Sukses

Menteri Teten Masduki Minta Penjual Ikan Hias Bentuk Koperasi, untuk Apa?

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan,alasan pembentukan koperasi kepada penjual ikan hias.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta para pelaku usaha ikan hias untuk membentuk koperasi. Salah satunya untuk memperkuat pasar ekspor ikan hias.

Menkop Teten mengatakan tujuan pembentukan koperasi agar tidak lagi para pelaku usaha menjual produknya sendirian. Ini juga menjadi upaya membentuk klaster penjual ikan hias.

"Jangan lagi sendiri-sendiri. Tetapi, bangun klusternya, bangun koperasinya," ujar Teten dalam penutupan Nusatic Nusapet 2024, mengutip keterangan resmi, Senin (10/6/2024).

Dia berharap Nusatic bisa menjadi platform yang dapat memperkuat dan melengkapi ekosistem usaha ikan hias di Tanah Air agar lebih dekat dengan akses pasar, investasi, dan inovasi. Mengingat lagi, peluang budidaya ikan hias di Indonesia cukup besar.

"UMKM memainkan peranan penting dalam usaha ikan hias. Total pembudidaya ikan hias di Indonesia telah mencapai 21.091 orang. Dan Jawa Barat menjadi provinsi dengan pembudidaya ikan hias terbanyak di Indonesia," ucapnya.

Terlebih lagi, lanjut MenKopUKM, permintaan ikan hias dunia terus meningkat setiap tahunnya. Nilainya secara global telah mencapai lebih dari USD 360 juta dolar dengan pertumbuhan permintaan rata-rata setiap tahun di atas 4 persen. 

"Sekitar 55 persen pasokan pasar global ikan hias berasal dari Asia, termasuk dari Indonesia," kata Menteri Teten.

Potensi Ekspor Ikan Hias RI

Menteri Teten melihat, potensi pasar ikan hias Indonesia memiliki prospek yang sangat baik. Tercatat, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada 2022 sudah mencapai USD 36,4 juta. Angka itu menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 eksportir ikan hias terbesar dunia untuk jenis air tawar dan terbesar ke-4 dunia untuk jenis air laut. 

"Dari 1.100 spesies ikan hias air tawar di dunia, sebanyak 400 spesies berasal dari Indonesia. Spesies paling terkenal adalah Super Red Arwana dan Botia," ujar dia.

2 dari 5 halaman

Bawa UMKM ke Luar Negeri

Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Nusatic (Nusantara Aquatic) Maxdeyul Sola menjelaskan bahwa ajang Nusatic tahun ini pada 7-9 Juni 2024 tercatat dikunjungi sebanyak 18 ribu lebih pengunjung, dengan nilai transaksi dalam dua hari pertama acara mencapai Rp2 miliar.

"Tahun ini, acara turut dimeriahkan peserta dari luar negeri seperti Jepang, India, Singapura, Denmark, dan China," kata Maxdeyul.

Bawa UMKM ke Luar Negeri

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai pameran produk UMKM di luar negeri tak lagi begitu efektif. Maka, dia mengubah pola promosi dari UMKM.

Salah satunya dengan membawa sejumlah start up lokal yang potensial untuk mendapat pendanaan dari perusahaan asing. Memurut dia, cara ini bisa lebih menarik investor di tengah perkembangan zaman yang mengarah ke digital.

"Ini saya kira terobosannya, biasanya UMKM pameran produk di luar (negeri). Kita ubah, sekarang kita bukan pameran, karena tidak terlalu efektif," ucap Teten di Jakarta, dikutip Senin, 20 Mei 2024.

"Kita bawa UMKM-UMKM yang punya potensi mendapatkan pembiayaan dari modal ventura," ia menambahkan.

 

3 dari 5 halaman

Tahap Awal

Pada tahap awal, Teten Masduki sedikitnya sudah membawa 15 startup lokal untuk mendapat pembiayaan di Singapura. Dia turut menggandeng DBS Bank dalam menjembatani dengan calon-calon investor. Mayoritas, jenis startup yang dibawa bergelut di bidang agrikultur dan aquakultur.

"Kemarin kita dengan DBS, kita tahu DBS bank besar di Singapura ya, kerja sama dengan beberapa modal ventura dengan kami, mudah-mudahan lah ada yang beli beberapa start up kita," kata dia.

Ke depan, dia juga membidik adanya promosi startup ke beberapa negara potensial lainnya. Mengingat, besarnya potensi investasi di dua kategori tadi, utamanya ke sektor hulu atau produksi.

"Kami juga terus menjalin kerja sama dengan calon-calon investor di Jepang, Australia, Korea Selatan, dan Belanda. Jadi ini memang saya kira masih banyak yang tertarik untuk masuk ke digital economy tapi ke sektor hulu-nya, sektor produksi," pungkasnya.

 

4 dari 5 halaman

UMKM Menang Banyak, Transaksi Inabuyer Expo 2024 Tembus Segini

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini pameran bisnis UMKM bisa mencatatkan transaksi lebih dari Rp 1 triliun dalam 3 hari. Dia pun mengajak seluruh pihak kembali menggunakan produk lokal.

Hal tersebut disampaikan Teten usai menghadiri Inabuyer Expo 2024 di Smesco Indonesia, Jakarta. Eksibisi produk lokal ini telah mencatatkan transaksi lebih dari Rp 900 miliar sejak 15 Mei 2024.

"Tadi saya senang laporannya cukup baik ya Rp 900 miliar, hampir Rp 1 triliun, tembus lah ya," ujar Teten dalam sambutannya, Jumat (17/5/2024).

Perlu diketahui, Inabuyer Expo 2024 telah mencatatkan potensi transaksi senilai Rp 946,82 miliar dalam waktu 2 hari. Menurutnya, ini jadi bukti berhasilnya sinergi antara UMKM, perusahaan swasta, BUMN, hingga pemerintah daerah.

Sinergitas UMKM"Sinergitas UMKM adalah kunci utama kemandirian ekonomi meski kita memiliki pasar suplai dan deman yang kuat masih banyak potensi rantai pasok yang belum terisi oleh UMKM Indonesia," kata dia.

"Nah ini yang justru penting terutama di sisi produksi. Inabuyer menurut kami sangat penting untuk mendukung perluasan produk UMKM dan koperasi dalam pengandaian barang dan jasa pemerintah serta rantai pasok bumn dan swasta," sambungnya.

Mengingat, ada aturan belanja pemerintah setidaknya mencakup 40 persen dari produk lokal. Hal itu disebut bisa menjadi pendongkrak ekonomi nasional di tengah kondisi global yang bergejolak.

 

5 dari 5 halaman

Pertemukan Pembeli dan Penjual

"Apalagi saat ini ya ekonomi enggak sedang baik-baik saja meskipun Indonesia masih cukup kuat di 5 persen (5,11 persen). Tapi kita harus semua punya kesepakatan apakah belanja pemerintah, BUMN termasuk masyarakat beli produk dalam negeri, belanja di dalam negeri, ini untuk memperkuat ekonomi kita ya. Global sedang tidak baik-baik saja karena itu belanjakan uang kita di dalam negeri," tutur Teten Masduki.

Melalui pameran produk lokal yang mempertemukan pembeli dan penjual ini, Teten berharap ada penguatan ekosistem antara keduanya. Misalnya, dengan adanya business matching sehingga pasokan barang dan kebutuhan pembeli bisa sesuai.

"Jadi kita akan terus terkuat ekosistemnya ya antara supplier dan buyer-nya kita terus lakukan eh bisnis matching supaya memang ada kecocokan antara barang yang ditawarkan dengan belanja pemerintah dan BUMN," ucapnya.

"Nah ini kita perlu sempurnakan dengan LKPP ya supaya Inabuyarnya nanti makin besar makin, besar dan lebih efektif karena yang supplier dan buyer-nya sudah ketemu di permintaannya ya," pungkas Teten Masduki.

Â