Sukses

Super Mahal, Uang Gedung Kuliah Kedokteran Bisa Buat Beli Alphard

Selain uang gedung, UKT di berbagai kampus yang kepalang mahal. Terlepas dari sikap Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim yang telah membatalkan kenaikan UKT pada tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyinggung biaya pendidikan kedokteran di perguruan tinggi yang terlampau mahal.

Dalam konteks ini, ia menyebut uang gedung yang belum termasuk uang kuliah tunggal (UKT) untuk menempuh pendidikan dokter saja sudah semahal harga Toyota Alphard. Adapun jika disetarakan dengan harga Alphard varian dasar di Indonesia, itu setara Rp 1,407 miliar.

"Bahwa untuk masuk kedokteran, saya sudah dapat banyak data, Masya Allah, itu biasa institusinya bisa beli Alphard satu hanya untuk membayar biaya gedung. Belum UKT-nya ratusan juta," ujar Dede Yusuf dalam RDP Panja Pembiayaan Pendidikan bersama Komisi X DPR RI, Rabu (19/6/2024).

Menurut dia, ongkos pendidikan untuk uang kuliah kedokteran ini terlampau besar. Tidak selaras dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menilai Indonesia masih kekurangan dokter.

"Padahal Menteri Kesehatan selalu mengatakan kita kekurangan dokter. Nah ini kita dilematis," tegas Dede Yusuf.

Masih terkait uang kuliah, ia juga mengkritisi UKT di berbagai kampus yang kepalang mahal. Terlepas dari sikap Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim yang telah membatalkan kenaikan UKT pada tahun ini.

"Walaupun kemarin sudah ada peraturan baru untuk membatalkan kenaikan UKT, ternyata masih banyak UKT-UKT yang harganya luar biasa sekali. Sayangnya, angka kemahalan ini masih luar biasa," keluh Dede Yusuf.

Menyikapi itu, Dede Yusuf meminta Kemendikbud-Ristek menganalisa kebutuhan biaya pendidikan agar tidak terlalu memberatkan para peserta didik dan orang tuanya.

"Terkait hal itu, kami sudah diskusi dengan Kemendikbud, apakah mungkin anggaran pendidikan ini kita harus duduk bersama dulu, lalu kemudian kita melihat mana yang harus jadi subprioritas," pintanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani Siapkan Student Loan, Solusi Bagi Mahasiswa Kesulitan Bayar Uang Kuliah

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tengah menggodok program student loan yang akan menyediakan pinjaman dengan bunga rendah bagi mahasiswa.

Dia menyebut, program student loan akan menyasar mahasiswa yang memiliki ketidakmampuan secara ekonomi untuk membayar uang kuliah.

 "Saat ini, terkait dengan adanya pangsa mahasiswa yang masih membutuhkan pinjaman kita tuh sedang membahas untuk mengembangkan student loan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK Kuartal I-2024 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (30/1).

Sri Mulyani mengatakan, sumber dana student loan akan menggunakan dana abadi yang tersedia pada program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Saat ini, pihaknya terus melakukan pembahasan dengan Dewan Pengawas (Dewas) LPDP terkait program student loan.

"Saat ini LPDP sedang membahasnya untuk kemudian bisa kita sampaikan dan kita putuskan dalam Dewan Pengawas (LPDP)," ujarnya.

Untuk mencegah resiko gagal bayar yang terjadi di Amerika Serikat (AS), Sri Mulyani juga melakukan pembahasan bersama pihak perbankan. Pembahasan ini bertujuan untuk memastikan pinjaman yang diberikan tidak membebani mahasiswa, sehingga tidak mengalami gagal bayar.

 

3 dari 3 halaman

SDM Handal

"Kita sudah membahas dengan perbankan, LPDP nanti akan merumuskan bagaimana affordability (keterjangkauan) pinjaman itu. Sehingga tidak memberatkan student, tapi tetap mencegah terjadinya moral hazard," bebernya.

Sri Mulyani mengungkapkan,  program student loan merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan SDM handal menuju negara maju. Antara lain dengan terus memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

"Untuk mencapai SDM yang baik kualitasnya, maka kita akan terus memperbaiki berbagai isu mengenai human capital terutama di pendidikan melalui program yang didanai LPDP," pungkas Sri Mulyani. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini