Liputan6.com, Jakarta Lembaga Management Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia mencatat besaran utang BUMN Indonesia dibandingkan dengan Temasek asal Singapura. Tercatat, utang BUMN Indonesia masih stabil dari tahun ke tahun.
Associate Director BUMN Research Group Universitas Indonesia Toto Pranoto menyampaikan hal tersebut dilihat dari rasio utang dan ekuitas BUMN secara konsolidasi. Tercatat rata-rata utang BUMN berada di kisaran 34-38 persen sejak 2019 hingga 2023 lalu.
Baca Juga
Menurutnya, superholding BUMN Singapura, Temasek memiliki struktur utang yang lebih rendah. Dengan kisaran 13-29 persen pada periode yang sama. Meski, pergerakan besaran utangnya terlihat lebih tinggi ketimbang BUMN Indonesia.
Advertisement
Sementara itu, struktur utang BUMN Malaysia, Khazanah mencatatkan porsi yang lebih besar. Dalam catatannya, rasio utang rata-rata berada di kisaram 49-60 persen.
"Jadi kalau kita perhatikan disini, bahwa dalam konteks ini kemudian struktur ekuitas di 3 company besar itu kelihatan bahwa struktur ekuitas di Temasek memiliki struktur yang jauh lebih baik dibandingkan dalam proporsi dikaitkan dengan kemampuan BUMN Indonesia maupun Khazanah," ungkap Toto dalam Seminar Analisis Kinerja BUMN 2023 dan Prospek BUMN Masa Depan, Selasa (11/6/2024).
Toto mencatat, pada periode 2019-2023, terdapat peningkatan bertahap dalam ekuitas BUMN Indonesia dari USD 188 miliar di 2019 menjadi USD 210 miliar pada 2022. Ekuitas juga terlihat tidak bergerak signifikan di 2023. Pada periode 2019-2023, porsi ekuitas di BUMN Indonesia berada di rentang 61-65 persen.
Sementara itu, Temasek menunjukkan peningkatan utang pada periode yang sama. 2023 dinilai menjadi ujian berat bagi Temasek akibat kerugian dari unrealized gain. Porsi utang Temasek meningkat drastis dari 13,59 persen di 2019 menjadi 29,38 persen di 2022.
Di sisi lain, Khazanah mencatatkan utang yang konsisten tinggi sebesar 54,56 persen di 2020 menjadi 60,39 persen di 2022. Ekuitas juga mengalami fluktuasi, turun dari 45,44 persen pada 2020 menjadi 40,80 persen di 2023.
"Jadi BUMN di Indonesia juga terus meningkatkan bagaimana equity-nya dengan cara mengurangi struktur debt mereka, mudah-mudahan kedepan akan semakin baik, saya kira akan mendekati situasi dimana kemudian debt to equity pada posisi yang lebih sehat kedepannya," urai Toto Pranoto.
Â
Ungguli Temasek
Pengembangan perusahaan pelat merah di bawah nakhoda Menteri BUMN Erick Thohir nampaknya kian cemerlang. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia mencatat perbandingan BUMN dan Temasek asal Singapura dan Khazanah asal Malaysia.
Associate Director BUMN Research Group Universitas Indonesia Toto Pranoto mencatat pergerakan pendapatan dan keuntungan BUMN secara konsolidasi dari tahun ke tahun. Utamanya, dalam perjalanan selama 5 tahun terakhir.
"Saya kira BUMN di Indonesia pada posisi 2019, 2020, 2021, 2022 dan 2023 projection juga angkanya relatif sejak 2021 mulai pulih meningkat, sehingga kalau kita perhatikan kemampuan mereka untuk bisa mencetak profit margin di 2020 juga sudah mendekati hampir angka seratus (miliar dolar AS)," kata Toto dalam Seminar Analisis Kinerja BUMN 2023 dan Prospek BUMN Masa Depan, Selasa (11/6/2024).
Toto mencatat, pada periode 2019-2020, laba bersih BUMN Indonesia sempat turun drastis dari USD 8,83 miliar menjadi USD 910 juta akibat pandemi. Pada periode yang sama, pendapatan BUMN malah meningkat dari USD 113,09 miliar menjadi USD 132,38 miliar.
Â
Advertisement
Laba Bersih BUMN
Selanjutnya, pada periode 2021-2022, laba bersih BUMN melonjak dari USD 14,60 miliar ke USD 20,81 miliar. Ini diikuti dengan peningkatan pendapatan dari USD 160,10 miliar menjadi USD 196,39 miliar. Kemudian, pada 2023 laba bersih diproyeksikan mencapai USD 19,14 miliar dengan pendapatan sebesar USD 121,31 miliar.
Sebagai perbandingan, Laba bersih Temasek mencapai USD 42 miliar pada 2021, dengan pendapatan yang berkisar USD 82-86 miliar pada rentang 2019-2021. Namun, laba bersih Temasek harus turun ke USD 7,68 miliar pada 2022, meski dengan catatan pendapatan jumbo USD 98 miliar.
Pada 2023, Temasek mencatatkan kerugian hingga USD 5,43 miliar yang disebabkan oleh unrealized gains, meski pendapatan melonjak ke USD 124,46 miliar.
"(Tahun) 2022 mulai mengalami penurunan dan bahkan di 2023 dia mengalami relatif margin yang negatif atau mengalami kerugian. Ini disebabkan karena memang performance banyak perusahaan-perusahaan yang menjadi portofolio di Temasek 2023 terpengaruh oleh berbagai macam ketidakstabilan global yang membuat nilai portofolio mereka juga mengalami loss," tuturnya.
Â
BUMN Indonesia Unggul Jauh dari Khazanah
Selain itu, Toto juga ikut menbandingkan kinerja dengan superholding BUMN Malaysia, Khazanah. Kinerja yang dicapai BUMN Indonesia terlampau jauh lebih tinggi ketimbang Khazanah.
"Sementara dari sisi Khazanah angka-angkanya memang in terms of revenue and profit tidak sebesar baik dari sisi BUMN di Indonesia maupun Temasek," kata dia.
Hal itu terlihat dari data yang ditampilkan oleh Toto. Misalnya, pada kurun waktu 2019-2021, net profit Khazanah tercatat turun dari USD 1,78 miliar ke USD 161 juta dolar AS pada 2021.
Kemudian, naik pada 2022 menjadi USD 372 juta dengan pendapatan naik ke USD 1,83 miliar. Khazanah memperlihatkan tren positif pada 2023 dengan catatan net profit USD 1,35 miliar dengan pendapatan USD 2,4 miliar.
"Angka-angka mereka juga menunjukkan perbaikan dari segi kemampuan growing untuk sisi covid, meskipun juga kemampuan mereka untuk men-generate revenue tidak bisa sebaik pada kondisi puncaknya di 2019," pungkas Toto.
Advertisement