Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi telah memberi banyak peluang bagi pelaku UMKM untuk memajukan usaha dan bisnisnya. Namun, seiring berjalannya waktu tantangan pelaku UMKM juga semakin berat karena persaingan usaha yang makin ketat.
Berkaitan dengan hal itu, content creator dan creativepreneur muda, Arief Muhammad, punya sejumlah tips untuk pelaku UMKM yang ingin mendapatkan investor. Arief mengatakan UMKM dan start-up memiliki banyak perbedaan. Start-up bisa membuat kampanye besar dan bisa menjual berbagai macam berbeda dengan UMKM yang terkadang hanya butuh bantuan untuk produksi dan pengiriman.
Baca Juga
Meski demikian, UMKM juga ada kalanya membutuhkan investor. Investor melihat sebuah usaha tidak hanya melihat potensi keuntungan finansial melainkan juga akan melihat foundernya dan passionnya dalam menjalankan usaha.
Advertisement
"UMKM bukan usaha yang bisa 'digoreng-goreng' dan bikin menarik para investor. Jadi, investor akan melihat dari usahanya, akan melihat foundernya, apakah punya passion dalam menguasai usahanya? Mostly, investor akan melihat dari situ. Gagal itu satu hal, tapi passion itu lain hal. Jadi, kalau orang menjalin usaha lalu gagal, ya coba lagi, coba belajar dari tempat lain," kata Arief Muhammad saat acara Peluncuran Kampanye #JADIBISA di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Untuk menjalankan usaha, Arief mengatakan penting bagi UMKM untuk meningkatkan literasi digital dan keuangan karena banyak usaha hancur karena kurangnya literasi.
"Literasi cukup penting di UMKM karena banyak juga yang mencampur keuangan pribadi dan keuangan usaha. Itu salah satu unsur yang menghancurkan usaha. Karena mungkin literasinya kurang, belum mengikuti workshop dan lain-lain," ujarnya.
Oleh karena itu, Arief sangat mengapresiasi J&T Express yang menghadirkan kampanye #JADIBISA. Dalam kesempatan yang sama, J&T Express meluncurkan J&T Connect Preneur sebagai salah satu program pemberdayaan UMKM unggulan di tahun ini.
Tingkatkan Literasi Keuangan
J&T Connect Preneur menjadi rangkaian yang terdiri dari beberapa program meliputi J&T Connect Preneur Tour di 5 kota besar di Indonesia seperti Bali, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Jakarta. Setiap kota mengusung tema yang berbeda-beda dan menghadirkan local heroes.
Brand Manager J&T Express Indonesia, Herline Septia mengatakan masih banyak UMKM yang membutuhkan dukungan untuk menggunakan platform e-commerce dan memaksimalkan usaha. Dukungan untuk menekan biaya pemasaran dan juga memperluas pasar usaha.
"Jadi, literasinya harus ditambah, mengikuti pelatihan-pelatihan. Untuk itu, ketika kita bikin konten-konten, harus bisa menjawab kendala mereka. Lets say, pemasaran digital, permodalan, manajemen keuangan, bagaimana bisa mereka menginput, menjual dan sebagainya. Jadi, UMKM memang harus didukung untuk bisa lebih berkembang," kata Herline.
Lebih lanjut, Herline Septia, menyoroti pentingnya mengenali harga pasar dan pengembangan identitas yang kuat bagi UMKM. Memiliki identitas diri yang berbeda dari pesaing merupakan aspek penting agar dapat dikenali banyak orang.
"UMKM juga harus mampu memahami peluang yang tersedia di pasar bisnis kita, serta kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh pasar tersebut. Dengan begitu, UMKM bisa memperluas jangkauan dan meningkatkan daya saingnya,” ujarnya.
Advertisement
Rumah BUMN Dorong UMKM Manfaatkan Workshop
Sementara itu, CEO Rumah BUMN Jakarta, Tri Adhi Tanuwidjaya, mengatakan saat ini bukan hanya Rumah BUMN yang menjadi wadah untuk meningkatkan UMKM, tetapi ada banyak pilihan wadah lainnya yang harus dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya adalah melalui workshop, yang menjadi tempat bagi UMKM untuk meningkatkan kualitas mereka.
"Konsistensi merupakan hal yang sangat penting. Meskipun terkadang terjadi kemunduran, konsistensi harus dipertahankan agar UMKM dapat terus berkembang dan sukses," kata Tri.
Melalui upaya kolaboratif Bersama J&T Express, Tri mengharapkan tantangan yang dihadapi sektor UMKM dapat diatasi secara bertahap. Dengan meningkatkan kompetensi, akses pasar, dan mendukung semangat kewirausahaan, UMKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi Indonesia.
(*)