Liputan6.com, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan akan menyampaikan pidatonya di depan para delegasi kegiatan St. Petersburg International Economic Forum atau dikenal sebagai SPIEF, yang dijadwalkan berlangsung pada 5-8 Juni 2024.
Melansir CNBC International, Jumat (7/6/2024) Vladimir Putin kabarnya akan memaparkan ketahanan ekonomi Rusia, peluang investasi dan pertumbuhan meskipun negaranya tengah dihantui sanksi internasional, terkait perang di Ukraina.
Baca Juga
Perwakilan dari 136 negara akan menghadiri forum tersebut, menurut keterangan asisten kebijakan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin, Yuri Ushakov kepada wartawan menjelang forum tersebut.
Advertisement
Adapun tema forum SPIEF 2024 adalah Fondasi Dunia Multipolar – Pembentukan Area Pertumbuhan Baru," yamg mencakup sesi mengenai perluasan pembangunan Rusia di Arktik, perluasan kelompok ekonomi BRICS, dan industri mobil Rusia.
Di sisi lain, forum SPIEF saat ini dibayangi berbagai tantangan mengingat perubahan kondisi geopolitik dan perdagangan global, setelah pecahnya perang Rusia-Ukraina.
"SPIEF adalah upaya terbaru dalam kampanye Kremlin untuk mencoba menunjukkan bahwa semuanya masih normal," kata Max Hess, rekan di Foreign Policy Research Institute.
SPIEF telah masuk daftar hitam oleh sebagian besar pengusaha dan politisi negara Barat sejak 24 Februari 2022, ketika mulainya perang Rusia-Ukraina.
Namun, negara yang dipimpin Vladimir Putin itu tentu masih menunjukkan keterbukaannya terhadap negara lain.
Moskow mengklaim bahwa mereka ingin membangun tatanan dunia "multipolar," dan telah mempromosikan kemitraan dagang yang tidak melibatkan Barat sebagai cara untuk melakukan hal ini.
Rusia pun berhasil menyesuaikan perekonomiannya dengan realita baru berupa sanksi dan pembatasan perdagangan terhadap beberapa industri terbesarnya, seperti sektor minyak dan gas.
Perekonomian Rusia sendiri diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan semua negara maju di tahun ini, menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2024.
Dalam laporan Outlook Ekonomi Dunia yang terakhir, IMF memperkirakan ekonomi negara yang telah dipimpin Vladimir Putin selama 4 periode itu akan tumbuh sebesar 3,2% tahun ini, melebihi perkiraan tingkat pertumbuhan AS (2,7%), Inggris (0,5%), Jerman (0,2%) dan Perancis (0,7%).
Peluang Kemitraan Ekonomi BRICS Bakal Dibahas dalam Forum SPIEF?
Pemerintahan Vladimir Putin mengatakan sanksi-sanksi Barat terhadap industri-industri penting di negaranya telah membuatnya lebih mandiri, dan konsumsi swasta serta investasi dalam negeri tetap tangguh.
Berlanjutnya ekspor minyak dan komoditas ke negara-negara seperti India dan Tiongkok, serta dugaan penghindaran sanksi dan tingginya harga minyak, telah memungkinkan Rusia mempertahankan pendapatan ekspor minyak yang kuat.
Selain itu, analis mengawasi setiap pengumuman mengenai organisasi BRICS – kelompok ekonomi yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan dan, sejak Januari.
Adapun anggota baru seperti Ethiopia, Iran dan Mesir, dengan Turki yang memperdebatkan kemungkinan tersebut.
Peluang kemitraan ekonomi antara negara-negara BRICS sangat menonjol dalam SPIEF tahun ini.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyambut baik minat Ankara untuk bergabung dengan kelompok tersebut, katanya pada hari Selasa, dan mengatakan bahwa topik tersebut akan menjadi agenda KTT BRICS berikutnya.
Advertisement
Mengintip Harta Kekayaan Vladimir Putin yang Menang Pemilu Rusia 2024
Sebeluimnya, Vladimir Putin telah diperkirakan akan terpilih kembali mengingat amandemen Rusia pada tahun 2020, yang secara resmi mengatur ulang masa jabatannya menjadi nol mulai 2024. Hal itu berpotensi memungkinkan dia untuk tetap berkuasa hingga tahun 2036.
Menjabat sejak 2012, Vladimir Putin menjadi presiden Rusia terlama yang berkuasa, melampaui masa jabatan pemimpin Soviet Leonid Brezhnev selama 18 tahun.
Mengutip Fox Business, berbagai perkiraan dari para ekonom dan pakar menunjukkan, Vladimir Putin memiliki total kekayaan bersih berkisar antara USD 70 miliar (Rp 1 kuadriliun) hingga USD 200 miliar (Rp 3,1 kuadriliun).
Pengungkapan resmi menyebutkan pendapatan tahunan Putin mencapai USD 140.000, dan ia tinggal di sebuah apartemen seluas 800 kaki persegi di St. Petersburg, dua mobil era Soviet, sebuah truk off-road dan trailer mobil, menurut laporan TIME.
Adapun ekonom dan penulis asal SwediaC Anders Aslund pada tahun 2022 memperkirakan bahwa Putin memiliki aset senilai antara USD 100 miliar (Rp. 1,5 kuadriliun) dan USD 130 miliar (Rp. 2 kuadriliun).
Perkiraannya berasal dari kekayaan orang-orang kepercayaan Putin, yang masing-masing memiliki antara USD 500 juta dan USD 2 miliar.
Selain itu, Putin juga dilaporkan memiliki lahan hutan berpagar seluas hampir 750 hektar yang diminta untuk kompleksnya di Karelia, hanya 18 mil dari perbatasan Finlandia, di mana Putin menikmati tempat tinggal lengkap dengan tempat pembuatan bir, ruang minum teh, pemandian, perikanan, dan pertanian, serta akses pribadi ke air terjun dan danau.
Profil Presiden Rusia Vladimir Putin
Lahir di Leningrad, daerah yang saat itu masih mengalami trauma Perang Dunia Kedua, Vladimir Putin dikenal sebagai sosok anak muda yang pemberani, seperti dikutip dari BBC.
Di usia 12 tahun, Putin muda mengikuti latihan sambo, olahraga bela diri Rusia, dan juga judo.Ia berusaha keras dan disiplin sehingga pada usia 18 tahun, Putin sudah mendapat sabuk hitam judo, serta menempati posisi ketiga dalam kompetisi junior nasional.
Putin menempuh studinya di Universitas Negeri Leningrad dan memilih jurusan hukum, di mana ia lulus pada tahun 1975. Jurusan itu dipilihnya untuk mewujudkan cita-citanya menjadi anggota intelijen di Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti atau KGB.
Bahkan sebelum saya selesai SMA, saya selalu ingin kerja jadi intelijen," Putin bercerita, dikutip dari Deutsche Welle.
Berlanjut pada tahun 1976, Tahun 1976, Putin meraih pangkat Letnan Pertama di KGB. Saat itu, ia bertugas pada kontra intelijen dan memantau warga negara asing.
Setelah menjalani pelatihan di Andropov Red Banner Institute di Moskow dan telah fasih berbahasa Jerman, Putin ditugaskan ke Dresden (yang saat itu merupakan wilayah Jerman Timur) dari 1985 hingga 1990.
Hingga pada tahun 1991, Putin mengundurkan diri dari KBG dan memulai kariernya di bidang politik dengan bekerja di Balai Kota Saint Petersburg sebagai staf Wali Kota Anatoly Sobchak.
Karier politik Putin bahkan semakin melejit sebelum akhirnya dia ditunjuk menjadi Direktur FSB (Federálʹnaja Slúžba Bezopásnosti Rossíjskoj Federácii), yang merupakan pengganti KGB pada tahun 1998.
Di tahun selanjutnya, Presiden Rusia Boris Yeltsin mengundurkan diri dan menunjuk Putin sebagai pejabat presiden sampai datangnya pemilihan umum resmi.
Kemudian pada tahun 2000, Putin secara resmi memenangkan pilpres dengan meraih 53 persen suara.
Mengutip laman Britannica, Putin secara keseluruhan telah menjabat sebagai perdana menteri Rusia pertama kali untuk periode 1999-2000. Ia kemudiam menjadi presiden Rusia pada periode 2000-2008 dan kembali menjadi perdana menteri pada 2008-2012, serta kemudian sebagai presiden tahun 2012 hingga saat ini.
Advertisement