Sukses

Harga Emas Dunia Makin Mahal, Dipatok Segini Hari Ini

Harga emas naik 0,13% ke level USD 2.341,89 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,1% ke level USD 2.366,5.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta). Lonjakan harga emas dunia karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil Treasury melemah setelah data ekonomi AS meningkatkan harapan bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) berada di jalur yang tepat untuk memangkas suku bunga tahun ini.

Dikutip dari CNBC, Jumat (31/5/2024), harga emas naik 0,13% ke level USD 2.341,89 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,1% ke level USD 2.366,5.

 

"Kami melihat sedikit perburuan barang murah setelah penurunan harga. Indeks dolar AS diperdagangkan dengan beberapa penurunan yang cukup solid saat ini, jadi itu merupakan faktor bullish bagi emas dan perak,” kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

“Imbal hasil juga sedikit turun dan aksi jual di pasar saham dalam beberapa hari terakhir juga merupakan elemen bullish untuk pasar logam," lanjut dia.

Dolar AS tergelincir 0,4% setelah mencapai level tertinggi dua minggu di awal sesi, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Imbal hasil Treasury AS turun setelah data menunjukkan ekonomi terbesar di dunia ini tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal pertama. Sementara itu, pengangguran AS meningkat pada minggu terakhir.

Fokus saat ini beralih ke indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi The Fed, yang akan dirilis pada hari Jumat yang dapat memberikan lebih banyak petunjuk mengenai waktu penurunan suku bunga The Fed.

Menurut CME FedWatch Tool, para pedagang memprediksi peluang 52% penurunan suku bunga Fed pada bulan September. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost para pemegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Dunia Tersungkur, Ini Pemicunya

Sebelumnya, harga emas merosot pada perdagangan Rabu, 29 Mei 2024 seiring sejumlah faktor. Hal itu didorong penguatan dolar Amerika Serikat (AS), imbal hasil obligasi yang tinggi dan komentar hawkish dari pejabat the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS sehingga membebani sentimen pasar menjelang rilis data inflasi AS berikut pada Jumat pekan ini.

Mengutip CNBC, Kamis (30/5/2024), harga emas di pasar spot turun hampir 1 persen menjadi USD 2.338,43 per ounce. Harga emas berjangka AS susut 0,7 persen menjadi USD 2.361,50.

"Kami mengalami sedikit pemulihan pada indeks dolar AS. Selain itu, pembicara the Fed baru-baru ini bersikap cukup hawkish. Imbal hasil treasury terus meningkat. Jadi ada banyak hambatan yang membebani pasar,” ujar Chief Market Strategist Blue Line Futures, Philip Streible.

Dolar AS naik 0,4 persen terhadap mata uang utama lainnya membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi hampir satu bulan.

Di sisi lain, pada Selasa, 28 Mei 2024, Presiden the Fed Minneapolis Neel Kashkari menuturkan, the Fed harus menunggu kemajuan signifikan dalam inflasi sebelum memangkas suku bunga.

Pelaku pasar menantikan laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau the US core personal consumption expenditures (PCE), ukuran inflasi pilihan the Fed yang akan dirilis pada Jumat, 31 Mei 2024 untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai waktu dan skala potensi penurunan suku bunga pada 2024.

 

3 dari 3 halaman

Harga Perak Turun

Selain itu, kepercayaan konsumen AS secara tak terduga meningkat pada Mei setelah memburuk selama tiga bulan berturut-turut di tengah optimisme terhadap pasar tenaga kerja, demikian ditunjukkan dari sebuah survei pada Selasa, 28 Mei 2024.

“Data PCE yang lebih tinggi dari perkiraan yang meningkatkan prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama mungkin memaksa harga emas untuk menguji ulang posisi psikologis di USD 2.300,” ujar Chief Market Analyst Exinity Group Han Tan.

Harga perak turun 0,2 persen menjadi USD 32,05 per ounce setelah mencapai level tertinggi dalam 11 tahun pada pekan lalu.

“Peran ganda perak sebagai logam mulia dan logam industri berarti perak juga mendapat manfaat dari kondisi pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat dan inflasi yang tinggi saat ini,” ujar Market Analyst Kinesis Money, Frank Watson.

Adapun harga platinum turun 2,2 persen menjadi USD 1.039,95 per ounce, dan palladium susut 1,3 persen menjadi USD 960,25.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.