Sukses

Harga Emas Kembali Bangkit Usai Anjlok Parah Pekan Lalu

Harga emas batangan kehilangan sekitar USD 83 per ounce pada hari Jumat atau turun 3,5% yang merupakan penurunan satu hari terbesar sejak November 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia berbalik menuju level positif pada perdagangan Senin setelah mengalami penurunan harian terbesar dalam tiga setengah tahun pada sesi sebelumnya. kenaikan harga emas dunia ini terjadi di tengah penantian data inflasi Amerika Serikat (AS) dan keputusan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed) di akhir pekan ini.

Mengutip CNBC, Selasa (11/6/2024), harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi USD 2.309,39 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,09% menjadi USD 2.327 per ounce.

Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible menjelaskan, pada Jumat lalu aksi jual emas terjadi sangat berlebihan dan pada Senin ini para pemburu barang murah bermunculan pada titik harga yang lebih rendah ini.

 

“Ada begitu banyak data dan begitu banyak peristiwa yang akan dirilis. Jadi akan ada lebih banyak volatilitas dan lebih banyak kejutan minggu ini.” tutur dia.

 

Harga emas batangan kehilangan sekitar USD 83 per ounce pada hari Jumat atau turun 3,5% yang merupakan penurunan satu hari terbesar sejak November 2020 setelah laporan pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan mematahkan harapan penurunan suku bunga di bulan September.

Keputusan Bank Sentral China

Selain itu, pelemahan harga emas tersebut juga terjadi karena adanya laporan bahwa bank sentral China menunda aksi borong emas. Hal ini membuat investor bertaruh pada permintaan emas batangan di China.

“Bank Rakyat China (PBOC) tidak pernah menjadi pembeli tetap. Ada fase pembelian yang berbeda diikuti dengan jeda beberapa bulan. Namun selama PBOC tidak melanjutkan pembelian, harga emas dapat diperdagangkan sideways karena topik pembelian China adalah fokus utama pasar,” kata analis Julius Baer Carsten Menke.

 

2 dari 5 halaman

Suku Bunga AS

Pemulihan tentatif harga emas terjadi meskipun ada kenaikan nilai tukar dolar AS dan imbal hasil Treasury AS, dengan fokus pasar beralih ke rilis laporan indeks harga konsumen AS bulan Mei yang akan dirilis pada hari Rabu, hari yang sama dengan keputusan kebijakan The Fed.

Bank sentral AS diperkirakan tidak akan melakukan perubahan apa pun terhadap suku bunga kebijakannya pada minggu ini, namun fokusnya akan tertuju pada proyeksi ekonomi terkini dari para pengambil kebijakan dan konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell setelah pertemuan dua hari tersebut berakhir.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Di sisi lain, harga perak di pasar spot naik 1,8% menjadi USD 29,69 per ounce dan platinum naik 1,1% pada USD 973,85 per ounce. Sementara paladium turun 0,8% menjadi USD 904,99 per ounce.

3 dari 5 halaman

Meneropong Harga Emas Dunia Pekan Ini

Sebelumnya, harga emas berpeluang melemah pada perdagangan pekan ini. Potensi koreksi harga emas itu dari sentimen China tidak menambah kepemilikan emasnya untuk pertama kali dalam 18 bulan dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan.

Selain itu, berdasarkan survei mingguan Kitco, mayoritas analis prediksi harga emas tertekan. Pada pekan ini, dari 18 analis yang partisipasi survei Kitco, hanya dua analis yang mewakili 11 persen melihat harga emas dunia akan naik pekan ini.

Sementara itu, 11 analis prediksi, harga emas akan tertekan. Sedangkan lima analis melihat harga emas akan sideways.

Sementara itu,dari polling Kitco terhadap 184 pemilih, 107 pemilih atau mewakili 58 persen prediksi harga emas akan menguat. Sementara itu, 33 orang atau 18 persen prediksi harga emas melemah. Sedangkan 44 responden perkirakan harga emas sideways.

Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex, Marc Chandler menuturkan, dua kekuatan mendorong emas ke posisi terendah baru dalam satu bulan menjelang akhir pekan lalu. Pemicunya pertama meski cadangan devisa China naik tetapi tidak menambah kepemilikan emasnya untuk pertama kali dalam 18 bulan.

“Kedua, lonjakan imbal hasil obligasi AS dan dolar AS sebagai respons terhadap data pekerjaan AS yang lebih kuat dari yang diharapkan,” ujar dia seperti dikutip dari Kitco.

Chandler menambahkan, di pasar spot, harga emas tembus USD 2.300 mendekati posisi terendah pada Mei 2024 di dekat USD 2.277. "Tembus posisi USD 2.270 dapat mengirim harga emas turun ke USD 2.220,” ujar dia.

4 dari 5 halaman

Peluang Kenaikan Harga Emas

Sementara itu, Analis Barchart.com, Darin Newsom menuturkan, harga emas akan merosot dalam beberapa hari ke depan. Ia menuturkan,  meski ada reaksi spontan terhadap data ketenagakerjaan bulanan AS, harga emas untuk pengiriman Agustus tetap dalam jangka menengah.

Di sisi lain, Analis Forex.com, James Stanley menuturkan, harga emas berpotensi menguat pekan ini. Ia mengatakan, selama empat hari pertama pada pekan lalu, harga emas mampu bertahan di posisi yang cukup kuat di level resistance 2.378.

“Saya pikir pendorong di sekitar cadangan emas China mungkin merupakan pintu jebakan, dan saya tidak berpikir the Federal Reserve akan bersikap terlalu agresif pekan ini,” ujar dia.

Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski mengatakan, pihaknya mempertimbangkan dampak dari laporan pekerjaan menjelang keputusan suku bunga the Fed.

"Angka ketenagakerjaan AS berarti kecil kemungkinan the Fed akan memangkas suku bunga. Kecil kemungkinan the Fed akan memangkas suku bunga pekan ini, dan mereka benar-benar berada di bawah tekanan untuk tidak memangkas suku bunga,” ujar dia.

5 dari 5 halaman

Sentimen Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga

Ia menambahkan, sentimen itu telah menopang dolar AS. Selain itu, Bank Sentral Kanada dan Eropa memangkas suku bunga. Sentimen tersebut akan berdampak signifikan pada dolar AS dan harga emas.

"Hal itu memberikan angin segar bagi dolar AS dan angin sakal bagi emas dalam waktu dekat, dan juga komoditas lainnya,” ujar dia.

Selain itu, hal terpenting dari laporan pekerjaan AS, menurut Cieszynski yakni data inflasi.

"Bagian terpenting sebenarnya adalah inflasi upah meningkat lagi. Saya pikir banyak orang berharap the Fed isyaratkan penurunan suku bunga pada Juli, tetapi mungkin September,” ujar dia.

Adapun Cieszynski menuturkan, penurunan harga emas dapat cukup dramatis. Hal ini karena kenaikannya hanya berikan sedikit area support yang jelas. Harga emas menembus USD 2.160 lalu dengan cepat naik ke USD 2.4000. “Jadi support di area USD 2.280, USD 2.285, dan jika itu tercapai, kembali lagi ke USD 2.125,USD 2.150,” tutur dia.

Analis Senior Kitco Jim Wyckoff menuturkan, penurunan emas dapat berlanjut pekan ini. Adapun harga emas di pasar spot diperdagangkan di USD 2.294,01 per ounce. Harga emas susut 1,43 persen pada pekan ini.