Liputan6.com, Jakarta Kesetaraan gender menjadi isu yang kerap diperbincangkan termasuk di dalam perusahaan. Hal ini juga menjadi perhatian PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK). Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sangat terasa di PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK).
Salah satu contohnya yaitu Titi Maria Rusli, seorang perempuan yang punya peran strategis di EMTEK . Titi, begitu sapaan akrabnya, adalah Direktur Legal EMTEK.
Baca Juga
Daftar Pemenang 29th Asian Television Awards Hari Kedua, Surya Citra Media Menangkan Broadcaster of The Year
Ubah Tantangan Jadi Peluang, Surya Citra Media Raih Broadcaster of The Year di 29th Asian Television Awards
Menjadi Tuan Rumah di Acara 29th Asian Television Awards, EMTEK Group Mendapat Banjiran Pujian
Perempuan kelahiran Medan, Sumatera Utara, 8 Juli 1977 ini tumbuh dalam keluarga sederhana. Seperti anak Indonesia pada umumnya, Titi kecil sempat mengalami keterbatasan.
Advertisement
“Matematika misalnya, kita nggak ada guru les dan mereka (orang tua) juga nggak bisa ngajarin dengan baik. Sehingga ada sedikit keterbatasan, belajar sendiri,” kisah Titi saat berbincang dengan merdeka.com.
Namun Titi tak menyerah dan berhenti belajar. Dia justru bertekad belajar lebih keras agar bisa hidup lebih baik dan mengangkat kehidupan keluarga.
Tamat SMA, Titi melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Pada 1998, Titi meraih gelar Sarjana Hukum. Usai lulus, Titi bekerja di Law Firm DNC Dermawan Nugroho & Co.
Enam bulan kemudian, Titi mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Universitas Leiden, Belanda. Kesempatan tak disia-siakan. Dia meraih gelar LL.M dari Universitas Leiden pada tahun 2002.
Singkat cerita, Titi kembali ke Indonesia. Dia memilih kembali bekerja di Law Firm. Di sinilah awal mula Titi berkenalan dengan pimpinan EMTEK seperti Eddy Sariaatmadja dan Sutanto Hartono.
“Kebetulan waktu itu, EMTEK adalah klien saya. Sekitar 2006 atau 2007, saya ditawarin EMTEK sebagai In-House Lawyer,” kata Titi.
Bergabung dengan EMTEK
Tawaran untuk bergabung dengan EMTEK diterima Titi. Kala itu, holding EMTEK hanya diisi 10 orang. Namun, mereka berdedikasi tinggi, inovatif, dan visioner. Kini, holding EMTEK sudah dikendalikan sekitar 70 karyawan.
Sekitar dua tahun setelah Titi bergabung atau pada 2009, EMTEK mengambil kebijakan Initial Public Offering (IPO) atau menawarkan saham ke publik.
Revenue atau pendapatan perusahaan saat itu hanya Rp2,8 triliun. Sementara ekuitas bersih sekitar Rp2,4 triliun.
Kerja keras dan kekompakan tim memang tak pernah sia-sia. Sejak EMTEK membuka IPO, ekuitas perusahaan meningkat hampir 100 persen setiap tahun. Kini, ekuitas EMTEK menembus Rp38 triliun.
“Kalau Rp38 triliun kurang Rp2,4 triliun, itu ada Rp35,6 triliun. Jadi ada peningkatan ekuitas EMTEK dalam jangka waktu 2009 ke 2024 sebesar 1.482 persen,” jelas Titi.
Kontribusi wanita bergelar MBA dari ITB School of Business & Management Bandung terhadap EMTEK ini tak sebatas peningkatan ekuitas. Saat Indonesia dihantam pandemi Covid-19, EMTEK mampu berdiri kokoh. Padahal, perusahaan teknologi lain terguncang.
EMTEK justru berhasil mengakuisisi PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) dan PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) yang bergerak di sektor kesehatan.
“Waktu pandemi transaksi kita berjalan baik. Kita banggalah kalau perusahaan lain harus PHK, rumahkan karyawan, kita sama sekali tidak,” ucapnya.
Kiprah Titi rupanya tak hanya di EMTEK. Dia pernah menduduki kursi Komisaris PT Espay Debit Indonesia Koe dan Chief Legal & Strategic Head Orang Tua Group. Saat ini, Titi juga menjabat Ketua Komite Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) Perseroan.
Lingkungan Kerja Positif
Terlahir sebagai perempuan tak membuat Titi kesulitan untuk berkarier. Dia justru mendapatkan banyak dukungan dan kesempatan dari koleganya. Selama 16 tahun di EMTEK, Titi tak pernah merasakan adanya diskriminasi gender.
“Jadi menurut saya, EMTEK sangat open terhadap wanita. Jadi tidak ada diskriminasi, selalu diberikan kesempatan yang sama,” ucap Titi.
Menurut wanita yang memilih single ini, semua perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk terus berkembang. Namun, kesempatan saja tak cukup. Perlu ada mentor untuk memberikan masukan dan arahan.
Perempuan juga tak boleh mudah menyerah. Sebanyak apapun tantangan yang dihadapi pasti bisa ditaklukkan.“You can do it. Kita harus maju terus pantang mundur,” ujar Titi.
Advertisement
Sabet Ragam Penghargaan
Titi pun sukses meraih sederet penghargaan berkat segudang pengalaman di bidang hukum dan inovatif. Koleksi penghargaan itu di antaranya, Best In-House Counsel in Indonesia pada ajang bergengsi Asian Legal Business (ALB) Law Awards 2022.
Kemudian, Indonesia's Most Respected In-House Counsel, Indonesia’s Most Innovative In-House Counsel Team, Indonesia’s Most Innovative In-House Counsel In The Media, Entertainment and Sport, Most Inspiring Leader in Regulatory Compliance, Leader of The Year in Regulatory Compliance, Best Holding Company in Regulatory Compliance, dan Sapphire Award for Best Enterprise in Regulatory Compliance within the Technology, Media & Telecommunication sector dari Hukumonline.com.
Dari deretan penghargaan itu, yang paling berkesan bagi Titi adalah Best In-House Counsel in Indonesia dari ALB Law Awards. Sabetan penghargaan ini sangat membanggakan karena melewati banyak tantangan.
ALB Law Awards merupakan penghargaan bergengsi atas prestasi-prestasi firma hukum, tim hukum perusahaan, hingga praktisi hukum terkemuka di Indonesia.
“Karena kan banyak ya In house Counsel di Jakarta tapi untuk dapat award itu banyak sekali yang lain yang juga cukup bagus,” kata Titi.
Titi menjadi salah satu bukti nyata kebijakan EMTEK yang memastikan, baik lelaki maupun perempuan memiliki kesempatan dan jenjang karir yang sama.
Sejalan dengan itu, kebijakan sumber daya manusia EMTEK memastikan rekrutmen dan jenjang karir karyawan didasarkan pada kualifikasi dan kompetensi. Bukan berdasarkan jenis kelamin.
Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu poin utama dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) yang digaungkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ini menjadi acuan penting menciptakan dunia usaha yang berbasis pada inklusivitas, termasuk kesetaraan gender.
Sosok Gina Golda Pangaila
Titi bukan satu-satunya perempuan di balik kegemilangan EMTEK. Ada juga seorang wanita bernama Gina Golda Pangaila. Kini dia menjabat sebagai Senior VP Legal Anti Pembajakan & Govern't Relations di Vidio.
Seperti Titi, Gina pernah menyabet penghargaan Top In-House IP Lawyer pada 2022. Memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang hukum, Gina memulai perjalanan profesionalnya sebagai Junior Lawyer di Firma Hukum Durapati Sinulingga & Partners dari Agustus 2009 hingga Desember 2009.
Setelah itu, Gina bergabung dengan Associate Lawyer di Yan Apul & Rekan Law Office dari Februari 2010 hingga Agustus 2011.
Pada 2013, Gina ditunjuk menjadi Senior Associate di ZICO Law. Di perusahaan yang sama, wanita kelahiran Pekanbaru, Riau, ini berperan sebagai Foreign Senior Counsel dan Foreign Legal Associate.
Tiga tahun berjalan atau pada Juni 2016, Gina bekerja sebagai Foreign Legal Associate di Anderson Mori & Tomotsune. Dia membantu proyek M&A lintas batas dan berpartisipasi dalam tinjauan dokumen dan negosiasi.
Perjalanan karir Gina tak berhenti di situ. Dia kemudian bekerja di Lazada Group sebagai Senior Manager, Legal dari September 2018 hingga Mei 2020.
Pensiun dari Lazada, Gina menjabat VP - Vice Corporate Secretary di PT Surya Citra Media, Tbk sejak Agustus 2020 hingga Juni 2022. Kemudian bergabung dengan Vidio.
Gina merupakan lulusan Sarjana Hukum Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Dia melanjutkan pendidikan Magister Hukum dengan peminatan Bisnis, Korporasi, dan Maritim Hukum di Erasmus University Rotterdam. Sebelum kembali ke Indonesia, Gina sempat bekerja di Belanda.
Advertisement
Beri Kesempatan Karyawan Berkembang
Menurut Gina, EMTEK merupakan salah satu perusahaan yang memberikan kesempatan pada semua karyawannya untuk terus berkembang.
Baik laki-laki maupun perempuan. Tidak ada pembatasan kesempatan bagi orang tertentu. “Semua saling support,” ucap Gina.
Menjadi wanita karir rupanya tak membuat Gina lupa tanggung jawabnya sebagai istri. Gina juga selalu menyempatkan waktu untuk diri sendiri. Misalnya berolahraga.
"Jika Anda melakukan sesuatu untuk diri sendiri di pagi hari, ini membuat sisa hari Anda sedikit lebih mudah. Jadi, saat kita bekerja, kita tidak stres," ucapnya.