Liputan6.com, Jakarta - Presiden kedelapan Iran Ebrahim Raisi dinyatakan tewas dalam insiden kecelakaan. Helikopter yang membawa Presiden Iran dan rombongannya termasuk menteri luar negeri jatuh di wilayah Varzaqan, Provinsi Azarbaijan Timur pada hari Minggu 19 Mei 2024. Demikian pernyataan kantor berita Iran, IRNA.
Lantas apakah dampak dari meninggalnya Presiden kedelapan Iran tersebut terhadap perekonomian global termasuk Indonesia?
Baca Juga
Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman, mengatakan bahwa secara fundamental permintaan minyak dunia akan melambat dibanding tahun lalu. Namun, hal itu bukan karena ada insiden meninggalkan presiden Iran, melainkan juga ada faktor struktural lainnya seperti adanya peningkatan adopsi electric vehicle (EV) secara global.
Advertisement
"Gambaran besarnya adalah secara fundamental kami memperkirakan bahwa peningkatan demand minyak dunia akan melambat dibanding tahun lalu, ini baik karena faktor siclical maupun faktor-faktor struktural seperti peningkatan adopsi EV secara global," kata Helmi, saat ditemui usai konferensi pers kinerja keuangan Citi Indonesia, di Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Lebih lanjut, Helmi juga menyebut harga minyak bukan hanya dipengaruhi faktor fundamental tapi juga faktor penentuan (positioning) pasar keuangan.
"Positioning di pasar keuangan ini merupakan fungsi dari risko atau kekhwatiran gangguan supply yang bisa terjadi ketegangan geopolitik dan resiko kelangkaan supply ini bisa dipicu, misalkan oleh pemblokiran Strait of Hormuz di Timur Tengah bisa juga kekhawatiran supply produksi minyaknya Iran," jelasnya.
Namun demikian, pihaknya menilai risiko-risiko tersebut sejauh ini tidak terlalu besar, sebab eskalasi dari ketagangan geopolitik ini tidak sejalan dengan kepentingan Amerika Serikat maupun China.
"Sehingga waktu ketika terjadi ekslasi geopolitik bulan lalu tim komoditi analisis kami menaikkan proyeksi harga minyaknya untuk jangka pendek, namun karena fundamentalnya over supply kami perkirakan setelah kuartal II atau kuartal III harga minyak akan kembali turun tanpa adanya eskalasi geopolitik," pungkasnya.
Kepala Staf Kepresidenan Iran Ungkap Detik-detik Kecelakaan Helikopter: Menghilang Setelah Menghindari Awan
Sebelumnya, Kepala staf kepresidenan Iran mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang kecelakaan helikopter di Provinsi Azerbaijan Timur pada Minggu (19/5/2024), yang menyebabkan tewasnya Presiden Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Malek Rahmati, dan perwakilan pemimpin tertinggi Iran untuk Azerbaijan Timur Ayatullah Mohammad Ali Ale-Hashem.
Dalam sebuah wawancara dengan TV pemerintah, seperti dilansir kantor berita Iran, IRNA, Rabu (22/5), Gholamhossein Esmaili mengatakan pada hari Senin (20/5) bahwa kondisi cuaca di wilayah Varzaqan, tempat helikopter Presiden Raisi jatuh, sempurna pada awal dan selama sebagian besar penerbangan yang dilakukan sehari sebelumnya.
Esmaili berada di salah satu dari tiga helikopter yang kembali dari upacara peresmian bendungan di perbatasan Iran dengan Republik Azerbaijan.
Helikopter, ujar Esmaili, lepas landas sekitar pukul 13.00 waktu setempat pada Minggu saat kondisi cuaca di kawasan itu normal.
Setelah 45 menit penerbangan, pilot helikopter Presiden Raisi yang memimpin konvoi tersebut, memerintahkan helikopter lain meningkatkan ketinggian untuk menghindari awan di dekatnya. Namun, helikopter presiden yang terbang di antara dua helikopter lainnya tiba-tiba menghilang.
"Setelah 30 detik terbang di atas awan, pilot kami menyadari bahwa helikopter yang berada di tengah telah menghilang," kata Esmaili seraya menambahkan bahwa pilot memutuskan untuk berputar-putar dan kembali mencari helikopter presiden.
Advertisement
Sempat Melakukan Kontak
Easmaili menuturkan lebih lanjut bahwa setelah beberapa kali mencoba menghubungi helikopter presiden melalui perangkat radio dan sementara helikopter yang ditumpanginya tidak dapat menurunkan ketinggian karena awan, mereka melanjutkan penerbangan dan mendarat di tambang tembaga terdekat.
Dia mengatakan Menlu Amir-Abdollahian dan kepala unit perlindungan presiden tidak menanggapi panggilan berulang kali setelahnya.
Easmaili menambahkan bahwa pilot dari dua helikopter lainnya telah menghubungi Kapten Mostafavi, yang bertanggung jawab atas helikopter presiden, namun yang menerima telepon tersebut adalah Ale-Hashem, yang juga imam Salat Jumat Tabriz.
Ale-Hashem, sebut Easmaili, dalam kondisi tidak baik, namun sempat mengatakan helikopter jatuh ke lembah.
Esmaili sendiri melakukan kontak kedua dengan Ale-Hashem dan menerima jawaban yang sama.
"Saat kami menemukan lokasi kecelakaan, kondisi jenazah menunjukkan Ayatullah Raisi dan sahabat lainnya tewas seketika, namun Ale-Hashem syahid setelah beberapa jam kemudian," ujarnya.
Dimakamkan di Kampung Halaman
RNA melaporkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Seyyed Ali Khamenei melakukan salat jenazah terhadap Presiden Raisi dan rombongan di Universitas Teheran pada Rabu pukul 7.30 Waktu setempat sebelum prosesi pemakaman berlanjut.
Pada Selasa (21/5), jenazah Presiden Raisi dan rekan-rekannya telah menjalani upacara perpisahan di Kota Tabriz dan kota suci Qom.
Presiden Raisi dilaporkan akan dimakamkan di kampung halamannya di Mashhad pada hari Kamis (23/5).
Dua pengawal, dua pilot, dan seorang kru juga tewas dalam kecelakaan helikopter ini.
Advertisement