Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha Indonesia Prajogo Pangestu masuk daftar orang terkaya dunia dengan peringkat ke-25, berdasarkan data real time Forbes. Hal itu seiring kekayaan Prajogo Pangestu meningkat.
Mengutip laman Forbes, harta Prajogo Pangestu naik USD 490 juta atau sekitar Rp 7,87 triliun menjadi USD 63,3 miliar atau sekitar Rp 1.017 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.070) pada 12 Mei 2024.
Baca Juga
Forbes menyebutkan, kekayaan terbesar Prajogo Pangestu tersebut berasal dari bisnis di sektor petrokimia dan energi.Â
Advertisement
Adapun putra seorang pedagang karet tersebut memulai bisnis perkayuan pada akhir tahun 1970an melalui Barito Pacific. Perusahaannya, Barito Pacific Timber, memutuskan go public pada 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.Â
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga berdagang di Bursa Efek Indonesia. Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Selain itu, Prajogo Pangestu juga memiliki usaha e pertambangan batu bara melalui Petrindo Jaya Kreasi. Perusahaan ini telah melantai di bursa saham atau go public pada Maret 2023.
"Pangestu mencatatkan saham perusahaan energi terbarukan, Barito Renewables Energy, enam bulan kemudian pada Oktober 2023," tulis Forbes.
Dalam catatan merdeka.com, salah satu orang terkaya di Indonesia ini sempat bekerja sebagai sopir angkot lantaran hanya tamatan SMP. Selama ia bekerja menjadi sopir angkot, Prajogo telah melihat celah peluang untuk menjadi seorang pengusaha yang ulung.
Â
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Prajogo Pangestu Kembali Jadi Orang Terkaya Indonesia, Bagaimana Kinerja Sahamnya?
Sebelumnya, Prajogo Pangestu kembali menduduki posisi puncak orang terkaya di Indonesia. Melansir data real time billionaire Forbes per 12 Maret 2024, kekayaan Prajogo Pangestu ditaksir mencapai USD 43,5 miliar atau sekitar Rp 673,95 triliun (kurs Rp 15.493,00 per USD).
Kekayaan Prajogo dipupuk melalui sejumlah perusahaan yang dikelolanya. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat beberapa emiten yang dikendalikan Prajogo, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO) yang belum lama diakuisisi.
BRPT
BRPT sebagai perusahaan holding energi ditutup turun 0,98 persen ke posisi 1.010 pada Jumat, 8 Maret pekan lalu. Meski begitu, saham BRPT masih naik 0,50 persen dalam sepekan terakhir. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham BRPT turun 24,06 persen.
BRPT mulai diperdagangkan di bursa pada Oktober 1993. Saat itu, perusahaan melepas 85 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar. Harga saham dipatok 3.200 per lembar, sehingga perseroan meraup 85 miliar dari IPO.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
TPIA ditutup turun 0,89 persen ke posisi 5.575 pada akhir pekan lalu. Secara ytd, saham TPIA naik 6,19 persen.
TPIA debut di bursa pada Mei 2008. Saat itu, perusahaan menerbitkan 728,4 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 50 per lembar. Harga penawaran dipatok Rp 2.200 per lembar, sehingga perusahaan mengantongi Rp 1,6 triliun dari IPO.
Advertisement
CUAN-BREN
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
CUAN merupakan pendatang baru di Bursa. Saham CUAN mulai diperdagangkan pada Maret 2023 lalu. Dalam rangka IPO, perusahaan menerbitkan 1,69 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 200 per lembar. Harga penawaran yakni Rp 220 per lembar, sehingga diperoleh Rp 371,8 miliar dari IPO.
Pada perdagangan Jumat, 8 Maret 2024, saham CUAN ditutup turun 4,01 persen ke posisi 6.575. Berdasarkan posisi tersebut, harga saham CUAN saat ini telah mengalami kenaikan 2.888,64 persen dari harga IPO.
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Setelah merilis saham CUAN ke publik, Prajogo kembali mengantarkan satu perusahaan untuk debut belum lama ini. Saham BREN mulai diperdagangkan di Bursa pada Oktober lalu. Dalam rangka IPO, perusahaan menerbitkan 4,02 miliar lembar saham dengan nilai nominal 150 per saham. Harga penawaran yakni Rp 780 per lembar, sehingga perseroan memperoleh Rp 3,13 triliun dari IPO.
Pada perdagangan Jumat lalu, saham BREN turun 2,00 persen ke posisi 6.125. Berdasarkan posisi tersebut, harga saham BREN telah naik 685,26 persen.
PT Petrosea Tbk (PTRO)
Belum lama ini, Prajogo pangestu resmi jadi pengendali PT Petrosea Tbk (PTRO). Hal itu menyusul aksi pengambilalihan 342.925.700 lembar atau setara 34 persen saham PTRO yang dimiliki Caraka Reksa Optima (CRO) oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) melalui anak usahanya, Kreasi Jasa Persada (KJP). Informasi saja, CRO merupakan perusahaan milik konglomerat Robert Nitiyudo Wachjo.
PTRO ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen di posisi 4.790 pada Jumat, 8 Maret 2024. Saham PTRO naik 0,21 persen dalam sepekan. Sementara sejak awal tahun, saham PTRO terkoreksi 6,08 persen.
Â
Advertisement