Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia naik pada perdagangan Jumat dan membukukan kenaikan mingguan pertama dalam empat pekan ini. Kenaikan harga emas dunia ini terjadi setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) memicu optimisme bahwa penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan segera terjadi.
Mengutip CNBC, Sabtu (15/6/2024), harga emas di pasar spot naik 1,4% menjadi USD 2.334,70 per ounce. Harga emas dunia telah naik 1,9% dalam pekan ini.
Baca Juga
Permintaan safe-haven, didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, serta pembelian oleh bank sentral yang terus-menerus berkontribusi pada kenaikan harga emas dari bulan Maret hingga Mei.
Advertisement
Berbagai sentimen tersebut membawa harga emas di pasar spot ke rekor tertinggi USD 2.449,89 pada 20 Mei 2024. Namun kemudian harga emas mengalami tekanan dan baru naik lagi pada pekan ini.
Kepala analis komoditas Saxo Bank Ole Hansen menjelaskan, saat ini, emas, dan sejumlah komoditas logam lainnya tengah berada dalam levelkonsolidasi tanpa ada level penurunan signifikan yang tertembus.
“Kami menyimpulkan permintaan yang mendasarinya cukup kuat bisa mencegah konsolidasi saat ini berubah menjadi koreksi besar,” kata Hansen.
Sedangkan untuk pasar fisik, permintaan emas di India tetap lemah minggu ini karena pembeli menunda pembelian karena tidak adanya festival besar, sementara harga premium di konsumen utama China turun.
Harga perak di pasar spot naik 1,1% menjadi USD 29,33 per ounce setelah mencapai level terendah dalam hampir satu bulan di sesi sebelumnya.
Sedangkan harga platinum naik 0,8% pada USD 953,70 per ouncedan paladium naik 1,8% menjadi USD 898,97 per ounce.
Perdagangan Kemarin
Kemarin, harga emas memperpanjang koreksi lebih dari 1 persen pada perdagangan Kamis, 13 Juni 2024 setelah data harga produsen Amerika Serikat (AS) lebih dingin dari perkiraan.Selain itu, analis mengaitkan penurunan harga emas itu seiring aksi ambil untung.
Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot merosot lebih dari 1 persen ke posisi USD 2.299,61 per ounce. Harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) turun 1,7 persen menjadi USD 2.315,40.
Di sisi lain, harga perak di pasar spot turun 2,8 persen menjadi USD 28,88 per ounce, platinum susut 1,3 persen ke posisi USD 951,30 dan palladium merosot 2,1 persen menjadi USD 887,50.
Harga produsen Amerika Serikat secara tak terduga turun pada Mei di tengah rendahnya biaya energi yang mengindikasikan inflasi mereda setelah melonjak pada kuartal I 2024.
“Ketidakmampuan emas untuk mempertahankan reli karena data bullish pekan ini menunjukkan meluasnya aksi ambil untung,” ujar pelaku pasar independen yang berada di New York, Tai Wong.
Advertisement
Keputusan Bank Sentral AS
Sementara itu, bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga pada Rabu, 12 Juni 2024 dan memproyeksikan hanya satu kali penurunan suku bunga pada 2024 meski ada kemajuan dalam inflasi. Hal ini karena pertumbuhan dan pengangguran berada pada tingkat yang lebih baik daripada yang dianggap berkelanjutan oleh bank sentral AS dalam jangka panjang.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Namun, pelaku pasar menunjukkan menaikkan taruhan terhadap perkiraan pelonggaran kebijakan the Federal Reserve (the Fed) sekitar 50 basis poin pada akhir 2024 dari 40 basis poin sebelum rilis data inflasi.
Perlambatan inflasi juga terlihat pada data indeks harga konsumen yang secara mengejutkan mendatar pada Mei 2024. Hal ini mendorong emas naik 1 persen sebelum memangkas kenaikannya dan ditutup hanya naik 0,3 persen setelah pernyataan hawkish dari the Fed.