Liputan6.com, Jakarta - PT Pos Indonesia (Persero) memiliki ribuan aset untuk bisa dimanfaatkan. Seiring perkebangan zaman, target yang dibidik adalah kalangan milenial dan Gen Z agar bisa menggunakan aset milik perusahaan.
Direktur Utama Pos Indonesia Faizal R Djoemadi mengatakan, ada lebih dari 3.000 aset kelolaan Pos Indonesia yang bisa dimanfaatkan. Tujuan utamanya untuk menambal tingginya beban operasional dari gedung-gedung yang berumur tua.
Baca Juga
"Biaya operasinya makin mahal, gedungnya makin tua, perawatannya makin mahal. Maka Pos Properti saya minta coba dibikinkan, di mana leverage asset menjadi property service, property business. Tapi tidak berhenti di situ, saya minta you have to go beyond property service," ujar Faizal di Jakarta, dikutip Sabtu (18/5/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan, pemanfaatan aset itu tak sebatas pada penyewaan gedung. Tapi bisa lebih dimanfaatkan kalangan milenial dan Gen Z. Salah satunya disulap menjadi tempat berkumpul pegiat e-sport.
"Jadi tidak hanya menyewakan gedung, ya semacam itulah ya. Tapi go beyond property service artinya property ini seperti mall ini harus menarik, harus attract. Attract siapa? Attract milenial," sambung Faizal.
Dia mengatakan, saat ini aset-aset yang dikelola oleh PT Pos Properti telah ada yang menjadi Creative Hub serta ada Game Center. Aset ini bisa digunakan untuk bekerja, bertemu kolega hingga ngopi-ngopi.
Kedepannya properti Pos Indonesia juga akan bisa dimanfaatkan jadi pusat kompetisi pegiat game digital.
"Anak-anak muda sekarang ini, millenials itu selalu ingin punya tempat di mana mereka bisa bersaing secara sehat. Makanya kenapa sebetulnya game ini hanya salah satu fasilitas untuk mereka berkompetisi. Makanya tadi ada Mobile Legends competition, ada PUBG competition dan sebagainya," paparnya.
Punya 2 E-Sport Center
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Pos Properti, Junita Roemawi menyebut, saat ini perusahaan telah menghadirkan tempat yang disebut Point Arena. Ada 2 lokasi, yakni di Bandung dan Jakarta.
"Jadi kami punya e-sport center yang disebut Point Arena. Nah, memang itu sudah hampir 2 tahun berjalan dan kami sudah punya 2 center. Satu di Bandung, di head office kami dan satunya di Jakarta," kata dia.
Junita menambahkan, PT Pos juga akan menggelar pertandingan e-sport Microsoft Excel World Championship Indonesia pada September 2024 mendatang. Gelaran ini bekerja sama dengan Financial Modeling World Cup (FMWC).
"Tujuan utama kami bekerjasama dengan FMWC untuk menyelenggarakan kompetisi ini dan mewadahi para mahasiswa dan professional yang memiliki keahlian dan potensi dibidang excel serta juga menginspirasi generasi muda mempelajari Excel lebih dalam lagi sehingga pada akhirnya dapat bersaing di ajang internasional. Kami sangat senang dapat memfasilitasi kegiatan ini melalui Gaming Hub kami, Point Arena," pungkas Junita.
Advertisement
Kejar Aset Lain
Sebelumnya, PT Pos Indonesia (Persero) masih mengejar sejumlah aset milik perusahaan yang dikuasai pihak ketiga. Tercatat, ada sekitar 25-29 aset milik PT Pos Indonesia yang digunakan secara ilegal oleh pihak lain.
Guna melakukan penindakan pemulihan aset tersebut, perusahaan menggandeng Pusat Pemulihan Aset (PPA) Kejaksaan Agung. Aset-aset tersebut mayoritas berada di Luar Pulau Jawa.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Pos Indonesia (Persero) Endy Pattia Rachmadi Abdurrahman mengatakan, pihaknya akan mengejar pemulihan aset itu tahun ini.
"Itu masih ada 25-an lagi yang masih dalam proses, sampai dengan 29-an (aset)," ujar Endy di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (19/2/2024).
Gedung dan Tanah
Dia menjelaskan, aset PT Pos biasanya berupa gedung dan tanah. Kemudian, ditempati atau digunakan secara ilegal oleh pihak-pihak lain.
Aset ini juga biasanya berdekatan dengan aset milik orang lain. Kendati kosong, maka sering digunakan tanpa izin oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Dia menduga, ada keluangan perjanjian penggunaan aset sebelumnya, sehingga dimanfaatkan oleh oknum untuk menggunakan secara terus menerus.
"Asetnya biasanya gedung dan tanah. ada tanah yang mungkin ditempatkan oleh pihak ketiga atau juga yang tanahnya beririsan dengan milik pihak ketiga. Nah mungkin di masa lalu kerjasamanya dianggap cukup luwes ya, jadi percaya saling percaya saja tapi lama-lama ya jadi asetnya ditempatkan secara permanen," jelasnya.
Advertisement