Sukses

Jadi Biang Kerok Kerusakan Lingkungan, Pengelolaan Sampah Plastik Tak Bisa Sembarangan

Pengelolaan sampah plastik, karena sampah plastik menjadi salah satu pencetus kerusakan lingkungan dan penyumbang emisi karbon, sehingga membutuhkan solusi serta inovasi.

 

Liputan6.com, Jakarta Sebagai komitmen mendukung realisasi keberlanjutan lingkungan, khususnya dalam pengurangan emisi, PT Sucofindo mengadakan web seminar (webinar) Carbon (Cerita Bersama Sucofindo) yang diikuti oleh para pelaku usaha secara online.

“Kegiatan ini juga merupakan rangkaian menuju perhelatan Environmental, Social, and Innovation Awards (ENSIA) yang sejalan dengan dukungan terhadap program Proper oleh KLHK. Kami sadari bahwa untuk merealisasikan mitigasi lingkungan perlu komitmen dan aksi nyata dari semua pihak. Oleh karena itu, melalui webinar ini dapat menjadi awareness dalam pentingnya berkolaborasi mengelola dan menjaga keberlanjutan lingkungan,” kata Direktur Utama PT Sucofindo Jobi Triananda dikutip Jumat (17/5/2024).

Jobi Triananda menambahkan bahwa melalui Carbon series 1 ini sejalan dengan komitmen mitigasi isu lingkungan.

"Khususnya mengenai pengelolaan sampah plastik, karena sampah plastik menjadi salah satu pencetus kerusakan lingkungan dan penyumbang emisi karbon, sehingga membutuhkan solusi serta inovasi bersama. Kami berharap melalui kegiatan ini sebagai inspirasi bersama untuk mencipta inovasi dan solusi pengelolaan lingkungan dan sosial,” kata Jobi Triananda.

Turut hadir dalam kegiatan Carbon Series 1 sebagai pembicara, Billy Mambrasar, Staf Khusus Presiden RI; Sri Sumiyati, Dosen Teknik  Lingkungan Universitas Diponegoro; serta Budi Utomo Direktur Layanan Industri PT Sucofindo yang membahas mengenai pentingnya kolaborasi pentahelix dalam pengelolaan sampah.

“Permasalahan sampah menjadi krusial saat ini, karena mampu menyumbang emisi karbon yang berdampak pada masa depan. Selanjutnya, diperlukan penguatan kolaborasi pentahelix antara pemerintah pusat dan daerah, media, swasta/ pelaku bisnis/ dan unsur perguruan tinggi. Oleh karena itu, saya mengapresiasi Sucofindo telah mengadakan event berikut, serta menjadi fasilitator dari bagaimana cara mengatasi permasalahan sampah,” kata Staf Khusus Presiden RI Billy Mambrasar.

 

2 dari 3 halaman

Pengelolaan Sampah

Begitupun dengan Sri Sumiyati, Dosen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro mengatakan dalam penanganan sampah harus dilakukan kolaborasi dari berbagai aspek. “Kesadaran pentingnya pengelolaan sampah perlu ditanamkan di tiap individu, dan diperlukaan kolaborasi penanganan di berbagai aspek, seperti dukungan kelompok masyrakat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan sebagainya,” ujar Sri Sumiyati.

Selanjutnya, Direktur Layanan Industri PT Sucofindo Budi Utomo, mengatakan bahwa Sucofindo siap mendukung setiap aksi mitigasi lingkungan untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia.

“Kami dalam mendukung kebijakan barang dan jasa ramah lingkungan, Sucofindo memiliki layanan verifikasi ecolabel dan telah ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melayani pelaku usaha yang ingin melakukan swadeklarasi ekolabel atas produk yang diproduksi,” kata Budi Utomo.

Selain itu, untuk mendukung pelaku usaha merealisasikan aksi mitigasi lingkungan, Sucofindo dapat melayani validasi dan verifikasi untuk skema Gas Rumah Kaca, dan Nilai Ekonomi Karbon, serta layanan lainnya dalam mendukung pemenuhan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER).

 

3 dari 3 halaman

Layanan ESG

Layanan lainnya, Sucofindo memiliki layanan ESG (Environment, Social, and Governance) improvement dan consultation yang dapat membantu para pelaku usaha dalam meningkatkan awareness serta reputasi perusahaan terhadap ESG rating sesuai kebutuhan investor dan/atau penjamin dana investasi pada tahap implementasi ESG Roadmap, serta assurance untuk laporan berkelanjutan.

Konsultansi roadmap ESG diperlukan oleh para pemangku kebijakan guna persiapan, penilaian bagaimana mengelola risiko serta peluang terkait isu keberlanjutan terhadap tiga elemen kunci, yakni lingkungan, dampak sosial dan juga struktur tata kelola.

“Penerapan ESG ini penting karena ESG merupakan kerangka yang digunakan oleh stakeholder untuk menilai bagaimana perusahaan mengelola risiko dan peluang terkait isu keberlanjutan,” tutup Budi Utomo.