Sukses

Kementan Optimasi Lahan di Banyuasin, Upayakan Kenaikan IP 200 hingga 300

Salah satu sasaran utama optimasi lahan rawa yang dilakukan di Sumsel yakni meningkatkan indeks pertanaman yang masih rendah yakni dari 1 menjadi 3 kali dalam setahun.

Liputan6.com, Banyuasin Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) bersama Pangdam II Sriwijaya melakukan peninjauan lokasi optimasi lahan (Opla) di Desa Srimenanti, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Daerah ini memiliki lahan yang telah dilakukan optimasi seluas 302 Ha.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil menjelaskan, lahan yang dikelola oleh Gapoktan Sumber Rejeki 1 dan Gapoktan Sumber Rejeki 2 ini semula ditanami padi (IP 100) biasanya dilanjutkan dengan penanaman jagung. Namun setelah adanya optimasi lahan maka dapat dilakukan penanaman padi dua kali (IP 200).

"Setelah panen padi di bulan Juni ini maka dapat dilakukan percepatan tanam padi kembali sehingga menjadi IP 300. Penanaman padi di lokasi ini menggunakan varietas inpari 32," ungkap Ali Jamil usai meninjau lokasi Opla di Banyuasin, Sabtu, 25 Mei 2024.

Ali Jamil berharap, ketersediaan alsintan berupa traktor roda 4 dapat dioptimalkan untuk mengolah lahan. Sementara untuk SID yang sudah sudah selesai clear and clean dilakukan percepatan pelaksanaan konstruksi, olah lahan dan tanam untuk mengejar pertanaman.

"Kami bersama Pangdam II Sriwijaya sangat mengapresiasi kerja keras dari seluruh pihak sehingga kegiatan optimasi lahan di daerah ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat besar untuk peningkatan Indeks Pertanaman," kata Ali Jamil.

2 dari 2 halaman

Tingkatkan IP 3 Kali dalam Setahun

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran mengatakan, salah satu sasaran utama optimasi lahan rawa yang dilakukan di Sumsel yakni meningkatkan indeks pertanaman yang masih rendah yakni dari 1 menjadi 3 kali dalam setahun. Sehingga kedepan ada tambahan produksi beras sebesar minimal sekitar 600 ribu ton khusus dari Provinsi Sumsel. 

“Dan ini bisa menyelesaikan sekitar 15 persen persoalan negara masalah impor, hanya dari Sumatera Selatan saja, jadi lokasi yang sedang kita kembangkan di Sumsel ini akan menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional,” ucap Mentan Amran.

 

(*)