Liputan6.com, Jakarta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhonoyo (AHY) membagikan setifikat elektronik ke sejumlah warga eks pengungsi Timor-Timur. Itu menjadi langkah dalam memberikan kepastian hukum.
Pemberian sertifikat tanah itu merupakan bersumber dari program redistribusi tanah kepada masyarakat eks pengungsi Timor-Timur. AHY menegaskan, hal ini sejalan dengan program reforma agraria yang telah berjalan 10 tahun atau satu dekade.
Baca Juga
"Keberhasilan reforma agraria bukan hanya sekedar output angka-angka kuantitatif tapi juga outcome-nya benar-benar dirasakan secara kualitatif oleh masyarakat," ujar AHY dalam Reforma Agraria Summit 2024, dikutip Senin (17/6/2024).
Advertisement
Sementara itu, penerima sertifikat tersebut mengisahkan perjalanannya. Misalnya, Komang Rentiasa (51) salah satu penerima sertifikat hasil Redistribusi Tanah bercerita, dia tak menyangka sertipikat yang diterima untuk lahan permukiman seluas 435 m2 ini diserahkan berupa Sertipikat Tanah Elektronik. Dia bilang, prosesnya cukup panjang hingga 24 tahun.
"Saat itu situasi di Timor-Timur bergejolak, sampai akhirnya pemerintah menempatkan kami di Desa Sumberklampok saat ini, di mana saat itu masih masuk kawasan hutan, lebih tepatnya tanah hutan produksi," jelas Komang Rentiasa.
Dia berharap setelah mendapat sertifikat untuk lahan permukiman miliknya ini, sertipikasi akan berlanjut untuk lahan garapan miliknya yang lain.
"Kami ini berprofesi sehari-hari sebagai petani. Tentunya kami membutuhkan lahan garapan untuk bertani sebagai sertipikasi tahap 2. Pemerintah saat ini sedang mengusahakan ini, semoga bisa dapat keluar juga," kata Komang.
Hal senada juga diungkapkan Putu Astawa (53). Ia juga merupakan salah satu penerima sertipikat di acara Reforma Agraria Summit 2024 yang diserahkan langsung oleh Menteri AHY.
"24 tahun kami menunggu, akhirnya kami menerima sertipikat ini. Terima kasih atas kerja keras Pemerintah Provinsi Bali, BPN, dan semua pihak yang terlibat. Dulu kami dibantu kepala desa untuk proses ke kabupaten, lalu ke gubernur, hingga akhirnya sekarang sudah diterima dengan baik," ucap Putu Astawa.
Â
Program PTSL
Sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan sudah ada 113,3 juta bidang tanah yang terdaftar melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Ini setara dengan 94,4 persen dari target 2024.
AHY menyampajkan, ini jadi salah satu capaian positif dalam perjalanan satu dekade reforma agraria yang dimulai 2014 lalu. Program PTSL sendiri dimulai pada 2017, dan meningkat sebesar 250 persen hingga 2024.
"Sejak program ini dijalankan telah terjadi akselerasi dalam kegiatan pendaftaran tanah melalui program PTSL, pendaftaran tanah sistematis dan lengkap. Pada tahun 2017 kami laporkan tanah terdaftar baru mencapai 46 juta bidang tanah," urai AHY dalam Reforma Agraria Summit 2024, di Sanur, Bali, Sabtu (15/6/2024).
"Alhamdulillah hingga akhir Mei tahun 2024 ini telah terdaftar 113,3 juta bidang tanah dan 91,7 juta bidang tanah diantaranya telah bersertifikat," imbuhnya.
Â
Advertisement
Hampir Capai Target
Dia menegaskan, angka ini setara dengan 94,4 persen dari target 120 juta bidang tanah di 2024. Kemudian, setara dengan 89 persen dari target PTSL sebanyak 126 juta bidang tanah terdaftar di 2025 nanti.
"Hasil ini signifikan telah mencapai 94,4 persen dari target 120 juta bidang tanah pada tahun 2024 atau mencapai 89 persen jika dihadapkan pada total target hingga akhir 2025 yaitu 126 juta bidang tanah," tuturnya.
Dia mencatat, sejak memimpin Kementerian ATR/BPN pada Februari 2024, telah didaftarkan sebanyak 2,4 juta bidang tanah. Ini jadi capaian dalam 100 hari kerja AHY.