berikutnya khususnya sejak menjelang ramadhan idul Fitri itu terjadi outflow. Membuktikan pasar, investor luar dan dalam negeri itu menyambut baik," imbuhnya.

Sementara surat berharga negara (SBN) pada pekan-pekan awal Mei 2024 juga mencatat pemasukan Rp 8,1 triliun, terdiri dari Rp 5,74 triliun di pekan pertama dan Rp 2,36 triliun di pekan kedua.

Di sisi lain, Perry tidak memungkiri aliran modal asing di pasar saham masih terjadi outflow sekitar Rp 5,03 triliun. Meskipun ia percaya pasar saham ke depan akan lebih baik.

"Secara keseluruhan, saham di minggu kesatu dan kedua masih terjadi outflow Rp 5,03 triliun. Sehingga total portfolio inflows pada Minggu satu dua jumlahnya Rp 22,84 triliun," jelas Perry.

2 dari 2 halaman

Cadangan Devisa RI Turun di April 2024, Terkuras Demi Tahan Pelemahan Rupiah

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 tetap tinggi sebesar USD 136,2 miliar meski cadangan devisa tersebut menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 sebesar USD 140,4 miliar.

Dikutip dari keterangan BI, Rabu (8/5/2024), penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.