Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkap isi pertemuannya dengan Menteri Perdagangan China, Wang Wentao. Menurutnya, China seakan merayu arah kebijakan perdagangan Indonesia, apa itu?
Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, ada pembahasan khusus bersama Menteri Perdagangan China, Wang Wentao di sela-sela forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Peru beberapa waktu lalu. Di forum internasional itu, dia mengaku bertemu dengan delegasi negara-negara besar, termasuk Mendag China.
Baca Juga
Mulanya, Mendag China mengapresiasi kinerja ekonomi Indonesia. Atas hal tersebut, diprediksi Indonesia akan menjadi negara besar di kemudian hari.
Advertisement
"Menarik, menteri perdagangan Tiongkok itu khusus ketemu sama saya, dia mengatakan, lama kami diskusi, dia bilang, 'pak menteri soal waktu tidak lama Indonesia pasti dipastikan menjadi negara besar dan maju'," ucap Zulkifli mengulang isi percakapan keduanya, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (31/5/2024).
"Saya bilang, 'kenapa anda berpendapat begitu?' Diuraiin data-data, 'Anda punya segala kriteria untuk menuju ke sana (negara maju)'," sambungnya.
Setelah berbincang panjang lebar sekitar 30 menit, Mendag Zulkifli mengungkap ada pesan lain yang disebut pejabat perdagangan China itu. Salah satunya, merayu Indonesia untuk tidak terlalu menuruti kebijakan perdagangan negara Barat.
"Tapi buntutnya enggak enak, terakhir setelah ngobrol lama hampir setengah jam dia bilang, 'oleh karena itu jangan terlalu patuh sama Barat. Mereka gak enggak lihat kita lebih dari dia'," ungkapnya.
Meski begitu, Mendag Zulkifli mengaku tak meresnpons serius ungkapan tersebut. Dia hanya mengamini kalau Indonesia kelak akan menjadi negara besar dari sisi ekonomi, bersanding dengan negara maju lainnya.
"Tapi yang kita ambil bahwa kita akan jadi negara maju itu, ya betul. Anda punya segala-galanya, oleh karena itu terpulang kepada kita, kita mau atau tidak," tegasnya.
Â
Tren Ekonomi Indonesia Positif
Bukan tanpa alasan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menegaskan kalau tren pertumbuhan ekonomi nasional terus membaik di 2024 ini. Mengingat pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2024 tercatat sebesar 5,11 persen.
Disamping itu, kinerja perdagangan RI juga membukukan surplus beruntun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca perdagangan Indonesia berhasil surplus selama 48 bulan berturut-turut.
"Tadi tren kita tahun ini jauh lebih bagus daripada 2023, 48 bulan terus menerus surplus," pungkas Mendag Zulkifli Hasan.
Komoditas penyumbang surplus utamanya adalah bahan bakar mineral atau HS 27, lemak atau minyak hewan nabati atau HS 15, serta besi dan baja atau HS 72.
"Surplus neraca perdagangan non migas april 2024 ini lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu dan juga bulan yang sama pada tahun lalu," ucapnya.
"Pada saat yang sama neraca perdagangan pada komoditas migas tercatat defisit USD 1,61 miliar dengan komositas penyumbang defisitnya adalah hasil minyak dan minyak mentah.
"Defisit neraca perdagangan migas April 2024 ini lebih rendah dari bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," tegasnya.
Advertisement
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatay neraca perdagangan barang Indonesia sebesar USD 3,56 miliar pada April 2024. Angka ini memperpanjang catatan surplus neraca perdagangan Indonesia selama 4 tahun berturut-turut.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan angka surplus tadi mengalami penurunan sebesar USD 1,02 miliar dari Maret 2024 lalu. Tak cuma secara bulanan, angka surplus juga turun jika dibandingkan dengan April 2023, tahun lalu.
"Pada April 2024 neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar USD 3,56 miliar atau turun sebesar USD 1,02 miliar secara bulanan," ujar Pudji dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Dengan demikian neraca perdgaangan Indonesia telah mencatat surplus sebesar 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 atau selama 4 tahun beruntun. Meskipun demikian, surplus April 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," jelasnya.
Mengacu pada data, nilai surplus neraca perdagangan Indonesia turun USD 1,02 miliar dari Maret 2024. Serta, turun sebesar USD 380 juta dari April 2023 lalu.
Dia mencatat, surplus neraca perdagangan April 2024 ini lebih ditopang oleh surplus pada komodtias non migas sebesar USD 5,17 miliar.
Â