Liputan6.com, Jakarta Sebagai bagian dari SubHolding Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga, PT Pertamina Retail terus berupaya meningkatkan performa dan kehandalan dalam pengelolaan SPBU. Sejalan dengan komitmen untuk memperluas jaringan SPBU, PT Pertamina Retail menghadirkan skema pengelolaan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan SPBU DODO (Dealer Owned Dealer Operated).
Vice President Commercial PT Pertamina Retail, Edith Indra Triyadi, mengatakan, konsep kerja sama ini juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan citra SPBU Pertamina.
Baca Juga
“Kerja sama ini akan dilakukan dengan skema yang tentunya akan menguntungkan bagi kedua belah pihak,” jelasnya.
Advertisement
Pada kerja sama operasi ini, Edith menambahkan, PT Pertamina Retail akan memberikan sejumlah dukungan investasi bagi SPBU DODO di beberapa aspek, yakni dalam hal finance management, fuel management/operation, Non-Fuel Retail Business (NFR), pembaruan infrastruktur, dan optimalisasi digitalisasi SPBU.
“Terdapat dua sistem kerja sama operasi yakni SPBU KSO TAC (Technical Assistance Contract) dan SPBU Full Operate. Melalui kedua skema kerja sama ini, PT Pertamina Retail akan memberikan pendampingan dan kontribusi yang berbeda. Pada SPBU Full Operate, Pertamina Retail akan mengambil peran secara penuh pada operasional SPBU, sedangkan para kerja sama TAC akan terdapat peran mitra SPBU DODO dalam operasional,” tambah Edith.
Pada kerja sama TAC, kontrak kerja sama dapat dilakukan dalam kurun waktu minimal satu tahun. SPBU DODO nantinya akan mendapatkan pendampingan dan asistensi dari tim PT Pertamina Retail yang ditempatkan di SPBU. Kemudian PT Pertamina Retail juga akan mengambil peran dalam pemesanan BBM dan pengelolaan dana manajemen keuangan yang transparan, sehingga modal kerja yang sebelumnya ditanggung mitra SPBU DODO akan berkurang.
Investasi
Sedangkan pada skema Full Operate, kontrak kerja sama dapat dilakukan dalam waktu minimal lima tahun dan PT Pertamina Retail akan memberikan sejumlah investasi untuk pembaruan peningkatan sarana dan prasarana SPBU dengan memerhatikan aspek kajian kelayakan bisnis yang tepat.
Untuk menindaklanjuti potensi kerjasama tersebut, calon mitra dapat menghubungi kantor PT Pertamina Retail di Grha Pertamina Tower Pertamax lt.11 Jakarta pusat (021-39711105).
PT Pertamina Retail terus berupaya mencapai rencana jangka panjang yang bertujuan untuk menjadi perusahaan ritel energi nasional kelas dunia melalui semangat Satukan Energi Melayani Negeri, kami berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan menyatukan energi untuk keberlanjutan negeri.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Advertisement
Benarkah Pertamax Green 95 jadi Pengganti Pertalite? Ini Jawabannya
Sebelumnya, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi menegaskan bahwa penjualan produk Pertamax Green 95 sejak 10 bulan terakhir di 17 SPBU Jawa Timur bukan untuk menggantikan produk Pertalite.
"Memang terdapat 17 SPBU di Jawa Timur yang menjual produk Pertamax Green 95 sejak 10 bulan terakhir, namun tidak ada kaitannya dengan isu yang berkembang di masyarakat bahwa produk tersebut adalah pengganti Pertalite," kata Ahad dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat.
Produk Pertamax Green 95 adalah produk baru Pertamina yang dikhususkan untuk segmentasi kendaraan tertentu yang mengkonsumsi BBM dengan RON 92 ke atas.
Produk tersebut terbentuk dari sebagian senyawa nabati yakni etanol yang berasal dari molase tebu produksi PT Enero, Anak Usaha PTPN, sehingga selain ramah lingkungan juga sebagai dukungan pemberdayaan petani lokal.
"Bukan menggantikan Pertalite tapi melengkapi varian Oktan BBM pada Gasoline yang selama ini pasarnya dikuasai kompetitor," ucap Ahad.
Dia menegaskan seluruh SPBU di Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara masih menyalurkan Pertalite sesuai kuota yang ditetapkan Pemerintah.
"Di Jawa Timur sendiri Pertalite menjadi produk paling laris dengan konsumsi 12.265 kilo liter per hari. Ditopang dengan stok saat ini 140.673 kilo liter, penyaluran Pertalite masih aman 10 kali lipat lebih," ujar Ahad.
Adapun konsumsi Pertamax Green 95 di Jawa Timur saat ini mencapai 680 kilo liter sejak diluncurkan pada Juni 2023 lalu.
"Awal Juni lalu masih 12 SPBU saja yang menjual, tapi kini berkembang beberapa outlet baru di Gresik, Lamongan, Mojokerto dan Malang. Konsumsi paling banyak dari kalangan motor dan mobil tipe racing, karena akselerasinya memang bagus produk ini," ujarnya.
Penyaluran BBM Subsidi
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menegaskan sesuai dengan Kepmen ESDM No 37.K/HK.02/MEM.M/2022, Pertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), sehingga perubahan dalam penyalurannya harus melalui kebijakan Pemerintah.
"Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," kata Irto.
Irto menambahkan bahwa Pertamina Patra Niaga selaku pihak yang menjalankan penugasan penyaluran BBM subsidi, berkomitmen untuk tetap mengikuti dan menjalankan semua kebijakan yang ditetapkan Pemerintah.
"Prinsipnya kami akan ikuti dan jalankan semua kebijakan Pemerintah," tutur Irto.
Advertisement