Liputan6.com, Jakarta Pengamat ekonomi dan bisnis Acuviarta Kartabi menilai Pertamina sukses mengelola dua blok raksasa, yakni Blok Rokan dan Blok Mahakam.
Menurut dia, keberhasilan tersebut menunjukkan kemampuan BUMN energi itu dalam mendukung ketahanan dan kemandirian energi, sekaligus menjadi simbol bagi kebangkitan energi nasional.
"Prestasi yang dicapai Pertamina di kedua blok tersebut layak diapresiasi. Peningkatan produksi yang dilakukan Pertamina melalui blok raksasa itu, sangat mendukung ketahanan energi dalam negeri,” kata dia melansir Antara di Jakarta, Rabu.
Advertisement
Dia menambahkan, kemampuan Pertamina dalam menjalankan operasi dan bisnis hulu migas di Blok Rokan dan Mahakam dapat membawa semangat baru dan simbol kebangkitan nasional.
Terutama, untuk mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan energi nasional.
"Tentu bisa menjadi kebangkitan energi nasional, meski tidak mudah mewujudkannya,” ujar Akademisi Universitas Pasundan itu.
Menurut dia, kinerja positif hulu migas Pertamina tersebut, tentu memiliki dampak besar, selain pencapaian target lifting migas dalam APBN juga terhadap indikator makro ekonomi, baik fiskal maupun moneter.
Pencapaian Pertamina itu, lanjutnya, sesuai dengan roadmap ketika kedua blok itu diambil alih Pertamina. Keberhasilan tersebut sekaligus menjawab pertanyaan sejumlah pihak yang awalnya meragukan Pertamina mampu mengelola kedua blok raksasa itu.
“Itu menjawab keraguan sebelumnya terhadap Pertamina. Karena Pertamina justru menunjukkan kemampuannya. Prinsipnya, saya kira itu sesuai dengan diharapkan,” katanya
Begitupun, Acu berharap, Pertamina tidak cepat puas dengan capaian saat ini. Ke depan, dia berharap BUMN tersebut terus melakukan inovasi dan pembaruan teknologi agar upaya pengeboran sumur baru di kedua blok raksasa tersebut, dapat dikombinasikan dengan produksi sumur-sumur mature yang ada saat ini
“Langkah-langkah efisiensi produksi juga harus terus ditingkatkan karena melalui langkah-langkah tersebut tidak saja kinerja produksi yang meningkat, tetapi juga kinerja finansial akan lebih baik,” tutup Acu
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menyatakan keberhasilan meningkatkan produksi sejak alih kelola kedua blok tersebut. Di Blok Rokan misalnya, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) aktif menjalankan program pengeboran.
Produksi minyak PHR saat ini mencapai 161 ribu barrel oil per hari (MBOPD), lebih tinggi dari sebelum alih kelola, yakni 158,7 MBOPD.
Pada tahun 2024, tambahnya, PHR terus meningkatkan produksi migas dengan melakukan pengeboran yang terintegrasi untuk menghadirkan sumur minyak yang berkualitas, efisien, andal dan selamat. Sebanyak 570-an sumur akan ditajak guna menambah cadangan minyak nasional di WK Rokan.
"Pertamina berhasil menempatkan kembali Blok Rokan sebagai penyumbang produksi minyak tertinggi di Indonesia yakni sebesar 161.623 barel minyak per hari,” ujarnya.
Terkait hal itu, Presiden Joko Widodo berencana meninjau langsung kondisi terkini di sumur minyak terbesar Indonesia, Blok Rokan, Riau. Presiden Jokowi menyebut, hal ini dilakukannya untuk mengecek kondisi terkini Blok Rokan, terutama setelah RI resmi mengelola sumur minyak tertua ini pada 8 Agustus 2021 lalu dari sebelumnya dikelola oleh perusahaan migas Amerika Serikat, Chevron.
"Minggu ini saya akan cek lagi setelah kita ambil alih dari Chevron, Amerika. Sudah ambil alih 100 persen, saya mau cek apakah kita kelola sendiri itu lebih baik daripada dikelola oleh asing," ungkap Presiden, Senin (27/5).