Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik tipis pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) usai dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Investor menunggu data inflasi utama AS dan hasil pertemuan kebijakan moneter dua hari Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang akan berakhir pada hari Rabu.
Dikutip dari CNBC, Rabu (12/6/2024), harga emas dunia di pasar spot naik sekitar 0,1% menjadi USD 2.312,70 per ounce. Sedangkan harga emas AS ditutup hampir tidak berubah pada USD 2.326,60.
Baca Juga
"Orang-orang menanti pertemuan The Fed besok karena jika angka inflasi tidak menunjukkan perbaikan, The Fed tidak akan memberi sinyal bahwa mereka akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, yang berarti baik dolar maupun suku bunga AS akan naik, yang berdampak negatif bagi emas," kata Analis Marex Edward Meir.
Advertisement
Kurs dolar mendekati puncak satu bulan yang dicapai sebelumnya pada sesi ini, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar AS.
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada bulan September dan sekali lagi tahun ini, menurut jajak pendapat Reuters yang juga menunjukkan risiko signifikan bahwa bank sentral mungkin hanya memilih satu kali pemotongan atau bahkan tidak sama sekali.
Apa Dampak Suku Bunga ke Harga Emas?
Suku bunga yang tinggi membuat emas kurang menarik dibandingkan aset yang memberikan hasil.
Â
"Level harga emas berikutnya adalah di sisi bawah tepat di atas USD 2.300. Jika harga emas jatuh di bawah itu, sangat mungkin emas akan jatuh lebih jauh dan menguji kembali level USD 2.200," kata Kepala Analis Pasar Gainesville Coins, Everett Millman.
Dipimpin oleh data pekerjaan AS dan berita bahwa bank sentral China menunda pembelian emas untuk cadangannya pada bulan Mei, harga emas turun lebih dari 3,5% pada hari Jumat, menandai penurunan harian tajam emas sejak November 2020.
Namun, China diperkirakan akan melanjutkan pembelian emasnya setelah harga turun dari rekor tertinggi yang dicapai pada bulan Mei, kata pelaku industri pada sebuah konferensi minggu ini.
Berbeda dengan harga emas, harga perak spot turun lebih dari 2% menjadi USD 29,16 per ounce. Harga platinum turun 1,5% menjadi USD 952,67 dan harga paladium turun 2% menjadi USD 885,75.
Pertama dalam 10 Tahun, Vietnam Buka Keran Impor Emas
Sebelumnya, Vietnam diperkirakan akan mengizinkan perusahaan-perusahaan di negaranya mengimpor emas.Â
Perizinan tersebut merupakan keputusan yang diambil Vietnam untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, dalam upaya negara itu mengatasi kesenjangan yang semakin besar antara harga lokal dan harga internasional.
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (11/6/2024) Asosiasi Pedagang Emas Vietnam (VGTA) telah melakukan pembicaraan panjang dengan pemerintah mengenai langkah-langkah untuk memperbaiki ketidakseimbangan pasokan dan permintaan emas, kata wakil ketua asosiasi tersebut, Huynh Trung Khanh.
Pada tahun 2012, Pemerintah Vietnam mengambil kendali penuh atas impor dan penjualan emas batangan lokal, dengan beberapa perusahaan besar diperbolehkan mengimpor asalkan mereka menggunakannya kembali sebagai perhiasan untuk ekspor.
"Pemerintah mengatakan mereka akan memulai impor emas resmi pada bulan Juli atau Agustus. Kami berharap pada bulan Juli mereka akan mengizinkan perusahaan emas untuk mengimpor secara langsung," kata Khanh di sela-sela konferensi Logam Mulia Asia Pasifik.
VGTA memperkirakan perubahan yang diusulkan akan dimulai pada awal bulan depan.
Hal ini akan menandai perubahan signifikan dari kebijakan di Vietnam saat ini, dimana bank sentral negara itu mengendalikan impor dengan ketat.Â
Mengurangi premi pada harga domestik dengan segera sangatlah penting, karena VGTA memperkirakan permintaan emas Vietnam akan melonjak tahun ini.Â
Pembelian emas diperkirakan meningkat 10 persen setiap tahun menjadi 33 juta metrik ton selama enam bulan pertama tahun ini, kata Khanh dalam presentasinya di konferensi tersebut.
Â
Advertisement
Impor Emas Diharapkan Mendukung Ekonomi Vietnam
Pembeli ritel, yang memandang emas sebagai alat pelestarian kekayaan yang digunakan untuk menjaga dari ketidakpastian perekonomian, merupakan bagian terbesar dari pembelian emas di perekonomian Vietnam, yang memiliki sekitar 100 juta penduduk.
"Alasan utama kuatnya permintaan investasi ritel ini adalah penurunan tajam suku bunga tabungan, pembekuan real estat, dan devaluasi mata uang nasional terhadap dolar AS yang terus-menerus," kata Khanh.
"Ada banyak orang yang mengantri di jalanan, di bawah terik matahari dan hujan untuk membeli lebih banyak emas," ungkapnya.
Â