Sukses

Harga Minyak Dunia Kembali Bangkit Usai Anjlok Parah

Harga minyak Brent untuk kontrak Agustus yang menjadi patokan harga minyak dunia dijual USD 78,41 per barel. Naik 89 sen atau 1,15%. Sampai saat ini, acuan global naik 1,78%.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia bangkit dari posisi terendah dalam periode empat bulan. Harga minyak dunia pada perdagangan Rabu naik lebih dari 1%.

Pada perdagangan kemarin harga minyak dunia anjlok parah setelah persekutuan negara-negara pengekspor minyak ditambah dengan Rusia atau OPEC+ sepakat untuk secara bertehap menghentikan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari.

Setelah pengumuman tersebut, aksi jual di pasar energi terjadi sehingga harga minyak tertekan. Namun ternyata aksi jual tersebut sangat berlebihan.

Kepala analis komoditas ING Warren Patterson menjelaskan, OPEC+ tidak akan mulai meningkatkan produksi hingga Oktober, dan neraca minyak global akan semakin ketat sebelumnya.

Mengutip CNBC, Kamis (6/6/2024), harga minyak Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (wTI) untuk kontrak Juli dipatok USD 74,07 per barel. Naik 82 sen, atau 1,12%. Sampai saat ini, minyak mentah AS naik 3,3%.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Agustus dipasok USD 78,41 per barel. Naik 89 sen atau 1,15%. Sampai saat ini, acuan global naik 1,78%.

Oversold

“Harga minyak jika dilihat secara teknis juga menunjukkan bahwa pasar minyak memasuki wilayah oversold,” kata Patterson kepada kliennya dalam sebuah catatan penelitian pada hari Rabu.

 

"Harga minyak mentah AS memiliki sejarah kembali memantul dari wilayah oversold dengan cepat dibandingkan bertahan di ruang bawah tanah selama berhari-hari,” jelas Direktur Eksekutif Mizuho Securities Bob Yawger.

 

Ia mengatakan minyak AS bisa naik kembali ke kisaran USD 76,15 hingga USD 80,62 per barel dalam beberapa hari mendatang karena spekulan menutup posisi short, sebelum pasar

“Berbalik arah dan bergerak lebih rendah lagi.” tambah dia.

 

2 dari 4 halaman

Perjanjian OPEC+

kepala analis komoditas global RBC Capital Markets Helima Croft menekankan, rencana OPEC+ untuk meningkatkan pasokan minyak tidak mengikat. Arab Saudi akan mematikan perjanjian itu di produksi pada kuartal IV jika pasar kelebihan pasokan atau sentimen buruk pada bulan September.

“Tujuannya adalah untuk memperlambat produksi minyak kembali dan tidak membuat pasar terpuruk dengan lonjakan pasokan,” kata Croft kepada kliennya dalam sebuah catatan penelitian pada hari Selasa.

“Karena Arab Saudi akan menyediakan sebagian besar pasokan barel baru, maka Arab Saudi tidak akan terikat dengan jadwal pasokan hari Minggu jika hal tersebut tidak sesuai dengan kepentingan nasional mereka,” katanya.

Meningkatnya persediaan minyak di AS membebani harga pada hari Rabu di awal sesi. Stok minyak mentah AS tumbuh sebesar 1,2 juta barel pada minggu lalu, menurut data dari Badan Informasi Energi. Angka ini jauh melampaui ekspektasi para analis yang memperkirakan penurunan sebanyak 2,3 juta barel.

Stok bensin naik sebesar 2 juta barel, yang sebagian besar sesuai dengan ekspektasi.

3 dari 4 halaman

Harga Kemarin

Harga minyak mentah AS turun lebih dari 1% pada perdagangan Selasa. Hal ini memperpanjang tren penurunan harga minyak terbaru yang menghapus sebagian besar keuntungannya untuk tahun ini setelah OPEC+ mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi minyak mulai Oktober.

DIkutip dari CNBC, Rabu(5/6/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli dipatok USD 73,25 per barel, turun 97 sen atau 1,31%. Sejak awal tahun, harga minyak AS ini sudah naik 2,23%.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Agustus dipatok USD 77,52 per barel, turun 84 sen atau 1,07%. Sejak awal tahun, patokan harga minyak global ini naik 0,62%.

Minyak mentah AS dan Brent keduanya mencapai titik terendah dalam empat bulan pada awal sesi perdagangan. Harga minyak mentah AS telah jatuh selama lima sesi berturut-turut, dengan kontrak Juli anjlok 3,6% pada hari Senin setelah pertemuan OPEC+ akhir pekan lalu.

Dalam langkah mengejutkan, delapan produsen yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia mengumumkan rencana terperinci secara bertahap menghapus pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari dari Oktober 2024 hingga September 2025, yang berarti pasokan minyak akan mulai meningkat pada kuartal keempat tahun ini.

"Reaksi pasar sangat mengecewakan bagi siapa pun yang memproduksi minyak dan membawa kegembiraan bagi konsumen," kata Analis di Broker Minyak PVM Tamas Varga.

"Jika Anda membandingkan level harga pada akhir minggu lalu dengan harga penutupan kemarin, hampir jelas bahwa pengumuman pembalikan bertahap dari pemotongan sukarela terutama bertanggung jawab atas munculnya sentimen bearish," kata Varga.

4 dari 4 halaman

Penurunan Harga Minyak

Penurunan harga minyak harus terbatas, katanya, selama permintaan bensin musim panas tidak mengecewakan. Penjualan minyak yang baru-baru ini terjadi juga harus membantu meredakan tekanan inflasi global, tambahnya.

Sebagian penurunan harga minyak dunia juga bisa dikaitkan dengan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi. Pada hari Senin, sebuah laporan menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS sedang mengalami kontraksi.  

Video Terkini