Liputan6.com, Jakarta Pendekatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture (CSA) berhasil memperluas kemampuan budidaya tanaman hortikultura dan usaha bisnis produk olahan hasil pertanian berbasis kelor ramah lingkungan di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kema Sama Nua Kutu.
Inovasi CSA diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) mendorong keikutsertaan perempuan dalam kelembagaan KWT untuk memberdayakan perempuan berpartisipasi pada pembangunan pertanian.
Baca Juga
Sejak 2021, sekitar 108 KWT di lokasi kegiatan pada 24 kabupaten di 10 provinsi didukung SIMURP melalui fasilitasi peralatan pengolahan industri rumah tangga hasil pertanian dan bantuan operasional, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. SIMURP juga menunjang operasional berupa izin produk dan legalitas usaha.
Advertisement
Upaya Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa fungsi KWT harus ditingkatkan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
"Sektor pertanian sangat strategis sebagai salah satu pilar ketahanan negara. Pertanian membutuhkan SDM tangguh dan menguasai budidaya hingga teknologi," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pemerintah berupaya memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses pada sumber daya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.
"Pencapaian tujuan tersebut melalui pemberdayaan petani, pengembangan kelembagaan, peningkatan akses petani terhadap sumberdaya produktif, diversifikasi usaha dan penanggulangan kemiskinan," katanya.
Dari 108 KWT tersebut, sejumlah KWT layak dikedepankan, di antaranya Kema Sama Nua Kutu binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Danga terbentuk pada 2020 di Kabupaten Nagekeo lantaran eksis membudidayakan aneka tanaman hortikultura ramah lingkungan sejak 2019 hingga saat ini.
Pendekatan CSA SIMURP, mendorong KWT Kema Sama Nua Kutu memperluas aktivitas dalam lingkup pengolahan hasil pertanian berbasis kelor ramah lingkungan yakni snack kiri-kiri, teh celup, daun kering dan tepung.
Â
Wahana Penyuluhan
Direktur NPIU SIMURP, Bustanul Arifin Caya mengatakan KWT selain sebagai organisasi, juga menjadi wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya berupa gotong royong, usaha simpan pinjam dan arisan kerja kegiatan usaha tani.
"KWT sebagai kumpulan istri petani mempunyai aktivitas di bidang pertanian yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian dan kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanyam" katanya.
KWT, kata Bustanul, juga berperan sebagai kelas belajar atau wadah bagi setiap anggota berinteraksi meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam berusaha tani yang lebih baik dan menguntungkan, serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.
Â
Advertisement
Produk Hilir
Project Manager Program SIMURP, Sri Mulyani mengatakan Pertanian CSA berupaya mengembangkan KWT selaku organisasi dan pengembangan usaha bisnis yang fokus pada pengembangan produk hilir hasil usaha pertanian.
Dia menambahkan, Program SIMURP memberikan apresiasi pada KWT yang mampu meningkatkan pengembangan usaha bisnis produk olahan pertanian dan meningkatkan pendapatan keluarga petani melalui kegiatan SIMURP diberikan reward.
"Penetapan penghargaan bagi KWT melalui proses penilaian obyektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penilaian tersebut harus memberi gambaran akurat dan terukur terhadap kinerja KWT yang dinilai," kata Sri Mulyani.