Sukses

Smelter Freeport Beroperasi Juni 2024, Asosiasi Tambang Bilang Begini

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menuturkan, perusahaan seperti Freeport Indonesia tetap berkomitmen mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menanggapi akan beroperasinya smelter PT Freeport Indonesia (PTFI).

“Beroperasinya smelter kedua Freeport di Gresik menjadi suatu hal yang positif sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mentaati amanat peraturan perundang-undangan,” ujar Hendra, di Jakarta, seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu, 26 Mei 2024.

Ia mengatakan, investasi untuk pembangunan smelter sangat besar dengan tingkat keekonomian yang kecil.

Namun demikian, perusahaan seperti Freeport Indonesia tetap berkomitmen mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.

"Walau investasi smelter ini membutuhkan biaya yang besar dengan tingkat keekonomian yang kecil, namun PTFI tetap berkomitmen menyelesaikan smelternya sesuai target yang ditetapkan pemerintah," ujar Hendra.

“Selain Freeport, PT Amman Mineral Nusa Tenggara juga tetap berkomitmen menyelesaikan pembangunan smelter. Ini hal yang patut diapresiasi positif," Hendra menambahkan.

 Sebelumnya, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas memastikan smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE Gresik, Jawa Timur, siap beroperasi Juni 2024.

"Saat ini kami tengah melakukan proses commissioning yaitu pengujian, percobaan, trial, memastikan peralatan dan sistem yang didesain, diinstal, dan dioperasikan, sudah sesuai sebagai upaya penyelesaian secara substansial dan siap beroperasi. Diharapkan pada bulan Juni sudah bisa beroperasi," ujar Tony saat di Gresik, Sabtu, 25 Mei 2024.

Proyek smelter kedua PTFI yang dibangun sejak Oktober 2021 ini dirancang mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas peleburan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun, yang menjadikan smelter ini sebagai tempat pemurnian tembaga dengan desain single line terbesar di dunia.

Adapun smelter pertama PTFI, PT Smelting saat ini memurnikan 40% hasil produksi PTFI. PT Smelting merupakan smelter pertama PTFI yang dibangun pada 1996 bersama dengan konsorsium Jepang dan dioperasikan oleh Mitsubishi. Dengan beroperasinya dua smelter tersebut, maka peleburan dan pemurnian konsentrat tembaga PTFI 100 persen dilakukan di dalam negeri.

2 dari 5 halaman

Jokowi: Saham Indonesia di Freeport Akan Tambah Jadi 61 Persen

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan kepemilikan saham pemerintah di PT Freeport Indonesia akan bertambah 10 persen pada beberapa bulan kedepan. Dengan begitu, total saham yang akan dimiliki pemerintah di PT Freeport yakni sebesar 61 persen.

"Dalam pengambilalihan Freeport menuju sekarang 51 persen itu memerlukan 3,5 tahun dan kita bekerja diam-diam, enggak ada yang tahu. Tahu-tagu kita ambil alih. Dan sebentar lagi, Insya Allah dalam bulan-bulan depan ini kita akan tambah lagi 10 persen jadi 61 persen," kata Jokowi saat menghadiri Inaugurasi Kepengurusan GP Ansor di Istora Senayan Jakarta, Senin (27/5/2024).

Dia menyampaikan, kepemilikan saham mayoritas di PT Freeport akan memberikan keuntungan besar bagi negara.

Jokowi menyebut sebanyak 80 persen keuntungan PT Freeport nantinya akan masuk ke kas negara, baik dalam bentuk royalti, Pph Badan, Pph Karyawan, bea ekspor, hingga bea keluar.

"Kalau kita bicara Freeport itu bukan milik Amerika lagi, tapi sudah jadi milik negara kita Indonesia. Sudah jadi milik kita. Itu pengambilalihannya saya buka sedikit, pakai uang. Tidak pake kekuatan, tapi pakai uang. Uangnya ambilnya dari Amerika. Kita bayar ke Freeport," tuturnya.

Jokowi menyampaikan pelunasan untuk mengambilalih saham Freeport akan lunas tahun ini.

3 dari 5 halaman

Indonesia Akan Untung Besar

Menurut Jokowi, Indonesia mendapat untung besar sebab pengambilalihan saham dilakukan sebelum harga tembaga dunia naik.

"Harganya sekarang sudah 4 kali lipat dari harga kita beli karena harga tembaga dunia sekarang naik. Artinya, kita untung dan untung. Untungnya saat itu pemiliknya mau melepas karena kondisi goncangan ekonomi saat itu," kata Jokowi.

Dia mengungkapkan ada pihak-pihak yang menakut-nakutinya untuk mengambilalih PT Freeport, dengan alasan kondisi Papua yang bisa bergejolak kapanpun. Namun, Jokowi memakai strategi bisnis untuk mengambilalih Freeport dari Amerika.

"Saat itu saya banyak ditakut-takuti, 'Pak hati-hati Papua bisa bergolak. Besoknya ada lagi, 'Pak hati-hati Papua bisa lepas dari Indonesia. Besoknya lagi, 'Pak hati-hati Indonesia akan bergejolak kalo Freeport diambil negara. Tapi pengambilalihan tidak dengan kekuatan negara, dengan cara-cara bisnis. Tapi dapat," pungkas Jokowi.

4 dari 5 halaman

Menteri Bahlil Lahadalia Ungkap Alasan RI Harus Kuasai 61 Persen Saham Freeport Indonesia

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkap rencana pemerintah terkait operasional PT Freeport Indonesia (PTFI). Di antaranya perpanjangan izin operasi dan penambahan saham sebesar 10 persen.

Bahlil Lahadalia mengatakan, penambahan kepemilikan saham 10 persen menjadi 61 persen jadi salah satu upaya strategis. Setelah itu, izin usaha pertambangan (IUP) PTFI selama 20 tahun hingga 2061 mendatang.

Dia mengungkap alasan perlunya penguasaan 61 persen saham di PT Freeport Indonesia. Langkah itu disinyalir bisa mensejahterakan masyarakat. Di satu sisi, akan membuka lapangan kerja baru dan memberikan manfaat lebih besar ke kantong RI di sisi lain. 

"Kita lakukan ini untuk apa? Supaya mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan lapangan bisnis. Kalau hilirisasi ini kita bangun di daerah-daerah bisa menciptakan peluang. Investasi itu seperti kereta api, ada lokomotif ada gerbong,” ucap Bahlil dalam Kuliah Umum di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, dikutip Jumat (3/5/2024).

"Ini tujuan pasal 33. Kalau tembaganya ada kita bangun pabrik mobil, jadi kita bangun ekosistemnya semua di Indonesia. Ke depan itu green energi,” imbuhnya.

 

5 dari 5 halaman

Penambahan Saham Melalui Inalum

Bahlil menjelaskan, negara harus mempunyai arah kebijakan yang jelas, apalagi menurutnya Freeport Indonesia saat ini merupakan aset negara. Dia mengisahkan hingga 2018 lalu, saham Freeport Indonesia yang dimiliki Indonesia hanya 9,36 persen sebelum bertambah jadi 51,23 persen pasca divestasi saham pada September 2018 lalu.

Penambahan saham itu dilakukan melalui PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum yang membayar sebagian saham PTFI sebesar USD 3,85 miliar atau hampir Rp 60 triliun. Bahlil menjelaskan, saat ini saham PT Freeport dimiliki mayoritas oleh Indonesia dengan nilai valuasi dari dividen mencapai Rp 300 triliun.

"2018 Pak Jokowi mengatakan akan mengambil sebagian saham-saham yang dikelola asing, dan itu kekayaan milik Indonesia baik minyak maupun Freeport. Kita (pemerintah Indonesia) beli hampir USD 4 miliar, dan dari pendapatan itu sekarang dividen 2024 sudah hampir lunas dengan pendapatan itu. Artinya Pak Jokowi membuat kebijakan membeli tidak sia-sia, sekarang nilai valuasi PT Freeport mencapai 20 miliar USD, Rp 300 triliun,” urainya.