Sukses

Tips Wisata di Libur Panjang Nasional: Pilih Lokasi Hidden Gem!

Pengamat Pariwisata, Chusmeru meminta masyarakat bijak dalam berwisata memanfaatkan waktu libur panjang nasional.

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Pariwisata, Chusmeru meminta masyarakat bijak dalam berwisata memanfaatkan waktu libur panjang nasional. Utamanya, dalam memilih lokasi wisata yang akan dikunjungi.

Pada umumnya masyarakat banyak berbondong-bondong ke tempat wisata yang cukup ramai saat libur nasional. Namun, guna menghindari kepadatan, masyarakat juga bisa memilih ke lokasi yang tidak biasa atau anti mainstream. Bahkan, dalam bahasa kekinian disebut hidden gem.

Chusmeru mengatakan, pemilihan tempat wisata perlu mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan. Termasuk dari sisi kepadatan lokasi wisata.

"Jangan memaksakan diri mengunjungi objek wisata yang sudah padat pengunjung, karena beresiko bagi keselamatan dan kenyamanan. Apalagi jika rombongan keluarga yang membawa anak-anak," ucap Chusmeru saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (11/5/2024).

"Pilih objek wisata yang terbuka, hijau, senjuk dan nyaman. Jangan memaksakan berkunjung ke objek wisata populer yang biasanya over crowded saat libur panjang," sambungnya.

Perhatikan Wahana

Dia juga meminta para calon wisatawan untuk memperhatikan jenis-jenis wahana yang bisa diakses. Atas alasan keselamatan, masyarakat perlu mempertimbangkan untuk menaiki wahana yang tak terlalu ramai.

"Jangan menggunakan wahana wisata yang sudah sarat pengunjung, karena rawan terjadi kecelakaan," tegasnya.

Sementara itu, secara umum, Chusmeru juga mengingatkan pelaku perjalanan untuk memastikan kondisi tubuh cukup sehat untuk bepergian. Tak lupa untuk menyiapkan perlengkapan kesehatan dan vitamin, dan memperbanyak minum air putih.

"Bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi, pastikan kondisi kendaraan layak jalan. Jangan sampai mogok saat berwisata," ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Waspada Pungli

Diberitakan sebelumnya, masyarakat berbondong-bondong memanfaatkan waktu libur panjang untuk mengunjungi kawasan wisata. Namun, tak sedikit ditemukan beberapa lokasi ternyata terdapat pungutan liar (pungli).

Pengamat Pariwisata, Chusmeru mengungkap penyebab banyaknya pungli di kawasan wisata tersebut. Seharusnya, kata dia, tidak ada biaya di luar pungutan resmi atas pengelolaan kawasan wisata.

"Semestinya tidak terjadi pungli di destinasi wisata, jika pemerintah daerah dan pengelola objek wisata menerapkan manajemen objek wisata secara baik," ujar Chusmeru kepada Liputan6.com, Jumat (10/5/2024).

Menurutnya, pungli bisa hadir ketika pengelolaan tidak sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat. Alhasil, sejumlah oknum masyarakat memanfaatkan kondisi itu untuk mengambil untung dari padat pengunjunga ke kawasan wisata tadi.

"Pungli muncul karena ada sebagian masyarakat di destinasi wisata yang tidak kecipratan rejeki dari sektor pariwisata. Selain itu pungli juga merupakan aji mumpung dari masyarakat ketika destinasi padat pengunjung," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Evaluasi Berkala

Dia menyarankan, pemerintah daerah dan pengelola tempat wisata melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Tujuannya untuk memastikan tidak terjadi pungli. Dia juga meminta pengelola menyiapkan hotline service sebagai tempat pengaduan bagi wisatawan yang terkena pungli.

"Terhadap oknum yang melakukan pungli sebaiknya dilakukan pembinaan dan penertiban, karena dapat merusak citra baik destinasi tersebut," ucapnya.

"Pengunjung yang menemui pungli bisa mengambil sikap menolak, mendokumentasikan oknum yang memungut pungli, atau melaporkan tindakan pungli kepada pihak-pihak terkait yang berwenang," sambung Chusmeru.