Liputan6.com, Jakarta Seorang miliarder asal Ohio berencana untuk membawa kapal selam ke kedalaman di mana bangkai kapal Titanic bersemayam untuk membuktikan bahwa industri ini lebih aman setelah kecelakaan kapal OceanGate yang meledak tahun lalu.
Investor real estate asal Dayton, Larry Connor, mengatakan bahwa ia dan salah satu pendiri Triton Submarines, Patrick Lahey, akan menyelam hingga kedalaman lebih dari 12.400 kaki ke bangkai kapal Titanic dengan kapal selam berkapasitas dua orang.
Baca Juga
"Saya ingin menunjukkan kepada orang-orang di seluruh dunia bahwa meskipun lautan sangat kuat, laut juga bisa sangat indah dan menyenangkan dan benar-benar dapat mengubah hidup Anda jika Anda melakukannya dengan cara yang benar," kata Connor kepada Wall Street Journal sebagaimana yang dikutip dari New York Post, Senin (3/6/2024).
Rancang Kapal Selam
Lahey telah merancang sebuah kapal selam senilai USD 20 juta (Rp321 miliar) yang dijuluki Triton 4000/2 Abyssal Explorer. Connor mengklaim bahwa kapal selam ini dapat melakukan pelayaran berulang kali.
Advertisement
"Patrick telah memikirkan dan merancang kapal ini selama lebih dari satu dekade. Namun kami tidak memiliki bahan dan teknologinya," kata Connor. "Anda tidak akan bisa membuat kapal selam ini lima tahun yang lalu."
Keduanya mengatakan bahwa mereka ingin membuktikan bahwa perjalanan ini dapat dilakukan tanpa kecelakaan, terlepas dari meledaknya kapal selam Titan pada bulan Juni lalu, yang menewaskan lima orang di dalamnya, termasuk CEO OceanGate, Stockton Rush.
Titan sedang menuju ke situs Titanic ketika tiba-tiba mengalami "ledakan dahsyat" pada tanggal 18 Juni lalu.
Rencana Penyelaman Pasca Kecelakaan OceanGate
Beberapa hari setelah tragedi tersebut, Connor menelepon Lahey dan mendesaknya untuk mengembangkan kapal selam dengan kualitas yang lebih baik.
"[Dia berkata], Anda tahu, apa yang perlu kita lakukan adalah membuat kapal selam yang dapat menyelam ke [kedalaman setingkat Titanic] berulang kali dan dengan aman dan menunjukkan kepada dunia bahwa kalian dapat melakukannya, dan bahwa Titan adalah sebuah alat," kata Lahey kepada koran tersebut.
Connor tidak mengatakan kapan pelayaran ini akan dilakukan.
Lahey termasuk di antara para kritikus di industri wisata laut dalam yang menuduh perusahaan OceanGate memiliki standar keselamatan dan keamanan pelayaran di bawah laut yang dipertanyakan dan menyebut bahwa pendekatan bisnis yang dilakukan Rush "sangat predatoris."
Advertisement
Kecelakaan yang Menuai Berbagai Kecaman
Pakar industri dan seorang karyawan yang sebelumnya bekerja di OceanGate telah mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang keselamatan kapal, sebagian karena perusahaan memilih untuk tidak mensertifikasi kapal tersebut melalui kelompok-kelompok keselamatan yang kredibel seperti Biro Pelayaran Amerika dan Det Norske Veritas di Eropa.
Rush, miliarder penjelajah Hamish Harding, pakar Titanic asal Prancis Paul-Henri Nargeolet dan pengusaha Pakistan Shahzada Dawood serta putranya yang berusia 19 tahun, Sulaiman, tewas seketika saat Titan meledak di bawah tekanan Samudra Atlantik.