Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) yakin nilai tukar rupiah akan cenderung terus menguat. Penguatan nilai tukar Rupiah didorong oleh dampak positif respons bauran kebijakan moneter Bank Indonesia pada April 2024.
"Enggak usah kaget enggak usah bingung gitu lho, Rp 15.990 alhamdulillah yang penting stabil di sekitar Rp 16.000 bahkan menuju ke Rp 15.900 dan seterusnya dari hari ke hari nilai tukar rupiah naik turun-naik turun. Secara keseluruhan Bank Indonesia melihat rupiah stabil dan akan cenderung menguat," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Rabu (22/5/2024).
Baca Juga
Optimisme tersebut muncul lantara, terdapat empat faktor utama yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Pertama, kembali masuknya portofolio asing; kedua, menariknya imbal hasil; ketiga, prospek ekonomi Indonesia yang bagus dibandingkan emerging market lainnya. Keempat, komitmen BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Advertisement
Nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia dalam memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global.
Tercatat nilai tukar Rupiah secara bulanan pada Mei 2024 (hingga 21 Mei 2024) kembali menguat 1,66 persen (ptp), setelah pada April 2024 melemah 2,49 persen (ptp). Penguatan nilai tukar Rupiah didorong oleh dampak positif respons bauran kebijakan moneter Bank Indonesia pada April 2024.
Respons kebijakan ini mendorong aliran masuk modal asing, terutama ke SBN dan SRBI, sebesar USD4,2 miliar pada bulan Mei 2024.
Lebih Baik Dibanidng Negara Lain
Menurutnya, dengan perkembangan ini, nilai tukar Rupiah melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina, Won Korea, dan Baht Thailand masing-masing sebesar 4,91 persen, 5,52 persen, dan 5,99 persen.
"Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil dengan kecenderungan menguat didorong oleh imbal hasil yang menarik sejalan dengan kenaikan BI-Rate, premi risiko yang turun, prospek ekonomi yang lebih baik, dan komitmen Bank Indonesia untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah," pungkasnya.
Rupiah Menguat Jelang Pengumuman Suku Bunga Acuan BI
Sebelumnya, pelaku pasar mengantispasi rilis hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) sebelum libur panjang menjadi katalis pergerakan nilai tukar rupiahpada perdagangan Rabu (22/5/2024).
Rupiah menguat 20 poin atau 0,12 persen menjadi 15.979 per dolar AS pada Rabu pagi, 22 Mei 2024, yang sebelumnya berada di posisi 15.999 per dolar AS. Demikian dikutip dari Antara.
"Pelaku pasar akan mengantisipasi rilis RDG Bank Indonesia yang akan keluar Rabu sebelum libur bersama untuk pasar domestik," tutur analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri kepada ANTARA.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, Reny prediksi rupiah bergerak di kisaran 15.970-16.045 per dolar AS. Reny menuturkan, Bank Indonesia (BI) masih akan mempertahankan level suku bunga acuannya atau BI-Rate pada posisi 6,25 persen pada pertemuan Mei ini.
Di sisi eksternal, sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan pasar uang meliputi ketidakpastian terkait waktu untuk memangkas suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).
Advertisement
Spekulasi
Pelaku pasar masih berspekulasi The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2024 menjadi 5,25 persen sejalan dengan inflasi yang masih tinggi saat ini sehingga masih perlu tambahan waktu sebelum benar-benar memangkas suku bunga acuan.
Volatilitas rupiah yang terjadi beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh pernyataan pejabat The Fed yang berpendapat suku bunga acuan AS masih harus dipertahankan pada level yang tinggi dan apabila ada kesempatan untuk menurunkan Fed Funds Rate, penurunannya cukup satu kali pada 2024.