Liputan6.com, Jakarta World Water Forum ke-10 telah digelar di Bali. World Water Forum ke-10 fokus membahas empat hal, yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Keberlanjutan sumber daya air merupakan tantangan pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hampir 703 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air.
Baca Juga
Lebih lanjut lagi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa pada 2025, 1,8 miliar orang akan tinggal di negara atau wilayah dengan kekurangan air mutlak. Dampak lainnya menurut Bank Dunia, kelangkaan air bisa mengurangi produk domestik bruto (PDB) global hingga 2,5 persen pada tahun 2045 akibat kerugian terkait air dalam sektor pertanian, kesehatan, pendapatan, dan kemakmuran.Â
Advertisement
“Dalam pidato pembukaannya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa 72% permukaan bumi yang tertutup air, hanya 1% yang bisa diakses dan digunakan sebagai air minum dan keperluan sanitasi. Oleh sebab itu air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya sangat berharga. Kami pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan dari para pelaku industri," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dikutip Minggu (26/5/2024).
"Melalui semangat inovasi, kemampuan modal dan adaptasi teknologi, kami mendorong para pelaku industri untuk turut terlibat dalam upaya pengelolaan air untuk mewujudkan tercapainya Tujuan Berkelanjutan," lanjut dia.
Mempertegas komitmennya dalam melestarikan sumber daya air, Danone turut mendukung dan berpartisipasi dalam World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali, Indonesia.
Selain menegaskan komitmennya dalam mendukung pelestarian sumber daya air, keterlibatan Danone dalam ajang internasional ini juga merupakan bentuk dukungan bagi upaya pemerintah dalam menangani permasalahan air di Indonesia.
Menurut VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto, permasalahan air merupakan isu yang krusial dan mendesak untuk diselesaikan, sejalan dengan upaya keberlanjutan operasional perusahaan.
"Kami percaya pengelolaan air berkelanjutan, atau integrated water resources management, memiliki kekuatan besar untuk menjadi salah satu solusi bagi permasalahan ketersediaan air," ujarnya melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dikatakannya pihak swasta memiliki perang penting dalam mendukung keberhasilan pengelolaan air berkelanjutan bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama pemerintah.
Vera menambahkan target dampak positif yang ditetapkan perusahaan tidak hanya mengurangi penggunaan air, namun juga mencapai positive water impact, yaitu mengembalikan lebih banyak air ke masyarakat dan lingkungan melebihi dari yang digunakan dalam proses produksi.
Â
Â
Langkah Konkret
Chief Sustainability & Strategic Business Development Danone Henri Bruxelles mengatakan air merupakan hal krusial dalam misi dan perjalanan perusahaan.
Dikatakannya, pihaknya telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung upaya konservasi air, sambil mendorong pengurangan penggunaan air dan perlindungan di seluruh rantai nilai perusahaan.
Perusahaan bekerjasama dengan mitra berinovasi dan meningkatkan akses ke air dan sanitasi melalui skema kredit mikro yang difasilitasi oleh lembaga keuangan atau dikenal dengan Water Credit.
Skema ini memberdayakan kelompok pengelola sistem penyediaan air pedesaan (SPAM) untuk secara mandiri mengembangkan dan mengelola akses ke air bersih dengan mencari pendanaan dari lembaga keuangan lokal.
Program ini telah berjalan di dua kabupaten di Jawa Tengah dan tiga puluh dua kabupaten di Jawa Timur. Sejak diluncurkan pada 2016, telah memberikan manfaat bagi lebih dari 175.000 individu.
Â
Advertisement
Perlindungan Sumber Daya Air
Sementara itu guna perlindungan sumber daya air, pihaknya bersama mitra-mitranya melibatkan komunitas lokal terdiri dari pemerintah daerah, masyarakat umum, lembaga swadaya masyarakat, akademisi serta sektor swasta membentuk sebuah forum daerah aliran sungai (DAS) untuk melakukan upaya tata kelola sumber daya air terpadu dari hulu hingga ke hilir.
Hingga saat ini, pihaknya telah berpartisipasi secara aktif dengan tujuh forum Daerah Aliran Sungai di wilayah operasionalnya yakni Cisadane, Cicatih dan Cibeleng, Jawa Barat; Pusur, Jawa Tengah; Rejoso, dan Pandaan, Jawa Timur; dan Ayung, Bali.
Selama World Water Forum 2024, lanjutnya, pihaknya terlibat dalam sejumlah sesi High Level Panel, sesi tematik dan diskusi di sejumlah paviliun negara peserta pameran World Water Forum 2024, terkait solusi penanggulangan permasalahan air.
Selain itu juga membuka sarana edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sumber daya air di salah satu area pameran World Water Forum 2024.
Â