Sukses

AHY Tak Mau Masalah Lahan Hambat Investasi Elon Musk

Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan, Kementerian ATR/BPN ingin turut bantu membangun iklim investasi yang baik dan kompetitif di Indonesia. Termasuk Investasi yang akan dilakukan oleh Elon Musk.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono, menjamin perkara soal lahan tidak akan menghambat rencana investasi pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk ke Indonesia. 

"Kami Kementerian ATR/BPN punya tanggung jawab meyakinkan lahan-lahan yang ingin digunakan atau prioritas menjadi lahan investasi untuk industri," ujar Agus Harimurti Yudhoyono di sela kegiatan World Water Forum ke-10 di Nusa Dua Bali, Rabu (22/5/2024).

Termasuk, sambung AHY, dalam hal membangun infrastruktur apakah untuk hunian penduduk, juga pusat-pusat komersial lainnya. "Ini harus kita yakinkan lahan itu siap clear and clean. Jangan sampai investor sudah siap, lahannya enggak jelas," tegasnya. 

AHY lantas menegaskan, Kementerian ATR/BPN ingin turut bantu membangun iklim investasi yang baik dan kompetitif di Indonesia. 

"Jangan sampai justru capital bergerak di negara-negara sekitar kita aja, padahal Indonesia punya segala hal yang menjadi data," seru dia. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menceritakan beberapa obrolan yang terjadi dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Elon Musk. 

Adapun pertemuan itu terjadi ketika Elon Musk hadir dalam kegiatan pembukaan World Water Forum ke-10 di Bali, Senin, 20 Mei 2024.

Pada obrolan tersebut, kata Luhut, Jokowi menawarkan kepada Musk untuk bisa meluncurkan roket satelit di Pulau Biak, Papua.

"Waktu ketemu bapak presiden, hampir sejam lebih saya kira, itu bicara mengenai launching pad di Biak. Karena dia akan me-launch roketnya dia itu 150 roket setahun, jadi hampir setiap hari satu roket," ujar Luhut beberapa waktu lalu.

 

2 dari 2 halaman

Investasi di Lithium Nikel

Menurut dia, Biak punya sejumlah keuntungan sebagai tempat landasan roket bagi Elon Musk. Sebab lokasinya berada dekat dengan kilang gas alam cair (LNG) di Teluk Bintuni, Papua Barat. 

"Presiden menawarkan untuk memakai Biak, dia nanya ada gas enggak di situ. Saya bilang ada Bintuni, itu bisa ditarik pipa juga. Memang itu tidak bisa segera juga, tapi itu sekarang menjadi alternatif buat dia," imbuh dia.

Selanjutnya, sambung Luhut, RI 1 juga menawarkan Elon Musk agar mau berinvestasi di lithium nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV) milik Tesla. Luhut menilai investasi tersebut bakal menopang misi Amerika Serikat yang hendak menggenjot produksi mobil listrik.

"Yang kedua, presiden juga menawarkan kalau dia mau di dalam investasi lithium baterai, atau turunan-turunan juga dari lithium baterai seperti anoda, katoda dan sebagainya," ungkap Luhut. 

"Itu saya kira bagus sekali agar tidak ada gap antara Indonesia dan Amerika dalam konteks EV. Karena EV itu, Amerika akan menaikkan 11 kali sampai tahun 2030, jumlah mobil EV di Amerika. Tanpa bantuan nikelnya Indonesia, itu tidak akan pernah bisa tercapai, dan kita ingin berkolaborasi," tuturnya.