Sukses

SAKA Kelola Lagi WK Ketapang Selama 20 Tahun, Segini Investasinya

Saka Energi Indonesia (PGN Saka) melalui PT Saka Ketapang Perdana mendapat perpanjangan kontrak untuk Wilayah Kerja minyak dan gas bumi (WK Migas) Ketapang, selama 20 tahun setelah habis masa berlakunya pada 2028.

Liputan6.com, Jakarta Saka Energi Indonesia (PGN Saka) melalui PT Saka Ketapang Perdana mendapat perpanjangan kontrak untuk Wilayah Kerja minyak dan gas bumi (WK Migas) Ketapang, selama 20 tahun setelah habis masa berlakunya pada 2028.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dengan penandatangan Kontrak Kerja Sama tersebut, Pemerintah berharap para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat menjaga keberlanjutan produksi maupun komitmen eksplorasinya.

"Pemerintah berharap para KKKS dapat lebih berperan aktif dalam meningkatkan cadangan dan mempertahankan produksi minyak dan gas bumi serta memenuhi kebutuhan energi nasional di masa datang," kata Dadan, Minggu (19/5/2023).

Adapun total investasi komitmen pasti dari penandatangan WK Ketapang ini berupa pengeboran 2 sumur eksplorasi dengan total investasi senilai USD 80 juta ban bonus Tandatangan USD 1 juta.

Direktur Utama PGN Saka Medy Kurniawan mengatakan, dalam menggarap WK Ketapang yang berlokasi di laut jawa PGN Saka bersama dengan Petronas Carigali Ketapang II Ltd. (PCK2L) selaku operator.

“WK Ketapang memiliki prospek yang bagus kedepannya. Dengan diberikan kepercayaan dalam perpanjangan PSC ini, tentu akan berpotensi meningkatkan produksi dan pendapatan Perusahaan dengan meoptimalisasi aset yang sudah dimiliki,” tutur Medy.

Terdapat dua sumur eksplorasi yang menjadi Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang nantinya akan dilakukan pengeboran di WK Ketapang. Perpanjangan WK Ketapang ini resmi diberikan oleh Pemerintah pada 21 Desember 2023 dengan hak partisipasi yang sama dengan kontrak sebelumnya yaitu sebesar 19,4% untuk PGN Saka.

“Kami harapkan setelah ini, dapat melakukan pengeboran di sumur eksplorasi yang sudah disepakati. Jika berhasil, maka akan menambah resourse di area itu dan selanjutnya kami akan kembangkan sumur tersebut," jelas Medy.

2 dari 4 halaman

Anak Usaha PGN Lunasi Obligasi pada Awal Mei 2024, Nilainya Segini

Sebelumnya, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yakni PT Saka Energi Indonesia melunasi obligasi yang diterbitkan dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS).

SAKA telah melunasi obligasi senilai USD 156 juta pada 5 Mei 2024. Surat utang senior ini diterbitkan SAKA pada 5 Mei 2017 dengan jangka waktu 7 tahun di Singapore Exchange (SGX) dengan total nilai USD 625 juta.

Pada 2022, sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi bisnis, SAKA melunasi sebagian surat utang tersebut sebesar USD  248.787.000. Langkah tersebut berlanjut pada 2023 dengan pelunasan sebesar USD 220.000.000.

"Sumber dana pelunasan obligasi SAKA ini 100% berasal dari kas internal. Pelunasan ini tidak akan berdampak terhadap likuiditas SAKA dan PGN,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, seperti dikutip dari keterangan resmi Selasa, (14/5/2024).

Selain obligasi PT Saka Energi Indonesia, PGN juga akan melunasi surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan senilai USD 397 juta pada 15 Mei 2024. Senior Unsecured Fixed Rate yang diterbitkan pada 12 Mei 2014 senilai USD 1.350.000.000 ini jatuh tempo pada 16 Mei 2024.

Sebelumnya, PGN juga telah melunasi sebagian surat utang yang dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited ini masing-masing sebesar USD 400.000.000 pada 2022 dan selanjutnya tahun 2023 senilai USD 553.291.000

"Pelunasan obligasi PGN ini menggunakan kombinasi pendanaan internal dan eksternal sesuai rencana yang dianggarkan dalam RKAP perusahaan 2024. Bank of New York Mellon bertindak selaku Trustee dari obligasi ini," ujar Rachmat.   

Tuntasnya pelunasan obligasi USD yang diterbitkan PGN dan SAKA ini diharapkan dapat memantapkan keberlanjutan usaha PGN ke depan. Sebagai subholding gas, PGN memiliki peran strategis dalam mewujudkan program transisi energi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

"Komitmen PGN adalah pengelolaan kinerja yang sehat dan berkelanjutan. Dengan demikian PGN akan mampu memainkan peran yang semakin luas dalam meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik dan memperluas kiprahnya ke pasar global,” ujar Rachmat.

3 dari 4 halaman

PGN Kantongi Tambahan 2 Kargo LNG di 2024

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengkonfirmasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mendapat tambahan pasokan dua kargo gas alam cair, atau liquified natural gas (LNG) di 2024.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryadipuro mengatakan, pihaknya sudah menyepakati tambahan dua kargo LNG untuk PGN.

"Jadi yang sudah diokekan dan sudah ada kesepakatannya itu untuk PGN ada 2 kargo. Itu dari tangguh train 3 rencananya," ujar Hudi saat ditemui di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (6/5/2024).

Hudi menambahkan, suplai LNG untuk PGN tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dari perseroan. Namun, ia belum menyebut secara rinci berapa detil tambahan LNG yang akan dipasok kepada PGN.

"Ini tentu saja akan tergantung nanti ke depannya PGN kebutuhannya itu seperti apa, dan itu kita juga melakukan diskusi yang intensif lah dengan PGN terkait dengan kebutuhannya itu sendiri," ungkapnya.

 

 

4 dari 4 halaman

Optimalkan Produk Gas Alam Cair

Adapun PGN selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero) tengah menjalankan inisiatif untuk mengoptimalkan produk gas alam cair. Selain dalam rangka memenuhi kebutuhan industri di tengah terus menurunnya produksi gas bumi, penetrasi produk energi masa depan ini juga menjadi bagian dari strategi untuk tetap tangguh menghadapi risiko geopolitik global yang sedang terjadi.

"Ada satu inisiatif yang saat ini sedang PGN dorong yaitu melakukan penetrasi pasar dengan LNG. Tentu ini perlu menjadi pertimbangan industri apabila ada kebutuhan industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa," kata Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari beberapa waktu lalu.

Menurutnya, ini bentuk antisipasi atas tantangan natural decline (penurunan produksi alami gas bumi) yang terjadi, dan sebagai bagian dari komitmen PGN sebagai energy provider untuk tetap membantu pemenuhan kebutuhan energi para pelanggan, terutama dalam hal ini adalah sektor industri. Sehingga diharapkan bisa tetap tumbuh di tengah dinamika yang terjadi saat ini.