Sukses

Konsentrat Tembaga Perdana Tiba di Smelter Baru Freeport Indonesia

Kapal ini membawa total 22.000 ton konsentrat tembaga. 10.000 ton dimurnikan di smelter pertama PTFI yaitu PT Smelting dan sebanyak 12.000 ton menjadi pasokan utama smelter baru PT Freeport Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kapal Mother Vessel (MV) Unitama Lily mengangkut konsentrat tembaga perdana dari Pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, telah bersandar di pelabuhan Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Jumat, 21 Juni 2024.

Kapal ini membawa total 22.000 ton konsentrat tembaga. 10.000 ton dimurnikan di smelter pertama PT Freeport Indonesia yaitu PT Smelting dan sebanyak 12.000 ton menjadi pasokan utama smelter baru PTFI yang beroperasi pada Juni 2024.

Selanjutnya konsentrat dipindahkan dan ditempatkan dalam Concentrate Barn sebelum diproses lebih lanjut nantinya di Flash Smelting Furnace (FSF). Konsentrat ini merupakan hasil dari proses pengolahan bijih tembaga yang telah dipisahkan dari mineral-mineral lainnya untuk kemudian dimurnikan menghasilkan tembaga murni di smelter Freeport Indonesia.

“Secara garis besar terdapat tiga proses yang harus dilalui konsentrat sebelum menjadi lembaran katoda tembaga, yakni proses material handling konsentrat, proses peleburan di Furnace dan pemurnian di Electrorefinery,” demikian dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (22/6/2024).

Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Indonesia Resmi Diperpanjang

Sebelumnya, Pemerintah resmi memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) setidaknya hingga akhir 2024 ini. Perpanjangan relaksasi ekspor itu sudah diterbitkan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan mengatakan sudah memproses perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga Freeport itu. Sehingga, kegiatan ekspor bisa langsung berjalan pekan depan. Meski begitu, dia tak mengatakan jumlah pasti yang diberikan izin.

"Sudah Senin selesai, Senin besok. Waduh saya enggak hafal jumlahnya, pokoknya selesai," kata Mendag Zulkifli Hasan, ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat, 31 Mei 2024.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Indonesia

Asal tahu saja, relaksasi ekspor konsentrat tembaga PTFI berakhir pada 31 Mei 2024 ini, menyusul adanya kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 10 Juni 2023 lalu.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso menyampaikan Freeport Indonesia tinggal melanjutkan kegiatan ekspor konsentrat tembaga. Setidaknya, hingga 31 Desember 2024 ini, seiring pembangunan smelter pengolahan di Gresik, Jawa Timur.

"Tidak masalah, tinggal diteruskan. Terkait itu kan soalnya 31 Mei habis, kan diperpanjang sampai 31 Desember, ya gaada masalah jalan terus," ucapnya.

"(Izin perpanjangan) Ini berlaku mulai tanggal 1 Juni," Budi menambahkan.

 

 

 

3 dari 5 halaman

5 Perusahaan Bisa Tetap Ekspor Tembaga

Budi menegaskan perpanjangan relaksasi ekspor bahan mineral mentah ini tak berlaku bagi perusahaan tertentu saja. Namun, landasannya adalah komoditas yang berhak dikirim ke luar negeri.

Sebagai catatan, ada 5 perusahaan yang mendapat relaksasi hingga Mei 2024 sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2023. Diantaranya, PT Freeport Indonesia, PT Amman Mineral, untuk konsentrat tembaga.

Lalu, PT Sebuku Iron Lateritic Ores di sektor pemurnian mineral besi. Serta, PT Kapuas Prima Citra untuk timbal, PT Kobar Lamandau Mineral untuk seng.

"Sama seperti peraturan sebelumnya, ga berubah cuma diperpanjang aja sampai 31 Desember. Pada prinsipnya 5 komoditas itu bisa diekspor, siapa saja yang memenuhi syarat," pungkasnya.

4 dari 5 halaman

Jokowi: Saham Indonesia di Freeport Akan Tambah Jadi 61 Persen

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan kepemilikan saham pemerintah di PT Freeport Indonesia akan bertambah 10 persen pada beberapa bulan kedepan. Dengan begitu, total saham yang akan dimiliki pemerintah di PT Freeport yakni sebesar 61 persen.

"Dalam pengambilalihan Freeport menuju sekarang 51 persen itu memerlukan 3,5 tahun dan kita bekerja diam-diam, enggak ada yang tahu. Tahu-tagu kita ambil alih. Dan sebentar lagi, Insya Allah dalam bulan-bulan depan ini kita akan tambah lagi 10 persen jadi 61 persen," kata Jokowi saat menghadiri Inaugurasi Kepengurusan GP Ansor di Istora Senayan Jakarta, Senin (27/5/2024).

Dia menyampaikan, kepemilikan saham mayoritas di PT Freeport akan memberikan keuntungan besar bagi negara.

Jokowi menyebut sebanyak 80 persen keuntungan PT Freeport nantinya akan masuk ke kas negara, baik dalam bentuk royalti, Pph Badan, Pph Karyawan, bea ekspor, hingga bea keluar.

"Kalau kita bicara Freeport itu bukan milik Amerika lagi, tapi sudah jadi milik negara kita Indonesia. Sudah jadi milik kita. Itu pengambilalihannya saya buka sedikit, pakai uang. Tidak pake kekuatan, tapi pakai uang. Uangnya ambilnya dari Amerika. Kita bayar ke Freeport," tuturnya.

 

5 dari 5 halaman

Ada Pihak yang Menakuti-nakuti

Jokowi menyampaikan pelunasan untuk mengambilalih saham Freeport akan lunas tahun ini.

Menurut Jokowi, Indonesia mendapat untung besar sebab pengambilalihan saham dilakukan sebelum harga tembaga dunia naik.

"Harganya sekarang sudah 4 kali lipat dari harga kita beli karena harga tembaga dunia sekarang naik. Artinya, kita untung dan untung. Untungnya saat itu pemiliknya mau melepas karena kondisi goncangan ekonomi saat itu," kata Jokowi.

Dia mengungkapkan ada pihak-pihak yang menakut-nakutinya untuk mengambilalih PT Freeport, dengan alasan kondisi Papua yang bisa bergejolak kapanpun. Namun, Jokowi memakai strategi bisnis untuk mengambilalih Freeport dari Amerika.

"Saat itu saya banyak ditakut-takuti, 'Pak hati-hati Papua bisa bergolak. Besoknya ada lagi, 'Pak hati-hati Papua bisa lepas dari Indonesia. Besoknya lagi, 'Pak hati-hati Indonesia akan bergejolak kalo Freeport diambil negara. Tapi pengambilalihan tidak dengan kekuatan negara, dengan cara-cara bisnis. Tapi dapat," pungkas Jokowi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini