Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi salah satu negara berkembang di ASEAN. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang rata-rata di atas 5%. Lantas, dengan kinerja ekonomi itu, apa warga negaranya bahagia?
Data World Happiness Report 2023 mengatakan bahwa kebahagiaan masyarakat Indonesia bukan yang paling atas di antara negara-negara ASEAN.
Baca Juga
Singapura menjadi negara dengan tingkat kebahagiaan masyarakatnya tertinggi di ASEAN. Jika dibanding dengan skor Singapura, Indonesia jelas masih jauh.
Advertisement
Penasaran mengenai tingkat kebahagiaan masyarakat yang tinggal di negara ASEAN? Berikut data tingkat kebahagiaan warga di negara ASEAN berdasarkan data World Happiness Report 2023:
- Singapura - Skor Kebahagiaan: 6.587
- Thailand - Skor Kebahagiaan: 5.843
- Filipina - Skor Kebahagiaan: 5.548
- Vietnam - Skor Kebahagiaan: 5.411
- Malaysia - Skor Kebahagiaan: 5.384
- Indonesia - Skor Kebahagiaan: 5.345
- Laos - Skor Kebahagiaan: 5.136
- Kamboja - Skor Kebahagiaan: 4.848
- Myanmar - Skor Kebahagiaan: 4.394
Metode Pengukuran Skor
World Happiness Report mengukur tingkat kebahagiaan berdasarkan beberapa indikator yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
Metode dan tolak ukur yang digunakan dalam laporan ini melibatkan kombinasi data survei dan data sekunder dari berbagai sumber yang mencakup faktor-faktor berikut:
- GDP per Capita (Produk Domestik Bruto per Kapita):
Mengukur standar kehidupan ekonomi warga negara. Data ini menunjukkan kontribusi ekonomi terhadap kesejahteraan individu.
- Social Support (Dukungan Sosial):
Menilai apakah orang memiliki seseorang yang bisa diandalkan saat mengalami kesulitan. Data ini biasanya diperoleh dari survei dengan pertanyaan seperti, "Jika Anda dalam kesulitan, apakah Anda memiliki kerabat atau teman yang dapat membantu Anda kapan saja?"
- Healthy Life Expectancy (Harapan Hidup Sehat):
Mengukur rata-rata tahun yang diharapkan seseorang hidup dalam kesehatan yang baik. Indikator ini mencerminkan kualitas layanan kesehatan dan gaya hidup sehat di negara tersebut.
- Freedom to Make Life Choices (Kebebasan dalam Membuat Pilihan Hidup):
Menilai tingkat kebebasan individu untuk membuat keputusan penting dalam hidup mereka. Data ini juga diperoleh dari survei dengan pertanyaan tentang seberapa bebas seseorang merasa dalam membuat pilihan hidup.
- Generosity (Kedermawanan):
Mengukur tingkat kedermawanan di masyarakat, biasanya melalui pertanyaan tentang donasi dan tindakan sukarela. Ini mencerminkan solidaritas sosial dan kepercayaan dalam masyarakat.
- Perceptions of Corruption (Persepsi tentang Korupsi):
Menilai persepsi masyarakat terhadap tingkat korupsi di pemerintahan dan bisnis. Persepsi rendah terhadap korupsi biasanya dikaitkan dengan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.
- Dystopia + Residual (Distopia + Residu):
Digunakan sebagai pembanding. Distopia adalah skenario hipotetis di mana setiap variabel mengambil nilai terburuk yang tercatat di dunia. Residual adalah penyesuaian terhadap skor kebahagiaan aktual untuk melihat sejauh mana faktor-faktor di atas berkontribusi terhadap kebahagiaan.
Wamenkeu Pamer Angka Pengangguran, Turun ke Level Sebelum Pandemi
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara, menyoroti angka pengangguran di Indonesia yang terus menunjukkan penurunan hingga berada di bawah level sebelum pandemi.
"Angka menunjukkan tingkat pengangguran terbuka kita turun, bahkan sudah di bawah level sebelum pandemi dan baik untuk Indonesia," ujar Suahasil dalam Grab Business Forum 2024 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Selasa (14/5/2024).
Ini adalah bukti resiliensi daya tahan perekonomian kita yang luar biasa," lanjut Suahasil.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia telah turun menjadi 7,20 juta per Februari 2024.
Sebelumnya, pada Februari 2020 atau periode sebelum pandemi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia mencapai 4,94 persen, dan felah turun ke 4,82 persen di periode yang sama tahun ini.
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi
Selain penurunan angka pengangguran, Indonesia juga berhasil mencatat kinerja pertumbuhan ekonomi yang resilien, papar Suahasil.
Pada kuartal I 2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
“Jadi pertumbuhan di kuartal I sebesar 5,11% adalah basis yang baik,” ucapnya.
Adapun belanja APBN yang telah mencapai Rp 3.300 triliun di 2024.
“Tetapi 3.300 triliun APBN itu hanya sekitar 15% dari total PDB yang kita ciptakan sebagai perekonomian. Sebagai perekonomian kita menciptakan hampir sekitar 21.000 triliun 1 tahun. Jadi yang 85% ini diciptakan oleh rumah tangga yang melakukan konsumsi,” jelas Suahasil.