Liputan6.com, Jakarta Pada triwulan I 2024, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan. Posisi Utang Luar Negeri Indonesia tercatat sebesar USD 403,9 miliar atau setara dengan Rp 6.490 triliun (kurs 16.068 pe Dolar AS).
Utang ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2023 yang mencapai USD 408,5 miliar. Penurunan ini terjadi baik pada sektor publik maupun swasta. Secara tahunan, ULN Indonesia berkontraksi sebesar 0,02% (yoy), setelah sebelumnya tumbuh 3,0% (yoy) pada triwulan IV 2023.
Baca Juga
Utang Luar Negeri Pemerintah
Dikutip dari data Bank Indonesia, Rabu (15/5/2024), penurunan juga tercatat pada ULN pemerintah. Pada triwulan I 2024, posisi ULN pemerintah sebesar USD 192,2 miliar, turun dari USD 196,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Secara tahunan, ULN pemerintah berkontraksi 0,9% (yoy), setelah tumbuh 5,4% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Penurunan ini dipengaruhi oleh perpindahan investasi dari Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain akibat meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Advertisement
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara fleksibel dan oportunistik dalam aspek waktu, tenor, mata uang, dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan yang efisien dan optimal.
Sebagai bagian dari instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN diarahkan untuk mendukung sektor produktif dan belanja prioritas pemerintah, seperti sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1%), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,3%), Jasa Pendidikan (16,9%), Konstruksi (13,7%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,6%). Posisi ULN pemerintah tetap aman dan terkendali dengan 99,98% ULN berjangka panjang.
Utang Luar Negeri Swasta
ULN swasta juga mengalami penurunan. Pada triwulan I 2024, posisi ULN swasta tercatat sebesar USD 197,0 miliar, turun dari USD 198,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Secara tahunan, ULN swasta berkontraksi sebesar 1,8% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi 1,2% (yoy) pada triwulan IV 2023.
Kontraksi ini terjadi pada perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) dan lembaga keuangan (financial corporations) yang masing-masing berkontraksi 1,8% (yoy) dan 1,6% (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan kontribusi 78,3% dari total ULN swasta. ULN swasta didominasi oleh utang jangka panjang dengan proporsi 76,1% dari total utang swasta.
Tetap Aman
Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menurun menjadi 29,3% dari 29,8% pada triwulan sebelumnya, dengan dominasi ULN jangka panjang mencapai 86,8% dari total ULN.
Untuk menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, serta menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran ULN akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Data lengkap mengenai ULN Indonesia dan metadata terbaru dapat dilihat pada publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi Mei 2024 di situs web Bank Indonesia, yang juga tersedia di situs web Kementerian Keuangan.
Advertisement