Sukses

Harga Emas Dunia Makin Mahal, Dipatok Segini Sekarang

Harga emas naik 0,38% menjadi USD 2.359 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS melompat 0,9% menjadi USD 2.356,5.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Lonjakan harga emas dunia ini dibantu oleh melemahnya kurs dolar Amerika Serikat (AS) karena investor menantikan data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Rabu (29/5/2024), Harga emas naik 0,38% menjadi USD 2.359 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS melompat 0,9% menjadi USD 2.356,5.

“Indeks dolar turun dan kami melihat tingkat kurva imbal hasil turun sedikit. Harga emas keluar dari koreksi dan berada di sekitar level resistensi dan sekarang memantul lagi,” kata Kepala Strategi Komoditas di TD Securities Bart Melek.

“Kami tetap optimis terhadap emas. Saya masih berpikir bahwa ambiguitas kebijakan moneter Federal Reserve mungkin akan menghambat kenaikan harga emas dan pergerakannya akan sangat bergantung pada data di masa depan," jelas dia.

Kurs dolar AS tergelincir 0,2% ke level terendah dalam lebih dari satu minggu, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Fokus minggu ini adalah pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pada hari Jumat.

Risalah pertemuan The Fed yang dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa respons kebijakan, untuk saat ini, akan melibatkan suku bunga acuan pada level saat ini.

Penurunan Suku Bunga

Para pedagang memperkirakan kemungkinan 63% penurunan suku bunga The Fed pada bulan November. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

“Harga emas kemungkinan akan tetap didukung oleh permintaan beli saat turun dan diversifikasi bank sentral,” kata Kepala Strategi Pasar Komoditas di Bank of China International Amelia Xiao Fu.

Permintaan emas dari bank sentral global telah meningkat selama dua tahun karena mereka melakukan diversifikasi cadangan mata uang asing.

Sementara itu, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas yang didukung secara fisik mengalami arus keluar bersih sebesar 11,3 metrik ton pada minggu lalu, menurut Dewan Emas Dunia. 

2 dari 3 halaman

Harga Emas Kembali Bangkit Usai Jatuh Dalam Pekan Lalu

Sebelumnya, harga emas dunia pada perdagangan hari Senin mampu kembali menguat setelah membukukan level terendah dalam dua pekan di sesi perdagangan sebelumnya. Kenaikan harga emas dunia ni dipicu karena memudarnya harapan penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed.

Mengutip CNBC, Selasa (28/5/2024), harga emas di pasar spot naik naik 0,5% menjadi USD 2.346,31 per ounce, pada 03.31 GMT, setelah menyentuh level terendah sejak 9 Mei di USD 2.325,19 pada perdagangan Jumat.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,6% menjadi USD 2.347,60 per ounce.

Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi USD 2.449,89 per ounce di awal pekan lalu, namun telah merosot lebih dari USD 100 sejak saat itu.

“Saya menduga emas melakukan pemantulan kecil dari level saat ini sebelum menguji ulang zona USD 2.280-USD 2.300, yang dapat menyebabkan kerugian berlanjut jika data AS terus berkinerja lebih baik,” kata analis senior City Index, Matt Simpson.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, ukuran inflasi pilihan Federal Reserve AS, akan dirilis pada hari Jumat nanti.

Emas batangan dikenal sebagai lindung nilai dari inflasi, namun suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

“Dengan kondisi bullish yang terjadi di level tertinggi dan memaksa beberapa perusahaan untuk melikuidasi dan yang lainnya beralih ke posisi bearish, saya ragu kita akan segera melihat harga tertinggi baru dengan The Fed yang mempertahankan narasi suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata Simpson dari City Index.

Risalah pertemuan Federal Reserve yang diterbitkan minggu lalu menunjukkan bahwa jalur bank sentral menuju inflasi 2% bisa memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.

Pelaku pasar mengindikasikan meningkatnya skeptisisme bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga lebih dari satu kali pada tahun 2024. Data CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 63% pada bulan November.

3 dari 3 halaman

Prediksi Harga Emas di Pekan Terakhir Mei 2024

Harga emas dunia pekan lalu sempat menguat ke level tertinggi baru, tetapi tak bertahan lama dan kembali alami penurunan. Pada perdagangan Minggu, 26 Mei 2024 pukul 11.00 WIB, harga emas dunia melemah 0,64 persen dan diperdagangkan di kisaran USD 2.334,20 per troy ons.

Lantas bagaimana potensinya pada pekan depan? Melansir, survei Emas Mingguan Kitco News yang terbaru menunjukkan lebih dari tiga perempat pakar industri dan analis wall street percaya harga emas telah stabil atau akan menurun dalam waktu dekat, sementara separuh pedagang ritel masih percaya logam mulia dapat naik lebih tinggi dalam beberapa hari mendatang.

Analis Pasar Senior di Barchart.com, Darin Newson mengatakan emas pada Juni memiliki lebih banyak ruang untuk turun untuk menyelesaikan tren turun 3 gelombang minggu depan.

“Ini berarti kontrak tersebut diperkirakan akan mencapai titik terendah pada Jumat atau berada dikisaran USD 2.326,30,” kata Newson, dikutip dari Kitco, Senin (27/5/2024).

Kemudian James Stanley, ahli strategi pasar senior di Forex.com, percaya bahwa penurunan harga minggu ini lebih merupakan hambatan.

“Minggu ini merupakan kemunduran yang kuat tetapi masih ada cukup banyak struktur dukungan di sekitar area USD 2.300 baik di pasar spot maupun berjangka,” jelas Stanley.

Minggu ini, 14 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dan sentimen terhadap logam mulia sebagian besar telah memburuk dalam waktu dekat. 

Hanya tiga ahli, yang mewakili 21%, memperkirakan harga emas akan naik lebih tinggi pada minggu depan, sementara delapan analis, yang seluruhnya 57%, memperkirakan akan terjadi penurunan harga. Tiga ahli lainnya, mewakili 21% dari total, melihat tren emas