Sukses

Harga Emas Dunia Tersungkur, Apa Penyebabnya?

Harga emas di pasar spot anjlok 1,7 persen menjadi ke posisi USD 2.319,95 per ounce sambut akhir pekan.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat, 21 Juni 2024. Koreksi harga emas didorong penguatan dolar Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.

Hal ini terjadi setelah data menunjukkan aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) yang kuat. Mengutip CNBC, Sabtu (22/6/2024), harga emas di pasar spot merosot 1,7 persen ke posisi USD 2.319,95 per ounce. Harga emas berjangka di Amerika Serikat (AS) turun 1,6 persen ke posisi USD 2.331,20.

Di sisi lain, harga platinum naik 1,8 persen menjadi USD 995,78 per ounce, sedangkan harga perak turun 3,7 persen menjadi USD 29,57. Namun, dua logam ini catat kenaikan mingguan.

"Kami mungkin melihat reaksi terhadap kenaikan imbal hasil obligasi dan berlanjutnya penguatan dolar AS setelah data yang dirilis sebelumnya,” ujar Head of Commodity Strategies TD Securities, Bart Melek seperti dikutip dari CNBC.

Aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) yang merangkak naik ke level tertinggi dalam 26 bulan pada Juni 2024 di tengah pulihnya lapangan kerja. Sebelumnya pada Kamis menunjukkan permohonan tunjangan pengangguran AS untuk pertama kalinya turun secara moderat pada pekan lalu.

Di sisi lain, dolar AS naik 0,2 persen ke level tertinggi dalam lebih dari tujuh minggu sehingga membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik tipis setelah data AS rilis.

Pelaku pasar saat ini prediksi kemungkinan 63 persen penurunan suku bunga the Fed pada September, sedikit berubah dari Kamis malam, menurut CME FedWatch Tool. Adapun suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, palladium di pasar spot naik 3,2 persen menjadi USD 953,17 per ounce setelah naik 11,2 persen menjadi USD 1.027,04 di awal sesi perdagangan.

“Ada beberapa pembelian palladium ETF secara signifikan baru-baru ini yang menyebabkan kekurangan fisik dalam jangka pendek dan membuat pasar berjangka mengalami kemunduran,” ujar Independent Metals Trader Tai Wong

Ia prediksi volatilitas akan berlanjut selama beberapa hari lagi

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Emas Bakal Naik atau Turun Minggu Ini? Simak Analisanya

Sebelumnya, harga emas fokus pada data inflasi dan kebijakan suku bunga Fed setelah minggu yang didominasi oleh berita dari China dan laporan ketenagakerjaan.

Dikutip dari Kitco.com, Senin (17/6/2024), setelah memulai perdagangan minggu ini pada USD 2.293,70 per ounce pada sesi Asia Minggu malam, harga emas spot berhasil menembus level USD 2.300 sekitar dua jam sebelum pembukaan pasar Amerika Utara, dan level tersebut bertahan sepanjang minggu yang penuh fluktuasi.

Harga emas bergerak fluktuatif dalam kisaran USD 15 yang relatif sempit karena pelaku pasar menunggu pada Rabu, yang akan diawali dengan laporan inflasi konsumen di pagi hari, kemudian pengumuman suku bunga FOMC, proyeksi ekonomi terbaru, dan konferensi pers Ketua Powell di sore hari.

Laporan CPI akhirnya mengguncang pasar keluar dari perdagangan sideways, mendorong emas spot dari USD 2.313 per ounce tepat sebelum rilis data ke level tertinggi mingguan USD 2.336,72 segera setelahnya.

Pada saat Federal Reserve mengumumkan bahwa mereka mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pukul 2:00 sore, harga telah turun kembali menjadi USD 2.326 per ounce, dan emas spot terus terjual secara bertahap karena pasar mencerna retorika hawkish Powell dan proyeksi terbaru FOMC yang hanya akan menurunkan suku bunga satu kali sepanjang tahun 2024.

Pada Kamis, emas spot sekali lagi turun kembali ke support, tetapi mengalami kenaikan yang kuat tepat di bawah level USD 2.300 dan pada Jumat pagi, logam kuning tersebut kembali naik menjelang akhir pekan.

3 dari 4 halaman

Optimisme Para Ahli terhadap Harga Emas

Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan sebagian besar pakar industri dan pedagang ritel melihat peluang emas untuk naik minggu depan karena mereka keluar dari hibernasi bearish dan kembali ke area bullish.

"Emas keluar dari penurunan tiga minggu, didorong oleh ketidakpastian politik di Eropa, dan penurunan tajam suku bunga," kata Marc Chandler, Managing Director di Bannockburn Global Forex.

"Emas pulih sekitar setengah dari apa yang hilang setelah data pekerjaan AS pada 7 Juni dan laporan bahwa PBOC tidak membeli emas untuk cadangan bulan lalu."

Chandler mencatat bahwa emas spot diperdagangkan sekitar USD 2.841 di pertengahan minggu lalu sebelum berkonsolidasi.

"Emas relatif tertahan, mungkin ditarik oleh sinyal yang saling bertentangan—dolar yang lebih kuat di satu sisi, dan suku bunga yang lebih rendah di sisi lain. Resistance tren dimulai minggu baru ini mendekati USD 2.362. Dalam pandangan jangka menengah, saya menduga emas lebih dekat ke bottom daripada top dan suku bunga yang lebih rendah diharapkan dapat menopang logam kuning tersebut," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Prediksi dari Pakar Pasar

Para ahli seperti James Stanley, Adrian Day, Colin Cieszynski, Sean Lusk, dan Darin Newsom memberikan prediksi mereka tentang pergerakan harga emas ke depan.

Secara keseluruhan, mereka melihat peluang emas batangan untuk naik meskipun ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

Minggu ini, fokus pasar akan beralih ke Eropa dengan Bank Sentral Swiss dan Bank of England yang akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter mereka pada Kamis pagi.

KesimpulanHarga emas mengalami minggu yang fluktuatif namun berhasil ditutup menguat. Para ahli sebagian besar optimis terhadap kenaikan harga emas minggu ini. Fokus pasar selanjutnya akan beralih ke data ekonomi dan keputusan kebijakan moneter bank sentral Eropa.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.